Tujuan Alternatif Perbandingan Sumber Daya Perumusan Kuantitatif Keterkaitan Peubah

Elisabeth Aritonang : Kriteria Laplace Pada Pencarian Solusi Program Linier Fuzzy, 2009. Menurut Nasendi 1985, p13-14 , agar dapat merumuskan suatu permasalahan ke dalam program linier, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Tujuan

Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas yang disebut Fungsi tujuan. Fungsi tujuan tersebut dapat berupa dampak positif, manfaat-manfaat, keuntungan- keuntungan, dan kebaikan-kebaikan yang ingin dimaksimumkan, atau dampak negatif, kerugian-kerugian, risiko-risiko, biaya-biaya, jarak, waktu, dan sebagainya yang ingin diminimumkan.

2. Alternatif Perbandingan

Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan ; misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya terendah; atau antara alternatif padat modal dengan padat karya; atau antara kebijakan A dengan B; atau antara proyeksi permintaan tinggi dengan rendah; dan seterusnya.

3. Sumber Daya

Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas. Misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, keterbatasan luas tanah, keterbatasan ruangan, dan lain-lain. Keterbatasan dalam sumber daya tersebut dinamakan sebagai kendala atau syarat ikatan.

4. Perumusan Kuantitatif

Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara kuantitatif dalam apa yang disebut model matematika.

5. Keterkaitan Peubah

Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut harus memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan. Hubungan keterkaitan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan yang saling mempengaruhi, hubungan interaksi, interdependensi, timbal-balik, saling menunjang, dan sebagainya. Elisabeth Aritonang : Kriteria Laplace Pada Pencarian Solusi Program Linier Fuzzy, 2009. Model Dasar Model dasar atau model baku PL Program Linier dapat dirumuskan sebagai berikut : Fungsi tujuan : Maksimalkan atau minimalkan : n n x c x c x c Z + + + = ... 2 2 1 1 2.1 Kendala : 1 1 2 12 1 11 ... b atau x a x a x a n n ≥ ≤ + + + 2 2 2 22 1 21 ... b atau x a x a x a n n ≥ ≤ + + + . . . . 2.2 . . . . . . . . m n mn m m b atau x a x a x a ≥ ≤ + + + ... 2 2 1 1 , ≥ j x untuk n j ,..., 2 , 1 = syarat non-negatif 2.3 Bentuk diatas dapat juga ditulis sebagai berikut : Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan : ∑ = = n j j j x c Z 1 2.4 Kendala : i n j j ij b atau x a ≥ ≤ ∑ =1 untuk m i ,..., 2 , 1 = 2.5 Dan ≥ j x , n j ,..., 2 , 1 = 2.6 Untuk : j c = Parameter yang dijadikan kriteria optimisasi, atau koefisien peubah pengambilan keputusan dalam fungsi tujuan. j x = Peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang ingin dicari; yang tidak diketahui. ij a = Koefisien teknologi peubah pengambilan keputusan dalam kendala ke-i. Elisabeth Aritonang : Kriteria Laplace Pada Pencarian Solusi Program Linier Fuzzy, 2009. i b = Sumber daya yang terbatas, yang membatasi kegiatan atau usaha yang bersangkutan; disebut konstanta atau ‘ nilai sebelah kanan ‘ dari kendala ke-i. Z = Nilai skalar kriteria pengambilan keputusan; suatu fungsi tujuan . Model dasar yang dirumuskan dalam 2.1-2.3 atau 2.4-2.6 dapat diformulasikan lagi dalam notasi matriks, yaitu : Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan : X C = Z 2.7 Kendala : b AX ≥ ≤ atau 2.8 Dan X ≥ Dengan mxn m n R A R b R X C ∈ ∈ ∈ , , , , 2.9

2.2 Metode Simpleks