Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu : a.
Kualitas manusia atau perilaku pribadi, hal ini berkaitan dengan bagaimana ketrampilan berinteraksi dengan tamu dalam memberi
pelayanan yang tepat dan cepat sesuai dengan kebutuhan tamu. b.
Ketrampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur tehnik dan prosedur sistem pelaksanaan yang mapan dalam mentransfer produk
atau jasa. Dengan terbentuknya dua unsur utama yang berkualitas dalam pelayanan
tersebut maka suatu kepuasan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan dirasakan oleh tamu. Suatu kepuasan yang dapat dirasakan dan dapat membuat
masyarakat memuaskan tersebut meliput i : −
Adanya kepuasan waktu −
Adanya kepuasan cara pelayanan yang baik −
Adanya kepuasan cita rasa, dan −
Adanya kepuasan harga
2.4 Motif perjalanan Wisata
Dalam melakukan suatu perjalanan, orang-orang didukung oleh suatu alasan atau motif tertentu, antara lain sebagai berikut :
2.4.1 Motif bersenang- senang atau Tamasya
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Keinginan wisatawan untuk mengumpulkan pengalaman sebanyak- banyaknya dan menikmati apa saja yang menarik perhatian, misalnya
pemandangan alam, adat istiadat setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan bersejarah dan
sebagainya. Motif bersenang-senang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
• Motif Rekreasi
Wisatawan agak sukar membedakan antara motif rekreasi dengan motif tamasya. Motif rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan untuk
memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Wisatawan rekreasi biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan
wisatawan tamasya berpisah-pisah. •
Motif Wisata Olah Raga Wisata olah raga adalah dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata
karena keinginan berolah raga. •
Motif Wisata Bisnis Bisnis merupakan salah satu motif dalam mengadakan perjalanan wisata.
Adanya kunjungan bisnis, pekan raya dagang yang dikunjungi dan sebagainya, yang mana semua peristiwa itu mengundang kedatangan
orang-orang bisnis baik dari dalam maupun luar negeri. •
Motif Wisata Kebudayaan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Dengan tipe wisata kebudayaan, orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikanmenikmati atraksi tetapi ia mungkin
datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang kebudayaan setempat.
• Motif Kesehatan
Orang-orang mengunjungi suatu tempat atau suatu negara tertentu dengan suatu alasan kesehatan, misalnya berkunjung ke suatu daerah pemandian
air panas, yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit kulit, atau banyak kasus orang Indonesia berobat atau sekedar check up ke Singapura,
Jepang atau Amerika sekalian menikmati objek wisata di tempat tersebut. •
Motif Wisata Sosial Motif wisata sosial ialah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi
waktu libur, tetapi perjalanannya dilaksanakannya dengan bantuan pihak- pihak tertentu secara sosial, misalnya wisata sosial buruh suatu pabrik
yang di subsidi oleh perusahaan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II BANDARA
POLONIA MEDAN
3.1 Sejarah PerusahaanInstansi
Bandar Udara Polonia Medan dikelola oleh Perusahaan Umum Angkasa Pura II yang sebelumnya dikelola Bandar Udara Polonia di
bawah naungan PT.Persero Angkasa Pura I. Perusahaan Angkasa Pura merupakan salah satu perusahaan BUMN Badan Usaha Milik Negara
yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah PP Nomor.33 tanggal 15 November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura
“Kemayoran”. Secara rinci penjelasan sejarah Bandara Udara Polonia Medan
dibagi dalam 3 tiga masa yakni :
3.1.1 Pada Masa Penjajahan
Pada awalnya Bandar Udara Polonia dibangun tahun 1872 oleh Baron Misxhalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsensi dari
Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di bagian Sumatera Timur Medan. Kemudian beliau menamakan daerah
konsesinya dengan nama “Polonia’’ nama negeri kelahirannya.