Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. semua agama yang disebut dengan Piagam Madinah
aş-şah fah. Banyak sejarawan dan pakar Islam menyebutkan bahwa Piagam Madinah
aş- şah fah merupakan konstitusi pertama yang memperhatikan kebebasan
masyarakatnya seperti kebebasan beragama. Hal ini yang menarik perhatian peneliti untuk menganalisa peran Piagam Madinah
aş-şah fah terhadap masyarakat Madinah dari perspektif kebudayaan. Di samping itu, penelitian
tentang Piagam Madinah juga belum pernah dilakukan di Jurusan Sastra Arab, Universitas Sumatera Utara, Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Apa latar belakang lahirnya Piagam Madinah?
2. Bagaimana peran Piagam Madinah terhadap masyarakat Madinah ditinjau
dari perspektif kebudayaan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mendeskripsikan latar belakang lahirnya Piagam Madinah. 2.
Untuk mendeskripsikan peran Piagam Madinah terhadap masyarakat Madinah ditinjau dari perspektif kebudayaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang sejarah kebudayaan Arab.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur tentang Nabi
Muhammad SAW, sehingga lebih mencintai Nabi Muhammad SAW, suri teladan sepanjang masa.
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. 3.
Menambah referensi tentang Piagam Madinah yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemikiran oleh peneliti lain yang berminat melakukan
penelitian lanjutan dari penelitian ini.
1.5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang objek penelitiannya dilakukan melalui studi kepustakaan Library Research. Analisis
deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teks Piagam Madinah yang terdapat dalam buku Hay tu Muhammadin
karangan Muhammad Husain Haekal. Buku-buku lain yang juga menampilkan tentang Piagam Madinah seperti buku karangan Muhammad Sa’id Ramadhan Al-
Buthy yang berjudul Fiqhu Aş-Şirah An-Nabawiyah tahun 1991 serta data-data
lain yang membahas tentang Piagam Madinah yang terdapat di majalah dan internet dijadikan data sekunder dalam penelitian ini.
Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, digunakan Sistem Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1581987 dan No.0543 bU1987 tertanggal 22 Januari 1988.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah
metode analisis deskriptif. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengumpulkan buku atau bahan referensi lainnya yang terkait dengan
Piagam Madinah. 2.
Mempelajari dan menganalisis data yang telah diperoleh dari buku dan bahan referensi lainnya.
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. 3.
Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Piagam Madinah
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 1984, halaman 749, disebutkan bahwa piagam adalah 1 surat tulisan pada batu,
tembaga, dsb resmi yang berisi pernyataan pemberian hak, tanah, dsb; 2 surat tulisan resmi yang berisi pernyataan dan peneguhan mengenai sesuatu hal.
Piagam yang akan peneliti analisis adalah Piagam Madinah. Madinah adalah nama tempat yang terletak di bagian utara Hijaz, sebelum kedatangan
Muhammad SAW, kota Madinah disebut Ya rib Sukardja, 1995 : 20. Perubahan
nama Ya rib menjadi Madinah dalam Mubarok, 2005 tidak terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi
Muhammad SAW, yaitu membentuk sebuah masyarakat yang tertib , maju dan berperadaban.
Al-Madinah atau Al-Madinah Al-Munawwarah al-
mad natu al-munawwarah artinya kota yang bercahaya. Nama ini merupakan nama yang
paling masyhur dan terkenal hingga sekarang. Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menyatakan agar nama inilah yang dipakai, sehingga sampai kini orang
lebih mengenal kota ini dengan nama Madinah http:ww2.yuwie.comblogentry.asp?id=425539eid=221475b
.
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. Madinah terletak 434 km di utara Mekkah. Di sekitar kota ini terdapat
kebun-kebun dan tanaman kurma; tanahnya lebih baik untuk perkebunan atau tanaman musiman Subhani, 2002: 3.
Piagam Madinah dalam bahasa Arab adalah 球ah fatu al-
mad nah. A球-球ah fah adalah nama yang disebut di dalam naskah. Kata
a 球-球ah fah
ditulis delapan kali dalam teks Piagam. Selain nama itu, di dalam naskah, tertulis sebutan “kitab” dua kali. Kata treaty dan agreement
menunjuk kepada isi naskah. Kata charter dan piagam lebih menunjuk pada surat resmi yang berisi pernyataan tentang sesuatu hal. Dan kata
球ah fah semakna dengan charter atau piagam. Sukardja, 1995: 2.
Piagam Madinah adalah perjanjian yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah antara kaum Muhajirin, An
球ar dan kaum Yahudi Madinah. Sebagaimana bunyi pasal pertama dari Piagam Madinah yang berbunyi:
h a kit bun min muhammadin an-nabiyyi 球alla allahu ‘alaihi wa sallama baina al-
mu’min na wal muslim na min quraisyin wa ya泣riba wa man taba’ahum falahiqa bihim wa j hada ma’ahum
Artinya: ”Surat perjanjian ini dari Muhammad, Nabi SAW, antara orang-orang beriman dan kaum Muslimin dari kalangan Quraisy dan Ya rib serta yang
mengikut mereka dan menyusul mereka dan berjuang bersama-sama mereka...” Piagam Madinah terdiri dari 47 pasal. Dalam Dahlan 2001: 1 Piagam
Madinah semula dalam teks aslinya tidak terdapat pasal-pasal. Pemberian pasal- pasal sebanyak 47 baru kemudian dilakukan oleh A.J.Winsick dalam karyanya
Mohammed et de joden te Medina, tahun 1928 M yang ditulis untuk mencapai gelar doktornya dalam sastra Semit. Dalam Sukardja 2002:45 disebutkan
bahwa kalimat-kalimat 球ahifah piagam, seperti tercantum dalam 球irah an-
Nabiyyi Ibn Hisyam, tersusun secara bersambung, tidak terbagi atas pasal-pasal
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. dan bukan berbentuk syair. Muhammad Hamidullah misalnya, mengutip teks itu
seluruhnya dan membaginya atas 47 pasal. Tujuan ditetapkannya Piagam Madinah oleh Nabi Muhammad SAW
adalah untuk menciptakan kerukunan antara berbagai suku dan agama yang ada di Madinah. Setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendirikan
mesjid dan mempersudarakan sesama kaum muslimin serta mengadakan perjanjian yang mengatur kehidupan bersama.
Di tengah kemajemukan penghuni kota Madinah itu, Muhammad SAW. berusaha membangun tatanan hidup bersama dan mencakup semua golongan
yang ada di kota Madinah. Sebagai langkah awal ia “mempersaudarakan” antara para Muslim pendatang dan Muslim Madinah. Persaudaraan al-muakhah itu
bukan hanya tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari, tetapi demikian mendalam sampai ke tingkat waris-mewarisi. Kemudian diadakan perjanjian
hidup bersama secara damai di antara berbagai golongan yang ada di Madinah, baik di antara golongan-golongan Islam, maupun golongan-golongan Yahudi.
Kesepakatan-kesepakatan antara golongan Muhajirin dan An şar, dan perjanjian
dengan golongan-golongan Yahudi itu, secara formal ditulis dalam suatu naskah yang disebut
şahifah piagam Sukardja, 2001: 36-37. Dalam penelitian ini, peran Piagam Madinah
a 球-球ah fah
al- mad nah akan dianalisis dari perspektif kebudayaan. Pengertian perspektif
adalah 1 cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi panjang, lebar, dan tingginya; 2 sudut
pandang; pandangan KBBI, 2005: 864.
2.2. Pengertian Kebudayaan