2.2.1. Perkembangan Produksi Gas Alam di Indonesia
Walaupun Indonesia termasuk negara yang termaju di dunia dalam pengembangan gas bumi, khususnya gas alam cair liquefied natural gas: LNG untuk diekspor, namun
pengembangan industri gas bumi di dalam negerinya sendiri masih sangat terlambat. Gas bumi Indonesia hingga saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk ekspor, meskipun
kebutuhan untuk memanfaatkannya di dalam negeri terus meningkat.
Cadangan gas bumi Indoesia, terbukti dan potensial, mengalami kenaikan secara nyata. Tahun 2004, total cadangan gas adalah 182,5 trillion cubic feet TCF,
terdiri dari 94,78 TCF cadangan terbukti, dan 87,73 TCF potensial, dapat diproduksi dalam jangka waktu 64 tahun. Cadangan gas tersebut terkonsentrasi di Indonesia
bagian barat. Oleh karena itu ke depan, kegiatan eksplorasi perlu di dorong ke arah Indonesia bagian timur.
Sebagai halnya pada minyak bumi, kegiatan industri gas bumi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: kegiatan hulu upstream dan hilir downstream. Kegiatan
hulu oleh sebuah perusahaan eksplorasieksploitasi gas dimulai dengan upaya mendapatkan izinkonsesi atau kontrak kerja sama untuk melakukan eksplorasi atau
pencarian gas di suatu wilayah tertentu. Bila kegiatan eksplorasi memberikan hasil yang positip, maka ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan produksieksploitasi gas bumi,
minyak bumi serta produk ikutannya.
Hasil produksi dari lapangan-lapangan gas tersebut dikumpulkan, kemudian disalurkan ke kilang gas untuk diproses atau dikirim ke tujuan penjualan. Di kilangpabrik
gas, gas dari lapangan produksi tersebut dimurnikan atau diproses menjadi LNG liquefied natural gas dan LPG liqufied petroleum gas. Selanjutnya, gas yang telah diproses ini,
melewati jaringan transportasi yang telah dibangun, dijual kepada konsumen besar wholesale dan seterusnya kepada konsumen kecil retail.
2.2.2.
Pemanfaatan Gas Alam Indonesia
Di Indonesia, produksi gas dilakukan wilayah-wilayah utama Kalimantan Timur dan Aceh. Gas yang diproduksi kemudian juga dikilang wilayah tersebut menjadi LNG dan
LPG, untuk kemudian diekspor. Gas juga diproduksi di lapangan-lapangan yang lebih kecil di Jawa Barat dan Jawa Timur, dan melalui jalur pipa dikirimkan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakarbahan baku pembangkitan litsrik, industri dan gas kota di Jawa.
Pada awal pengembangannya pada periode 1980-an, gas bumi Indonesia lebih banyak digunakan untuk eskpor dalam bentuk LNG, dengan tujuan Jepang, Korea Selatan
dan Taiwan. Ekspor gas bumi belakangan dilakukan melalui pipa ke Singapura dan Malaysia. Peningkatan penggunaan gas bumi di dalam negeri terjadi karena peningkatan
permintaan gas bumi oleh pembangkit tenaga listrik, industri dan PT PGN. Tabel 1 memperlihatkan status terakhir pemanfaatan gas bumi Indonesia.
Tabel 1. Pemanfaatan gas bumi Indonesia, 2003
Di Indonesia, pengusahan gas bumi di sisi hilir masih didominasi oleh perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina yang melakukan usahanya secara
terintegrasi vertikal dari ujung sisi hulu hingga hilir, terutama untuk minyak bumi. Dominasi Pertamina, khususnya dalam pengusahaan gas bumi agak berkurang dengan
perkembangan PT Perusahaan Gas Negara PGN yang belakangan ini telah menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi terkemuka. Dibandingkan banyak negara
maju pemakai gas bumi, kapasitas infrastruktur maupun pelaku usaha hilir gas bumi yang terdapat di Indonesia sampai saat ini masih terbatas, kecuali untuk LNG.
2
2
Httpwww.bpmigas.comnugrohohnbappenas.go.id.
2.3. Proses Penambangan Gas Alam