Bising noise diartikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat merusak pendengaran manusia. Bunyi dinilai sebagai bising sangatlah relatif sekali, suatu contoh
misalnya : bunyi mesin-mesin di pabrik merupakan hal yang biasa bagi operatornya, tetapi tidak demikian pada orang-orang lain disekitarnya. Itu adalah suara yang tidak
diinginkan, suara itu adalah kebisingan. Tetapi hampir semua mesin-mesin yang dihasilkan, baik itu untuk industri maupun pada kendaraan bermotor selalu disertai
dengan kebisingan.
2.3.1 Sumber-Sumber Kebisingan
Secara garis besar sumber-sumber kebisingan dapat dibagi atas tiga yaitu :
1. Air Borne
2. Solid Borne Structur Borne 3. Fluid Borne
Air borne merupakan penyebab kebisingan akibat fenomena turbulen, shock dan pulsasi
di dalam media udara atau gas. Solid borne struktur borne adalah fenomena kebisingan yang terjadi pada benda solid akibat dari impak, medan magnet dan lainnya.
Sedangkan fluid borne adalah kebisingan pada fluida yang disebabkan oleh gejala- gejala turbulen, kavitasi dan pulsasi.
Pada sistem teknik mesin, gejala-gejala penyebab kebisingan yang sering timbul dapat digolongkan atas tiga yaiut :
1. Mechanical Noise : Kebisingan akibat fenomena mekanikal, antara lain pada roda gigi, impeller, suatu fan ataupun sistem yang terkena beban luar.
2. Electro Noise : Kebisingan akibat fenomena elektro, antara lain pada trafo, generator dan lainya.
3. Hydro Noise : Kebisingan akibat fenomena hydro, antar lain aliran turbulen, instalasi pipa dan lainya.
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
2.3.2 Efek Pendengaran dan Pengaruh Kebisingan Terhadap Manusia
Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis.
Kebisingan yang terjadi dapat mempengaruhi kemampuan pendengaran manusia, selain itu juga dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan tingkah lakunya.
Kebisingan yang cukup tinggi, diatas 70 dB dapat mengakibatkan kegelisahan, kurang enak badan dan gangguan peredaran darah. Kebisingan diatas 85 dB dapat
menyebabkan kemunduran serius pada kondisi kesehatan seseorang. Bila tingkat kebisingan melampui tingkat kebisingan yang membahayakan maka
harus diambil suatu tindakan pencegahan untuk mereduksi sumber kebisingan. Dan apabila hal ini berlangsung terus menerus dapat merusak pendengaran yang sifatnya
sementara atau permanen. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh semua orang, sebab pengaruh atau efek yang ditimbulkan tidak terjadi saat itu juga, bisa beberapa tahun atau
saat memasuki hari tuanya. Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap
penerimaan pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis. Para peneliti kesehatan menyimpulkan bahwa bising dapat mempengaruhi pendengaran,
detak jantung, gangguan tidur dan lain sebagainya. Telinga manusia memberikan respon berbeda pada tiap frekuensi bunyi yang
berbeda. Agar dapat menginterpretasikan respon telinga terhadap sumber bunyi tertentu, kita harus mengetahui distribusi bunyi disepanjang spektrum frrekuensi. Respon non-
linier telinga telah menghasilkan kurva-kurva Fletcher-Munson untuk kenyaringan yang sama sebagaimana ditunjukkan apada gambar 2.3.
Pendengaran normal manusia dapat menerima bunyi dalam jarak frekuensi dari 20 – 20.000 Hz yang disebut juga sebagai batas normal frekuensi pendengaran audible.
Dalam jarak ini sendiri, pendengaran manusia lebih peka terhadap frekuensi sedang dibandingkan pada frekuensi rendah atau tinggi.
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Pendengaran manusia sangat sensitif pada frekuensi 3000 – 6000 Hz, yang mana pada jarak ini terdapat takikan kurva yang sangat signifikan karena pada jarak frekuensi
tersebut merupakan frekuensi kritis untuk pendengaran manusia.
Gambar 2.3 Kurva Fletcher-Munson [7]
Tingkat tekanan bunyi minimum yang mampu membangkitkan sensasi pendengaran pada telinga penerima disebut ambang kemampuan didengar treshold of
hearing . Tingkat tekanan bunyi minimum yang merangsang telinga sampai suatu
keadaan dimana rasa tidak nyaman menyebabkan rasa sakit tertentu disebut ambang rasa sakit treshold of pain. Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit
yang membatasi daerah sensasi pendengaran dapat dilukiskan pada gambar 2.4
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 2.4 Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit [7]
Secara umum pengaruh kebisingan pada pendengaran dapat dibagi menjadi tiga kategori 1. Trauma akustik, yaitu kerusakkan organik yang bersifat cepat pada telinga
akibat adanya energi suara yang diluar batas. 2. Kehilangan pendengaran sementara nois-induced tempory treshold shift, yaitu
bila telinga pendengar segera dapat kembali normal setelah terkena bising pada jangka waktu tertentu.
3. Kehilangan pendengaran tetap noise-induced permanent treshold shift, yaitu bila telinga pendengar tidak dapat kembali normal setelah terkena bising pada
jangka waktu tertentu.
Tingkat tekanan bunyi yang diterima oleh pendengar juga bergantung pada jangka waktu penerimaannya. Hubungan antara sumber bunyi, frekuensi, waktu, ambang batas
pendengaran, dan ambang batas sakit dapat digambarkan pada gambar 2.5
Mastria Suandika : Studi Awal Emisi Kebisingan Knalpot dengan Profil Silinder yang Dibuat dari Material Titanium dengan Menggunakan Simulasi Metode Elemen Hingga, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 2.5 Sumber Bunyi Umum Pada Frekuensi Dominan Dan Tingkatannya [7]
Pemerintah Indonesia, melalui keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48MENLH111996 tentang baku tingkat kebisingan, membuat aturan
mengenai baku tingkat kebisingan yang diizinkan di Indonesia. Baku tingkat kebisingan ini adalah pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Baku Tingkat Kebisingan Indonesia [3]
Peruntukkan KawasanLingkungan Kegiatan