Gambaran Perkara Cerai Gugat dari Tahun 2008-2010

55

BAB IV PERKARA CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR

A. Gambaran Perkara Cerai Gugat dari Tahun 2008-2010

Kemajuan zaman dan semakin berkembangnya teknologi membuat informasi mudah diakses oleh siapa pun dan di mana pun berada, khususnya yaitu tentang permasalahan perceraian. Pada zaman dahulu kala perceraian adalah hak mutlak seorang suami yang dijatuhkan kepada istrinya dengan sebeb-sebab yang beragam di antaranya karena permasalahan sudah tidak adanya rasa ketenangan dan keharmonisan dalam rumah tangga dan lain sebagainya. Namun pada masa sekarang ini membuat perempuan semakin mengerti dan memahami tentang hak- hak dirinya apabila dalam rumah tangganya merasa dizhalimi oleh suaminya maka perempuan tersebut tidak merasa enggan untuk melaporkan ketidakadilan dan kekerasan yang terjadi pada rumah tangganya bahkan gugat cerai istri kepada suaminya telah menjadi trend yang ada pada masa sekarang ini. Dalam praktiknya yang terjadi di Pengadilan Agama perceraian yang dilakukan oleh istri atau yang lebih dikenal dengan cerai gugat mengalami kenaikan atau bahkan lebih tinggi volumenya dibandingkan dengan perkara cerai talak. Melonjaknya angka perceraian terlihat sekali mulai tahun 2007 hingga 2009. Sementara, perbandingan cerai gugat dan cerai talak relatif tetap. Jumlah 56 cerai gugat dalam beberapa tahun terakhir ini rata-rata 1,7 kali jumlah cerai talak. Atau, sekitar 65 berbanding 35. Ada sebagian kalangan yang menilai bahwa meningkatnya angka perceraian salah satunya disebabkan oleh mudahnya proses perceraian. Artinya, peradilan agama dianggap turut memiliki andil dalam meningkatkan angka perceraian. 1 Banyak hal menjadi penyebab perceraian. Selain faktor ekonomi, ternyata perselingkuhan, sering dicemburui dan dimarahi cukup dominan menjadi penyebab seorang istri menggugat cerai suami. Data Pengadilan Agama di sejumlah wilayah di DKI, menunjukkan justru perceraian dilakukan atas gugatan sang istri kepada suami. Faktor utama sebagai alasan memicu perceraian, antara lain faktor ekonomi, selingkuh dan karena ditinggal suami tidak bertanggung jawab. 2 Dari faktor-faktor yang menyebabkan istri menggugat cerai suaminya yang disebutkan di atas terdapat pula persoalan moral yang memberikan andil untuk memantik krisis keharmonisan dalam rumah tangga. Selain itu, juga terdapat pula faktor yang merusak simpul perkawinan yaitu adalah kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi karena suami melakukan kekejaman terhadap istrinya baik kekejaman fisik maupun non fisik. Kekejaman 1 http:badilag.net. Diakses pada hari Sabtu, 7 Mei 2011, Pukul 21.00 2 http:www.poskota.co.idnews_baca.asp?id=33879ik=3. Diakses Pada Hari Sabtu, 7 Mei 2011, Pukul 21.00 57 fisik biasanya berbentuk suatu penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan suami kepada istrinya hingga menimbulkan luka badan, sedangkan kekejaman non fisik biasanya berbentuk perkataan-perkataan kasar yang dilontarkan suami terhadap istrinya hingga menyebabkan istrinya sakit hati. Dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami kepada istrinya maka istrinya mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama.

B. Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Jakarta Timur