Fungsi Pajak Tata Cara Pemungutan Pajak

36 2.2 Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak. 2.3 Menurut lembaga pemungut pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pajak negara pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I pajak provinsi maupun daerah tingkat II pajak kabupaten atau kota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

3. Fungsi Pajak

Pajak yang telah dipungut dari masyarakat ke kas negara memiliki fungsi yaitu fungsi budgetair dan fungsi regularend. 3.1 Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Universitas Sumatera Utara 37 Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan pajak. 3.2 Fungsi Regularend Pengatur Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak Suandy, 2002 : 11. 4.1 Stelsel Pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu: a. Stelsel nyata rill, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan. Oleh karena itu pemungutan pajak baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan dalam satu tahun pajak diketahui. b. Stelsel anggapan fictieve, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh penghasilan satu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada satu tahun Universitas Sumatera Utara 38 sama dengan tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang bersangkutan. c. Stelsel campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuiakan dengan penghasilan yang sebenarnya. 4.2 Asas Pemungutan Pajak, terdiri atas tiga asas, yaitu: a. Asas domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. b. Asas sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. c. Asas kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri. Universitas Sumatera Utara 39 4.3 Sistem Pemungutan Pajak menurut Undang-undang No. 18 tahun 1997 dan Undang-undang No. 34 tahun 2000, antara lain: a. Official assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. b. Self assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. c. With holding system, adalah sistem yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

5. Pengertian Pajak Daerah