4.3 Hasil Simulasi 1. Pada Putaran 745 Rpm dengan Spesimen standar dan dibuat dengan material
titanium
Gambar 4.5 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan putaran mesin 745 rpm maka akan terjadi perubahan suhu masuk. Awalnya 91
o
C menjadi 83,179
o
C.
Gambar 4.6 Distribusi Temperatur Knalpot dengan Pipa
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Dengan adanya penambahan 2 pipa maka akan terjadi penurunanan suhu yang lebih rendah dari pada tanpa adanya 2 pipa atau ruang kosong Penurunan ini dapat terlihat
pada gambar dari awalnya 91
o
C menjadi 82.998
o
C.
Gambar 4.7 Distribusi Temperatur Knalpot dengan penambahan 1 sekat
Dengan adanya penambahan 1 sekat maka akan terjadi penurunanan suhu yang lebih rendah dari pada tanpa adanya sekat. Penurunan ini dapat terlihat pada gambar dari
awalnya 91
o
C menjadi 81,507
o
C.
Gambar 4.8 Distribusi Temperatur Knalpot dengan penambahan 2 sekat
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Dengan adanya penambahan 2 sekat maka akan terjadi penurunanan suhu yang lebih rendah dari pada hanya 1 sekat. Penurunan ini dapat terlihat pada gambar dari awalnya
91
o
C menjadi 79.831
o
C.
Gambar 4.9 Distribusi Temperatur Knalpot dengan penambahan 3 sekat
Dengan adanya penambahan 3 sekat maka akan terjadi penurunanan suhu yang lebih rendah dari pada hanya 2 sekat. Penurunan ini dapat terlihat pada gambar dari awalnya
91
o
C menjadi 77,391
o
C.
Gambar 4.10 Distribusi Temperatur Knalpot dengan 3 sekat yang berlubang
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Dengan adanya penambahan sekat yang berlubang maka akan terjadi penurunan suhu lebih kecil dari pada penambahan 3 sekat yang tidak berlubang. Ini dapat terlihat pada
gambar diatas dari awalnya 91
o
C menjadi 77,726
o
C.
2. Pada Putaran 745 Rpm dengan Spesimen diperbesar dari standar dibuat dengan Material titanium.
Gambar 4.11 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan adanya Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih besar maka akan terjadi perubahan penurunanan suhu lebih besar dari pada knalpot ukuran standar. Penurunan
ini dapat terlihat pada gambar diatas dari awalnya 91
o
C menjadi 81,22
o
C.
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
3. Pada Putaran 745 Rpm dengan spesimen diperkecil dari standar dan dibuat dengan Material titanium.
Gambar 4.12 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih kecil dari standar maka akan terjadi perubahan penurunanan suhu yang lebih kecil dari pada knalpot ukuran standar.
Penurunan ini dapat terlihat pada gambar diatas dari awalnya 91
o
C menjadi 85,138
o
C.
4. Pada Putaran 1500 Rpm dengan spesimen standar dan dibuat dengan Material titanium.
Gambar 4.13 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Dengan adanya perubahan Putaran mesin menjadi 1500 rpm maka akan terjadi penurunan suhu masuk. Awalnya 157
o
C menjadi 139,474
o
C.
5. Pada Putaran 1500 Rpm dengan spesimen diperbesar dari standar dan dibuat dengan Material titanium.
Gambar 4.14 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan adanya Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih besar dari standar maka akan terjadi perubahan penurunan suhu yang lebih besar dari pada ukuran standar. Penurunan
ini dapat terlihat pada gambar diatas dari awalnya 157
o
C menjadi 135,085
o
C.
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
6. Pada Putaran 1500 Rpm dengan spesimen diperkecil dari standar dan dibuat
dengan Material titanium.
Gambar 4.15 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan adanya Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih kecil dari standar maka akan terjadi perubahan penurunan suhu yang kecil dari pada knalpot standar. Penurunan ini
dapat terlihat pada gambar diatas dari awalnya 157
o
C menjadi 142,864
o
C.
7. Pada Putaran 2000 Rpm dengan spesimen standar dan dibuat dengan Material titanium
Gambar 4.16 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Dengan adanya Perubahan Putaran mesin menjadi 2000 rpm maka akan terjadi perubahan suhu penurunan suhu. Awalnya 220
o
C menjadi 210,224
o
C.
8. Pada Putaran 2000 Rpm dengan Spesimen diperbesar dari standar dan dibuat dengan Material titanium.
Gambar 4.17 Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan adanya Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih besar dari standar maka akan terjadi penurunan suhu yang lebih besar dari standar. Penurunan ini dapat terlihat pada
gambar diatas dari awalnya 220
o
C menjadi 207,8
o
C.
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
9. Pada Putaran 2000 Rpm dengan spesimen diperkecil dari standar dan dibuat dengan Material titanium
Gambar 4.18. Distribusi Temperatur Knalpot yang hanya berupa ruang kosong
Dengan Perubahan dimensi knalpot menjadi lebih kecil dari standar maka akan terjadi perubahan penurunan suhu yang kecil dari standar. Penurunan ini dapat terlihat pada
gambar diatas dari awalnya 220
o
C menjadi 212,668
o
C.
4.4 ANALISA PERHITUNGAN KEBISINGAN