Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1963, jawatan Penerbangan Sipil dirubah menjadi Direktorat Penerbangan Sipil yang berada di bawah naungan Departemen
Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status pelabuhan udara dimana terdapat Pangkalan Udara Militer, menjadi
pelabuhan udara bersama maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.23 tahun 1963 dan C22I22-U P-II-U tanggal 15 Juli
1963, status Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara Bersama, sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.
3.1.3 Pada Masa Pembangunan
Pada tahun 1968, terjadi perubahan Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dipecah menjadi 2 dua departemen,
yakni: 1.
Departemen Perhubungan 2.
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Sebagai akibat dari pemisahan tersebut, Direktorat Penerbangan
Sipil dirubah menjadi Direktorat Jendral Perhubungan Udara yang menjadi unsur dari Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan
selanjutnya berada di bawah naungan Departemen Perhubungan Kantor wilayah I Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Tahun 1957, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
SKB No. Kep30IX75, No. KM.393SPHB-75 dan
Kep.297.jMKIV875 tanggal 21 Agustus 1945, pengelolaan Pelabuhan Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara
AURI dan Pelabuhan Gedung Operasi seluas 780 m
2.
Tahun 1980, Berdasarkan KM.50OTPhb-78 tanggal 8 Maret 1978, Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni
: 1.
Pelabuhan Udara Polonia Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan
pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan lalu lintas pesawat selama berada di darat.
2. Sentral Operasi Keselamatan Penerbangan SENOPEN Medan.
Mengelola kegiatan Operasi Keselamatan Penerbangan dan Lalu Lintas Udara
Pelabuhan Udara Polonia Medan mendapat proyek perpanjangan landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 Meter. Dengan
demikian panjang landasan Bandar Udara Polonia Medan menjadi 2900 Meter. Dengan panjang landasan sedemikian, Pelabuhan Udara Polonia
Medan sudah dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan DC-10 atau B-747. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas gedung
Pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung kegiatan keselamatan penerbangan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1981, dilakukan Pembangunan Gedung Terminal Dalam Negeri domestik seluas 7.526 m
2
, dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia yakni Bapak Rusmi Nurjadin.
Tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara Polonia dibagi menjadi dua yaitu: 1.
Daerah Kekuasaan Pangkalan Udara dikuasai oleh TNI-AU
2. Daerah Pengelolaan
Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat Jendral Perhubungan Udara. Dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah landasan
pacu run way. Tahun 1985, pada tanggal 3 Feberuari 1985, bersarkan PP. No.30
tahun 1984, Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan pengelolaannya dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum
Perum Angkasa Pura, untuk dijadikan tambahan penyertaan modal negara serta pengembalian sebahagian kekayaan perum Angkasa Pura
kepada negara. Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk kedalam jajaran Perusahaan Umum Perum Angkasa Pura.
Tahun 1986, ketentuan Pemerintah mengatakan bahwa sebutan “Pelabuhan Udara” diganti menjadi “Bandar Udara”. Hal ini berdasarkan
PP.No.25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura menjadi Perum Angkasa
Pura I Bandar Udara Polonia Medan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Pada tanggal 19 November 1987, tanggung jawab terhadap pengawasan pengendalian lalu lintas udara di Indonesia di atas sebahagian
Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan kepada Kuala Lumpur, diambil alih dan dilaksanakan oleh dinas ACC Dinas
Pelayanan Area Control Senopen. Pengambil alihan ini bertujuan untuk menjamin berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar,
teratur dan efisien. Tahun 1988, komandan pangkalan udara Polonia Medan TNI-AU
Letnan Kolonel Penerbang Sjeiullah beserta jajarannya dan Pemda Tingkat I Sumatera Utara bekerja sama mengadakan pengukuran tanah di
sekitar Bandar Udara Polonia Medan untuk membuat sertifikat tanah Bandar Udara Polonia Medan. Hal ini dilakukan karena secara de facto
tanah Bandar Udara Polonia saat itu masih berada dalam kepemilikan TNI-AU Lanud Medan, sedangkan secara de yure sampai saat ini masih
dalam proses pengurusan sertifikat. Pada tanggal 2 February 1993, terjadi pengalihan status dari Perum
Angkasa Pura I menjadi PT. PERSERO ANGKASA PURA II, berdasarkan PP nomor 5 tahun 1992. Dengan demikian tujuan penguasaan
Bandar udara Polonia adalah untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penguasaan jasa
Bandar Udara yang pada akhirnya akan memberikan pengembangan perekonomian Negara.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.S-33MK.0161994 tanggal 22 January 1994 , meliputi :
−
Penguasaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi Bandar Udara dalam Lingkungan Perusahaan Persero Terbatas.
−
Pemilikan seluruh kekayaan PT.Persero Angkasa Pura I yang berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia
Medan,
−
Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia Medan
−
Semua utang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia
Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab PT. Persero Angkasa Pura II.
Tahun 1995, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Perhubungan RI, sedang merancang pemindahan Bandar
Udara Polonia Medan kelokasi baru. Daerah ini adalah Kualanamu Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Selanjutnya secara bertahap berdasarkan surat keputusan menteri keuangan No.553MK1994 pada tanggal 22 January 1994, PT. Angkasa
Pura mendapat tugas tambahan untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan
No.278AU.001SKJ1994, dibentuk empat cabang bandar udara yang
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
terletak di Bandung, Pekan Baru, Padang, Banda Aceh. Dan sejak tahun 2000 Bandar Udara yang masuk dalam jajaran PT. Angkasa Pura II
menjadi 12 Bandar Udara yaitu : 1.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tanggeranng 2.
Bandar Udara Halim Perdana Kesuma-Jakarta 3.
Bandar Udara Sultan Mahmud Badartudin II-Palembang 4.
Bandar Udara Spadio-Balikpapan 5.
Bandar Udara Polonia-Medan 6.
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda-Banda Aceh 7.
Bandar Udara Sultan Syarif Kasyim II-Pekan Baru 8.
Bandar Udara Minangkabau-Padang 9.
Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung 10.
Bandar Udara Kijang-Tanjung Pinang 11.
Bandar Udara Depati Amir-Pangkal Pinang 12.
Bandar Udara Thaha-Jambi Kantor Cabang PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
mempunyai kegiatan dibidang jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan jasa bandar udara, pemeliharaan fasilitas bandar udara serta kegiatan atau
tugas-tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan direksi. Dalam melaksanakan kegiatan atau tugas-tugas tersebut, kantor
cabang PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan bertugas menyiapkan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan operasi
keselamatan lalu lintas udara, memelihara fasilitas tekhnik peralatan,
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
operasional bandar udara dan komersial, memelihara tekhnik elektronika dan listrik serta menyiapkan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
administrasi dan keuangan.
BAB IV SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA