Perlunya Pelaksanaan K3 Rumah Sakit

46. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 922 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota 47. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 439 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan 48. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit

2.4. Perlunya Pelaksanaan K3 Rumah Sakit

Perlunya pelaksanaan K3 Rumah Sakit yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007: 1. Kebijakan pemerintah tentang Rumah Sakit di Indonesia; meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di Rumah Sakit. 2. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi K3 RS serta tindak lanjut yang merujuk pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit dan Occupational Health and Safety Advisory Services OHSAS 18001 tentang standar Sistem Manajemen K3. 3. Sistem manajemen K3 Rumah Sakit adalah bagian dari sistem manajemen Rumah Sakit. 4. Rumah Sakit kompetitif di era global; tuntutan pengelolaan program K3 di Rumah Sakit semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar. 5. Tuntutan hukum terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit semakin meningkat; tuntutan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik. 6. Pelaksanaan K3 berkaitan dengan citra dan kelangsungan hidup Rumah Sakit. 7. Karakteristik Rumah Sakit; pelayanan kesehatan merupakan industri yang terdiri dari banyak tenaga kerja labor intensive, padat modal, padat teknologi, dan padat pakar, bidang pekerjaan dengan tingkat keterlibatan manusia yang tinggi, terbukanya akses bagi bukan pekerja Rumah Sakit dengan leluasa serta kegiatan yang terus menerus setiap hari. 8. Beberapa isu K3 yang penting di Rumah Sakit; keselamatan pasien dan pengunjung, K3 pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit yang berdampak terhadap keselamatan pasien dan pekerja dan keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan. 9. Rumah Sakit sebagai sistem pelayanan terintegrasi meliputi: a. Masukan input: kebijakan, SDM, fasilitas, sistem informasi, logistik obat reagensiaperalatan, keuangan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b. Proses: pelayanan rawat jalan dan rawat inap in and out patient, Instalasi Gawat Darurat IGD, pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang dilaksanakan dengan baik dan benar, dan lain-lain. c. Keluaran output: pelayanan dan pengobatan prima excellence medicine and services. d. Lingkungan. 2.5. Masalah K3 Rumah Sakit Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja merupakan masalah K3 yang dominan di Rumah Sakit. Hasil laporan National Safety Council NSC tahun 1988 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41 lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergoresterpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi dan lain-lain. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan kompensasi pada pekerja RS, yaitu sprains, strains: 52; contussion, crushing, bruising: 11; cuts, laceration, punctures: 10.8; fractures: 5.6; multiple injuries: 2.1; thermal burns: 2; scratches, abrasions: 1.9; infections: 1.3; dermatitis: 1.2; dan lain-lain: 12.4 US Department of Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistics, 1983. Laporan lainnya yakni di Israel, angka prevalensi cedera punggung tertinggi pada perawat 16.8 dibandingkan pekerja sektor industri lain. Di Australia, diantara 813 perawat, 87 pernah low back pain, prevalensi 42 dan di AS, insiden cedera musculoskeletal 4.62100 perawat per tahun. Cedera punggung menghabiskan biaya kompensasi Universitas Sumatera Utara terbesar, yaitu lebih dari 1 miliar US per tahun. Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di RS belum tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para petugas di RS, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di RS Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007.

2.6. Bahaya-bahaya Potensial Di Rumah Sakit

Dokumen yang terkait

Komputerisasi Rekam Medis di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi

0 25 74

Rumah Sakit Paru Medan (Arsitektur Hijau)

18 116 153

Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010

0 35 65

Perbandingan Kompleksitas Maloklusi Klas I, II, III Pada Pasien Di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan FKG USU Dengan Menggunakan Metode Discrepancy Index

7 56 97

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 0 18

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 0 2

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 0 12

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 0 60

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 1 2

Analisis Implementasi Pemenuhan Standar Kesehatan dan Kesetan Kerja Berbasis Kepmenkes RI No.1087 Menkes SK VIII 2010 di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I BB Medan

0 0 33