b. Metode Spitting Pada metode ini, saliva dikumpulkan di dasar mulut dan kemudian subjek
meludahkannya ke dalam test tube setiap 60 detik. Untuk pengumpulan pH saliva yang distimulasi, pasien diinstruksikan untuk mengunyah paraffin wax atau chewing
gum. c. Metode Suction dan Absorbent
Saliva diaspirasi secara terus-menerus dari dasar mulut ke dalam test tube dengan saliva ejector atau dengan aspirator. Selain itu, terdapat juga metode
absorbent dimana saliva dikumpulkan dengan swab, cotton roll, atau gauze sponge, kemudian diletakkan dalam tabung dan diputar dengan gerakan sentrifugal.
2.3 Demineralisasi dan Remineralisasi Gigi
Demineralisasi merupakan keadaan hilangnya ion kalsium, fosfat dan hidroksil dari kristal hidroksiapatit, dimana disolusi hidroksiapatit dapat terjadi pada
Gambar 2. Gambar metode passive drool
22
Universitas Sumatera Utara
pH di bawah 5,5 pH kritis.
25
Namun, pH kritis berbeda pada masing-masing individu, dimana pada keadaan saliva dengan konsentrasi kalsium dan fosfat rendah,
pH kritis berada pada nilai sekitar 6,5, sedangkan pada saliva dengan keadaan Ca
2+
dan PO
4 3-
tinggi, pH kritis berada antara nilai 5,5.
26
Demineralisasi dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah bakteri Streptococcus
mutans
27
, komposisi dan aliran saliva, aksi buffer saliva, diet, struktur gigi, pengaruh obat-obatan
25
dan kekasaran permukaan gigi.
28
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peningkatan kelarutan enamel dalam pH asam yaitu pada
keadaan asam, ion H
+
menghilangkan ion OH
-
untuk membentuk air dan juga semakin rendah pH, maka semakin rendah konsentrasi PO
4 3-
.
26
Dalam saliva terdapat kesetimbangan kimia antara mineral padat dan larut yaitu sebagai berikut: Ca
10
PO
4 6
OH
2
Solid ↔ 10 Ca
2+
+ 6PO
4 3-
+ 2OH
-
Solution.
26,27
Demineralisasi dapat terjadi pada keadaan dimana Ionic product Ip solubility product Ksp dan sebaliknya remineralisasi terjadi pada keadaan IpKsp. Karena
pada pH yang rendah, maka semakin banyak kalsium yang dilepaskan dari struktur permukaan gigi.
27,29
Demineralisasi pada gigi terus berlangsung sampai terdapat kesetimbangan, dimana Ip=Ksp.
26
Salah satu minuman yang dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi enamel adalah minuman isotonik sports drink dan
minuman energi, hal ini disebabkan karena pengaruh asam di dalam minuman tersebut.
10
Remineralisasi merupakan proses alami dimana mineral inorganik dalam saliva terakumulasi pada daerah yang mengalami disolusi enamel dan menggantikan
Universitas Sumatera Utara
mineral yang hilang dari gigi.
27
Salah satu faktor yang penting dalam remineralisasi enamel gigi adalah aliran saliva.
25
Selain itu, pada saliva normal kandungan ion kalsium dan fosfat membantu mencegah terjadinya disolusi kristal hidroksiapatit.
Pada proses remineralisasi, mineral dari makanan dan saliva yang larut dalam asam karbonat, terakumulasi pada daerah enamel yang rusak karena asam. Remineralisasi
menggantikan kehilangan ion kalsium, fosfat, dan fluor menjadi kristal fluorapatit.
30
Remineralisasi terjadi ketika pH, ion Ca dan P meningkat dalam saliva dan juga disertai dengan kandungan fluor yang membentuk kristal fluorapatit.
31
Fluorapatit mengalami demineralisasi pada pH di bawah 4,5, sehingga hal ini mengakibatkan
fluorapatit bersifat lebih resisten terhadap terjadinya proses demineralisasi daripada hidroksiapatit.
32
Salah satu minuman yang dapat meremineralisasi enamel gigi adalah susu, hal ini disebabkan karena adanya kandungan kalsium dan protein lainnya yang
dapat membentuk kalsium fosfat pada enamel yang mengalami demineralisasi.
19
Gambar 3. Proses terjadinya demineralisasi dan remineralisasi pada enamel gigi
25
Universitas Sumatera Utara
2.4 Minuman Isotonik 2.4.1 Komposisi Minuman Isotonik