Tujuan Manfaat Teori Pembentukan dan Sejarah Gas Alam

dapat menyebabkan korosifitas pada tanki gas. Pada dasarnya kadar air selalu terdapat pada gas alam, namun bila kadarnya masih bisa ditoleransi maka hal ini dapat diabaikan. Metode Standart ASTM D1142-63 yang merupakan metode penentuan kadar air dalam bahan bakar gas dengan menggunakan peralatan temperatur dew point dan kemudian dihitung kandungan kadar airnya adalah yang digunakan pada PT.PERTAMINA EP P.SUSU. Sebab analisa metode ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya kerjanya cukup singkat dikarenakan cara pengukurannya sederhana dan data untuk menentukan kadar air telah diubah menjadi suatu grafik. Selain itu hasilnya juga cukup akurat. Sehingga penggunaanya dalam industri cukup luas.

1.2. Permasalahan

Kemungkinan merosotnya harga jual dan mutu gas alam akibat adanya komponen yang tidak dibutuhkan dan memiliki pengaruh buruk terhadap peralatan yang digunakan yakni kadar air yang terkandung di dalam gas alam. Sehingga perlu diketahui batas maksimum kadar air dalam gas alam yang tergolong bermutu baik.

1.3. Tujuan

- Untuk mengetahui besarnya kadar air yang terkandung dalam gas alam. - Untuk menentukan kualitas dari suatu gas alam berdasarkan standart yang telah disepakati dan pengaruhnya terhadap nilai jual dari gas alam tersebut.

1.4. Manfaat

Sebagai sumber informasi untuk mengetahui mengenai dampak dari kadar air dan batas kadar maksimumnya dalam gas alam terhadap mutu dan nilai jual yang dilihat dari sudut pandang kimia dan ekonomi industri. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Pembentukan dan Sejarah Gas Alam

Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisme, kebanyakannya tumbuhan laut terutama ganggang dan tumbuhan sejenis dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan. Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos berlubang-lubang kecil atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap Berdasarkan teori pembentukannya, minyak bumi berasal dari hasil pelapukan organisme hidup yang berlangsung sangat lama, yang diperkirakan terjadi pada zaman purba. . Namun, eksploitasi ini akhirnya berakibat terjadinya kekurangan setempat akan gas bumi, dan ini mulai terasa pada tahun 1968. pada tahun itu dan tahun-tahun berikutnya, volume gas bumi yang dihasilkan dari sumur lebih besar dan volume cadangan gas yang baru ditemukan. Oleh karena adanya penurunan cadangan gas bumi secara nyata. Eksplorasi gas di darat dan di lepas pantai pun mulai digiatkan. Bagan pembentukan : Organisme yang telah mati  pengendapan pada lingkungan  kadar zat organik tinggi  pengawetan  terakumulasi  terkonsentrasi  masuk kedalam batuan  terperangkap di batuan sedimen. Catatan pertama mengenai pemakaian gas yang dapat dibakar adalah pada tahun 900 sesudah Masehi di Cina, dimana gas bumi disalurkan melalui pipa bambu dan digunakan untuk penerangan. Upaya yang serupa berlangsung di Amerika Serikat pada tahun 1796 yaitu di Philadelphia. Tidak lama kemudian dibentuk perusahan gas untuk membuat dan memperdagangkannya. Eksploitasi lapangan gas bumi secara besar-besaran di Amerika Serikat merupakan dorongan terakhir yang menempatkan industri gas dalam posisinya yang sekarang ini. 1

2.2. Perkembangan Produksi dan Pemanfaatan Gas Alam di Indonesia