Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan Berdasarkan Golongan Pengertian Pajak Restoran

33

E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah 1 IVb 1 Orang 2 IVa 7 Orang 3 IIId 38 Orang 4 IIIc 42 Orang 5 IIIb 102 Orang 6 IIIa 97 Orang 7 IId 9 Orang 8 IIc 12 Orang 9 IIb 34 orang 10 IIa 7 Orang 11 Ic 1 Orang Jumlah Keseluruhan 353 Orang Keterangan : Pegawai Negeri Sipil : 353 Orang Pegawai Honor : 48 Orang Pegawai Outsourcing : 31 Orang Jumlah : 432 Orang Universitas Sumatera Utara 34 BAB III GAMBARAN DATA WAJIB PAJAK RESTORAN

A. Ketentuan Umum

Dalam UUD RI 1945 yaitu pasal 23A menyatakan bahwa “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan Undang- undang”, pasal tersebut menunjukkan bahwa pengaturan bidang perpajakan bukan hanya sekedar hak, tetapi merupakan kewajiban yang harus dilakukan Negara, sekaligus bentuk intimidasi dalam pengaturan bidang perpajakan.

1. Pengertian Perpajakan

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH, ”Pajak adalah iuran kas kepada Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal kompensasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Suandy, 2002 : 11. Menurut Prof.Dr.M.J.H.Smeet, “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditujukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah Suandy, 2002 : 10. Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pajak adalah : 1.1. Iuran dari rakyat kepada Negara, yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. Universitas Sumatera Utara 35 1.2. Berdasarkan Undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 1.3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 1.4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Jenis pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. 2.1 Menurut golongan pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak langsung adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan dapat dilimpahkan atau dibebankan pada pihak lain. b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Universitas Sumatera Utara 36 2.2 Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak. 2.3 Menurut lembaga pemungut pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak negara pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I pajak provinsi maupun daerah tingkat II pajak kabupaten atau kota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

3. Fungsi Pajak

Pajak yang telah dipungut dari masyarakat ke kas negara memiliki fungsi yaitu fungsi budgetair dan fungsi regularend. 3.1 Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Universitas Sumatera Utara 37 Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan pajak. 3.2 Fungsi Regularend Pengatur Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak Suandy, 2002 : 11. 4.1 Stelsel Pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu: a. Stelsel nyata rill, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan. Oleh karena itu pemungutan pajak baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan dalam satu tahun pajak diketahui. b. Stelsel anggapan fictieve, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh penghasilan satu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada satu tahun Universitas Sumatera Utara 38 sama dengan tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang bersangkutan. c. Stelsel campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuiakan dengan penghasilan yang sebenarnya. 4.2 Asas Pemungutan Pajak, terdiri atas tiga asas, yaitu: a. Asas domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. b. Asas sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. c. Asas kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri. Universitas Sumatera Utara 39 4.3 Sistem Pemungutan Pajak menurut Undang-undang No. 18 tahun 1997 dan Undang-undang No. 34 tahun 2000, antara lain: a. Official assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. b. Self assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. c. With holding system, adalah sistem yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

5. Pengertian Pajak Daerah

Menurut UU RI No. 28 Tahun 2009, pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011, tentang Pajak Daerah Kota Medan : Universitas Sumatera Utara 40 2.1. Daerah adalah Kota Medan. 2.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan. 2.3. Kepala Daerah adalah Walikota Medan. 2.4. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan. 2.5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.6. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Sosial Politik atau organisasi lainnya, Lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk Usaha Tetap. 2.7. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 2.8. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Universitas Sumatera Utara 41 2.9. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya. 2.10. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dikenakan pajak. 2.11. Wajib Pajak adalah oerang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai denagn ketentuan perundang-undangan perpajakan daerah. 2.12. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah paling lama 2 dua bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang. 2.13. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 satu bulan kalender, kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. 2.14. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan daerah. 2.15. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara 42 menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 2.16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. 2.17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. 2.18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 2.19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Universitas Sumatera Utara 43

B. Pengertian Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran. Dalam pemungutan pajak restoran terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : 1. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan katering. 2. Pengusaha Restoran adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun, yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannnya melakukan usaha dibidang rumah makan. 3. Bon Penjualan bill adalah bukti pembayaran, yang sekaligus bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak saat mengajukan pembayaran atas pembelian makanan dan atau minuman kepada subjek pajak. Dasar hukum pemungutan Pajak Restoran pada suatu Kabupaten atau Kota adalah sebagaimana dibawah ini : a. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 yang merupakan perubahan atas Undang-undang No. 34 tahun 2000 yang sebelumnya adalah Undang- undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan kemudian disempurnakan menjadi Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. b. Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Universitas Sumatera Utara 44 c. Keputusan Menteri keuangan No. 43 tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Adminstrasi Pajak daerah, Retribusi daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain. d. Peraturan Daerah No. 5 tahun 2011 tentang Pajak daerah Kota Medan. e. Keputusan Bupati Walikota yang mengatur tentang Pajak Restoran sebagai aturan Pelaksana Peraturan Daerah tentang pajak restoran pada Kabupaten Kota dimaksud.

C. Objek, Subjek Dan Wajib Pajak Restoran 1. Objek Pajak Restoran