Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. dan bukan berbentuk syair. Muhammad Hamidullah misalnya, mengutip teks itu
seluruhnya dan membaginya atas 47 pasal. Tujuan ditetapkannya Piagam Madinah oleh Nabi Muhammad SAW
adalah untuk menciptakan kerukunan antara berbagai suku dan agama yang ada di Madinah. Setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendirikan
mesjid dan mempersudarakan sesama kaum muslimin serta mengadakan perjanjian yang mengatur kehidupan bersama.
Di tengah kemajemukan penghuni kota Madinah itu, Muhammad SAW. berusaha membangun tatanan hidup bersama dan mencakup semua golongan
yang ada di kota Madinah. Sebagai langkah awal ia “mempersaudarakan” antara para Muslim pendatang dan Muslim Madinah. Persaudaraan al-muakhah itu
bukan hanya tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari, tetapi demikian mendalam sampai ke tingkat waris-mewarisi. Kemudian diadakan perjanjian
hidup bersama secara damai di antara berbagai golongan yang ada di Madinah, baik di antara golongan-golongan Islam, maupun golongan-golongan Yahudi.
Kesepakatan-kesepakatan antara golongan Muhajirin dan An şar, dan perjanjian
dengan golongan-golongan Yahudi itu, secara formal ditulis dalam suatu naskah yang disebut
şahifah piagam Sukardja, 2001: 36-37. Dalam penelitian ini, peran Piagam Madinah
a 球-球ah fah
al- mad nah akan dianalisis dari perspektif kebudayaan. Pengertian perspektif
adalah 1 cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi panjang, lebar, dan tingginya; 2 sudut
pandang; pandangan KBBI, 2005: 864.
2.2. Pengertian Kebudayaan
Budaya kultur berasal dari bahasa Latin, yaitu cultura kata kerjanya colo, colere. Arti kultur adalah memelihara, mengerjakan, atau mengolah
Mubarok, 2005: 1.
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. Dalam KBBI 2005: 169, budaya adalah 1 pikiran; akal budi; 2 adat
istiadat; 3 sesuatu mengenai kebudayaaan yang sudah berkembang beradab, maju ; 4 cak sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.
Sedangkan pengertian kebudayaan dalam KBBI, 2005: 170 adalah 1 hasil kegiatan dan penciptaan batin akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian
dan adat istiadat; 2 Antr keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan
yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Sutan Takdir Alisyahbana menjelaskan beberapa pengertian kebudayaan
sebagai berikut: a kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan,
seni, huku m, moral, adat-istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat; b kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi; c
kebudayaan adalah cara, aturan, dan jalan hidup manusia; d kebudayaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan
persoalan; e kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia; f kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia Mubarok, 2005;
3. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Mubarok, 2005; 3-4
menjelaskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan material culture yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat digunakan untuk keperluan
masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sosial yang mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. Agama, ideologi, kebatinan, dan kesenian yang merupakan hasil ekspresi jiwa
manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat, termasuk di dalamnya.
Zuraidah Hafni : Piagam Madinah Dari Perspektif Kebudayaan, 2009
. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang
yang hidup bermasyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
Dari defenisi-defenisi tentang kebudayaan tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kebudayaan adalah semua hasil cipta, karya dan
rasa manusia seperti hukum, moral, serta adat istiadat yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah
lakunya.
2.3. Unsur-unsur Kebudayaan