Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Pada Tanaman Kacang Kedelai Glycine max L. Merril, 2007.
USU Repository © 2009
kuningan serta semua daun rontok. Kemudian polong kedelai dijemur ditikar atau diterpal sampai kering dengan kadar air 18. Kalau hari cerah cukup dua hari
dijemur dengan tanda polong mudah pecah Manurung, 1994. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl BAPPENAS, 2006.
Bagi pertumbuhannya, tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah hujan minimum sekitar 800 mm pada masa pertumbuhanya selama 3 sampai 4
bulan. Pada daerah dingin ketinggian di bawah 1000 mdpl tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, terutama jika tanahnya merupakan tanah
yang subur dan memperoleh pengairan yang baik Kartasapoetra, 1988. Pada lingkungan yang optimal setelah 4 hari benih kedelai ditanam sudah
mulai tumbuh atau berkecambah. Pada umur 4 – 7 hari setelah tanam, penyulaman sudah dapat dilakukan. Penyulaman lebih dari 7 hari setelah tanam, sebaiknya
dilakukan dilakukan dengan pindah bibit dari sekitar atau bibit diambil dari antara tanaman Manurung, 1994.
2. Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi
Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia, adanya penyakit karat pada kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada
waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli Pers. Link. Setelah itu penyakit karat pada kedelai tidak disebut-sebut. Antara lain penyakit ini tidak
terdapat dalam ikhtisar ringkas hama dan penyakit kedelai di Jawa yang ditulis oleh Van der Gook dan Muller 19311932 Semangun,1991.
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Pada Tanaman Kacang Kedelai Glycine max L. Merril, 2007.
USU Repository © 2009
Gejala Penyakit
Menurut Yang 1977 gejala penyakit karat kedelai adalah sebagai berikut. Gejala tampak pada daun, tangkai, dan kadang-kadang pada batang. Mula-mula di
sini terjadi bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit berubah menjadi coklat atau coklat tua. Bercak-bercak karat terlihat sebelum
bisul-bisul pustule pecah. Bercak tampak bersudut-sudut, karena dibatasi oleh tulang-tulang daun di dekat tempat terjadinya infeksi Semangun, 1991.
Gejala penyakit karat tampak pada daun, tangkai daun dan kadang-kadang pada batang yang mula-mula terbentuk bercak-bercak dan kemudian berkembang
menjadi bisul yang berwarna seperti karat. Pada umumnya serangan terjadi pada permukaan bawah daun dan serangan awal biasanya terjadi pada daun-daun
bawah yang
kemudian berkembang
ke daun
yang lebih
atas Sumartini dan Yusmani, 2001
Penyebab Penyakit
Penyakit karat disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Jamur tersebut juga dapat menyerang kacang gude, kara pedang, orok-orok, bengkuang, kacang
kratok, buncis, kecipir, kacang hijau, kacang uci dan kacang panjang Yang, 1977; Sinaga, 1979; Sudjono, 1984.
Phakopsora pachyrhizi mempunyai uredium pada sisi bawah dan atas daun, coklat muda sampai coklat, bergaris tengah 100-200 µm, sering kali tersebar
merata memenuhi permukaan daun. Parafisa pangkalnya bersatu, membentuk penutup yang mirip dengan kubah diatas uredium. Parafisa membengkok,
berbentuk gada atau mempunyai ujung membengkak, hialin atau berwarna jerami
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Pada Tanaman Kacang Kedelai Glycine max L. Merril, 2007.
USU Repository © 2009
dengan ruang sel sempit. Ujungnya berukuran 7,5-15 µm, dengan panjang 20-47 µ m,. Uredium bentuknya seperti piknidiun, mirip dengan ‘gunung api’ kecil.
Uredium dibentuk di bawah epidermis, jika dilihat dari atas berbentuk bulat atau jorong. Di pusat bagian uredium yang menonjol berbentuk lubang yang menjadi
jalan keluarnya urediospora. Urediospora membulat pendek, bulat telur, atau jorong, hialin sammpai coklat kekuningan, 15-34 x 15-24 µ m, dengan dinding
hialin yang tebalnya 1-1,5 µm, berduri-duri halus Semangun,1991. Menurut Sudjono 1984 pada daun pertama kedelai muda dapat terjadi dua
macam bercak, yaitu yang mempunyai halo berwarna coklat dan yang tidak. Kedua tipe gejala ini menunjukkan adanya dua ras Phakopsora pachyrhizi pada
kedelai. Ras dengan gejala tipe pertama lebih virulen daripada yang dengan gejala tipe kedua.
Daur Penyakit
Phakopsora pachyrhizi dapat menginfeksi banyak tanaman kacangan- kacangan, antara lain yang sering terdapat disini adalah gude Cajanus cajan,
kara pedang Canaviala gladiata, kacang asu Calopogonium mutcunoides, tanama penutup tanah, Orok-orok Crotalaria spp., Desmodium spp., Kara
Dolochos lablab, bangkuang Pachyrrhizus erosus, kratok
Phaseolus lunatus, buncis P. fulgaris, kecipir Psophocarpus tetragonolobus, Pueraria phaseoloides tanaman pentup tanah, kacang hijau Vigna radiate,
kacang uci V. umbellate, dan kacang panjang v. unguiculata. Namun mengenai hal ini masih perlu diteliti hubungan antara Phakopsora pachyrhizi dengan
Uromyces appendiculatus yang merupakan jamur karat yang lazim terdapat pada
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Pada Tanaman Kacang Kedelai Glycine max L. Merril, 2007.
USU Repository © 2009
buncis, kacang hijau, dan kacang panjang di alam. Phakopsora pachyrhizi tidak bertahan dalan biji Semangun,1991 .
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
Suhu optimum untuk perkecambahan Urediospora adalah 15–25 C. Pada
kedelai infeksi paling banyak terjadi pada suhu 20–25 C dengan embun selama
10–12 jam., pada suhu 15–17 C diperlukan embun selama 16-18 jam. Masa
berembun terpendek untuk terjadinya infeksi pada suhu 20–25 C adalah 6 jam,
sedang pada 15–17 C adalah 8–10 jam. Infeksi tidak terjadi bila suhu lebih tinggi
dari 27,5 C. Bakal uredium mulai tampak 5–7 hari setelah inokulasi dan
pembentukan spora terjadi 2–4 hari kemudian. Penyakit karat yang lebih berat terjdi pada tanaman kedelai pada musim hujan Semangun,1991 .
Jenis-jenis kedelai mempunyai kerentanan yang berbeda-beda. Sejak semula di Bogor diketahui bahwa ringgit, sumbing, dan Davros sangat rentan terhadap
karat, sedang Wakasima agak tahan. Ketahanan juga tergantung dari umur tanaman. Ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur. Bercak karat
bertambah banyak setelah tanaman berbunga. Antara umur panjang dengan ketahanan, dan antara umur pendek dengan kerentanan terdapat korelasi positif.
Ketahanan ternyata bersifat dominan dan ditentukan oleh dua gen mayor Semangun, 1991.
Pengendalian
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun Phakopsora pachyrhizi Pada Tanaman Kacang Kedelai Glycine max L. Merril, 2007.