42
BAB III POTRET UMUM PENGADILAN
AGAMA JAKARTA TIMUR
A. Sejarah Kelahiran
Sejarah lahirnya Pengadilan Agama Jakarta Timur erat kaitannya dengan sejarah pembentukan Pengadilan Agama pada umumnya di seluruh kepulauan
Indonesia, khususnya di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Secara khusus, sejarah lahirnya Pengadilan Agama Kelas IA Jakarta
Timur dipimpin oleh Mentri Agama RI yang tersebut dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 67 jo Nomor 4 Tahun 1967.
1
Adapun kronologis lahirnya Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah sebagai berikut:
1. Pada saat itu, pengadilan agama di tanah betawi ini hanya memiliki satu
pengadilan agama yaitu “Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya” yang dibantu dua Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah. Kemudian
warga Ibukota ini kian bertambah, sehingga terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 1963 yang berbunyi antara lain: membubarkan
Kantor-Kantor cabang Pengadilan Agama bentuk lama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya. Keputusan Menteri Agama Nomor 67 Tahun
1963 jo. Nomor 4 Tahun 1967
1
Diambil dari Arsip pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 27 April 2011
43
2. Pada tahun 1966 Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui
keputusan beliu Nomor Ib.3II1966 Tanggal 12 Agustus 1966 membentuk Ibukota negara ini menjadi lima wilayah dengan sebutan Kota Administratif.
Dengan pembentukan Kota Administratif tersebut, secara yuridis formil, keberadaan Pengadilan Agama Istimewa berikut dua kantor cabangnya dipandang
sudah tidak aspiratif lagi untuk melayani kepentingan masyarakat pencari keadilan yang berdomisili di lima wilayah.
Cerdiknya, Kepala Inspektorat Peradilan Agama menyambut baik kebijakan Gubernur yang dimaksud, seraya mengajukan nota usul kepada
Direktorat Peradilan Agama melalui surat beliau Nomor BI100 Tanggal 24 Agustus 1966 tentang Usul Pembentukan Kantor Cabang Pengadilan Agama
dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sesuai dengan Pembagian Lima Wilayah Administrasi yang Baru Terbentuk.
Dengan memetik rekomendasi brilian tersebut, secara sigap Direktur Peradilan Agama meneruskan nota usul dimaksud kepada Menteri Agama RI
melalui surat beliau Nomor BI1049 Tanggal 19 September 1966 tentang Persetujuan Atas Usulan Kepala Ispektorat Pengadilan Agama.
Kedua surat pejabat teras Pengadilan Agama tersebut menjadi bahan pertimbangan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 4 Tahun 1967 tentang
perubahan Kantor-Kantor Cabang Pengadilan Agama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, tanggal 17 Januari 1967 yang berbunyi sebagai berikut:
44
1. Membubarkan Kantor-Kantor Cabang Pengadilan Agama bentuk lama
dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, yaitu : a.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara dan b.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat 2.
Membentuk Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama yang baru sederajat setara dengan Kantor Pengadilan Agama Tingkat II, yaitu:
a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara
b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat
c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan
d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur
3. Pengadilan Agama Istimewa Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya yang
daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, adalah Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta Raya, ditetapkan
berkedudukan di Kota Jakarta Pusat dan secara khusus bertugas pula sebagai pengadilan agama sehari-hari bagi wilayah kekuasaan Jakarta Pusat.
2
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, akhirnya melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor Ib.3II1966 tanggal 12
Agustus 1966, maka pada tanggal 18 Februari 1967 diresmikan sebutan maupun oprasional pengadilan agama di lima wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama
Pengadilan Agama Jakarta Timur menjadi sebagai berikut : 1.
Pengadilan Agama Jakarta Pusat
2
Diambil dari Arsip pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 27 April 2011
45
2. Pengadilan Agama Jakarta Utara
3. Pengadilan Agama Jakarta Barat
4. Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan
5. Pengadilan Agama Jakarta Timur
Pengadilan Agama Jakarta Timur, terbentuk dan berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 4 Tahun 1967 tertanggal 17 Januari 1967.
Pendiri pengadilan agama di wilayah hukum Daerah Khusus ibukota DKI Jakarta.
Tonggak sejarah berdirinya Pengadilan Agama Jakarta Timur mengalami beberapa pergantian pimpinanpriode :
1. Periode tahun 1962-1967, bahwa kantor tersebut menempati rumah Bapak
Ketua Pengadilan Agama yang pertama yaitu Bapak K H. M. Ali dan dibantu oleh PanitraSekertaris H. M. Rosyid, dengan jumlah pegawai 9 orang PNS
dan ditambah tenaga honorer 5 orang yang berkantor di alamat Jl. Raya Bekasi Pulogadung, Jakarta TimurDepan Kantor Kecamatan Pulogadung
Jakarta Timur. 2.
Priode tahun 1970-1980, bahwa kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur, menempati di sebelah Walikota Jakarta Timur Jatinegara dengan status
sewa, dengan ketuanya Bpk K H. Irsyad Muin, SH dan dibantu oleh H. M. Rosyid dan Ali Syafie sebagai PanitraSekertaris, dengan dibantu 11 orang
pegawai.
46
3. Periode tahun 1980-1983, bahwa kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur
terpecah menjadi 5 wilayah dan mengikuti perkembangan kota DKI Jakarta, yakni Jakarta Utara, akarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta
Pusat. Akan tetapi, wilayah yuridis belum dibagi. Dengan ketuanya Bapak Drs. Asmui Kasim Lubis dengan dibantu Panitranya Bapak Ali Syafie dengan
priode inilah kantor Pengadilan agama Jakarta Timur mulai membangun dan menambah sarana dan prasarana gedung dan peralatan dengan dana DIP
DEPAG RI. Pada tanggal 1 Maret 2004 kantor lama di Jalan Raya Bekasi KM 18
Pulogadung Jakarta Timur, pindah ke kantor barunya di Jalan PKP No. 24 Kelapa Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur. segala pelayanan masyarakat dan
sidang berpindah pula dikantor tersebut. pada tanggal 16 Maret 2004, bersamaan dengan itu dilantik H. Helmy Bakrie, S.H. sebagai ketua yang
menjabat sampai dengan tanggal 30 November 2004. dan selanjutnya diketuai oleh Drs. H. Ruslan Harunar Rasyid, SH, M.H. sampai dengan tanggal 06 juni
2006. Selanjutnya Pengadilan Agama Jakarta Timur diketuai oleh Drs. H. Sarif Usman, SH, MH. sampai tanggal 20 Oktober 2008. Dan saat ini
Pengadilan Agama Jakarta Timur dipimpin oleh Drs. H. Wakhidun AR., SH., M.Hum., calon doktor dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
merupakan mantan ketua dari Pengadilan Agama Semarang, Jawa Tengah.
3
3
Diambil dari Arsip pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 27 April 2011
47
Sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat yang dibungkus dengan konstitusi made in bangsa Indonesia sendiri, di mana setelah 25 tahun
seperempat abad lelap dalam mimpi indah yang panjang, kemudian tersentak bangun sehingga terbitnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Pada Pasal 2 ayat 2 jo. Pasal 10 ayat 1 dari Undang-Undang yang baru disebutkan, terukir bahwa
lembaga peradilan agama dilegitimasi dan disejajarkan dengan badan-badan peradilan lainnya.
Untuk selanjutnya atas berkat Rahmat Allah SWT yang dicurahkan kepada umat islam di bumi pertiwi ini, maka terbit pula Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1970 tersebut diatas telah diperbaiki dengan lahirnya Undang –Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1970. Pada pasal 11 ayat 1 menyebutkan bahwa:
Badan-badan peradilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 1 secara organisasi administratif, dan financial berada dibawah kekuasaan Mahkamah
Agung RI. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 11 ayat 1 Sedangkan pada Pasal 11 A ayat 2 menyebutkan bahwa Pengadilan
organisasi, administrasi, dan finansial bagi peradilan agama waktunya tidak ditentukan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 paling lama lima tahun sejak
undang-undang ini berlaku, yaitu tanggal 31 Agustus 1999. Menyikapi aspirasi tentang langkah untuk memasuki satu atap dibawah
Mahkamah Agung RI sebagaimana tercermin pada Pasal 4 ayat 1 KEPRES RI
48
tahun 2004 tersebut di atas, maka diserah terimakan badan peradilan agama itu dari Departemen Agama RI ke Mahkamah Agung RI pada hari Rabu, tanggal 30
Juni 2004 di Auditorium Mahkamah Agung RI, Jalan Medan Merdeka Utara No. 9-13 Jakarta, dengan dihadiri Bapak Ketua Mahkamah Aguang RI Prof. DR.
Bagir Manan, S.H, Mcl dan Menteri Agama RI Prof. DR Said Agil Al Munawar, M.A.
B. Kedudukan dan Letak