Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
penyempurnaan lapangan terbang tersebut, sehingga ongkos pemeliharaan menjadi murah. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan dan dari pihak
pekerjaan umum sudah mengadakan inspeksi tentang rumput dan status pengeringan air, maka dibuatlah lapangan terbang.
Tanggal 31 Juni 1957, DR. WL. Groeneveld Meyer kepala biro penerbangan dari departemen perusahaan-perusahaan Negara dan Mr.H.
Nieuwenhuis mengadakan inspeksi di lapangan tersebut dan melihat bahwa lapangan tersebut sangat baik untuk digunakan sebagai lapangan
udara, namun tempat dimana landasan akan dibuat harus diperkeras lagi. Biaya yang diperlukan adalah sebesar FL.13.500 Gulden, dan pihak
Gemeente Medan menanggung biaya sebesar FL.3500 Gulden.
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan
Pada tahun 1946, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, secara otomatis seluruh
tanah air kembali menjadi milik Pemerintah RI dan dikuasai sepenuhnya oleh Pemerintah RI.
Pada tahun 1946, Tentara Sekutu Jepang membangun kembali lapangan terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak
posisi arah landasan dirubah menjadi 05-23 dengan landasan sepanjang 800 m, dan disusun dengan menggunakan lempengan besi-besi PSP
Pierced Steel Plank.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1948, sesudah masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia, bandara tersebut kembali dibeli oleh Pemerintah Hindia
Belanda setelah dikuasai oleh sekutu dari tahun 1946 dan landasan pacu diperpanjang menjadi 1000 meter.
Tahun 1950, Pengelola lapangan terbang Polonia adalah Angkatan Udara Republik Indonesia AURI dalam hal ini Dinas Tehknik dan Dinas
Pekerjaan Umum bagian lapangan terbang. Perusahaan penerbangan yang masuk di Polonia saat itu adalah KLM Koninklijke Luchtvaart
Maatschappij yang secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara Kerajaan dan Garuda.
Tahun 1951, KASAR-RI kepala staf angkatan perang – Republik Indonesia, melalui surat keputusan No. : I1951 menyatakan bahwa
seluruh pangkalan udara bekas pemerintahan Belanda maupun Jepang diserahkan kepada Angkatan Perang RI dan Angkatan Udara RI AURI.
Dengan demikian Pangkalan Udara Polonia Medan sejak saat itu berada dalam kekuasaan Angkatan Udara baik dalam hal aset maupun
pengelolaan. Pada periode 1959 hingga tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara
Polonia dilaksanakan oleh dua instansi, yaitu : i.
MiliterAngkatan Udara Republik Indonesia AURI ii.
Jawatan Penerbangan Sipil
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1963, jawatan Penerbangan Sipil dirubah menjadi Direktorat Penerbangan Sipil yang berada di bawah naungan Departemen
Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status pelabuhan udara dimana terdapat Pangkalan Udara Militer, menjadi
pelabuhan udara bersama maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.23 tahun 1963 dan C22I22-U P-II-U tanggal 15 Juli
1963, status Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara Bersama, sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.
3.1.3 Pada Masa Pembangunan