Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Jakarta Timur

57 fisik biasanya berbentuk suatu penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan suami kepada istrinya hingga menimbulkan luka badan, sedangkan kekejaman non fisik biasanya berbentuk perkataan-perkataan kasar yang dilontarkan suami terhadap istrinya hingga menyebabkan istrinya sakit hati. Dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami kepada istrinya maka istrinya mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama.

B. Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Jakarta Timur

Perceraian adalah sebagai jalan terakhir yang di tempuh oleh pasangan suami istri ketika terjadi dalam rumah tangganya masalah-masalah yang sudah tidak didapati jalan keluarnya. Dari masalah-masalah yang sering terjadi kebanyakan adalah tentang pemahaman karakter dan sifat masing-masing pasangan yang sulit untuk dimengerti, terkadang dalam perkawinan sering terjadi pertengakaran-pertengakaran yang kecil namun dapat berubah menjadi pertengakaran yang besar dan mengancam keutuhan rumah tangga apabila pasangan tersebut tidak saling memahami sifat masing-masing, maka dari itu sebelum membentuk rumah tangga yang harmonis pada masa berpacaran atau perkenalan harus saling menyelami karakter masing-masing agar nantinya dalam mengarungi bahtera rumah tangga sudah dapat mengantisipasi terjadinya permasalahan yang terjadi baik itu masalah yang kecil sampai permasalahan yang besar. 3 3 Wawancara Pribadi Penulis dengan Bapak Nasrul, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 27 April 2011 58 Hasil wawancara di atas memberikan pandangan bahwa menikah bukanlah perkara mudah dan dapat dilakukan begitu saja tanpa persiapan dan kematangan antar pasangan. Hal demikian berkaitan dengan kelangsungan rumah tangga yang akan dan sedang dibangun agar terhindar dari perceraian. Dari data yang diperoleh penulis di Pengadilan Agama Jakarta Timur , penulis mencoba memaparkan data tersebut dalam tabel agar mempermudah dalam menyajikan data yang menjadi faktor penyebab perceraian di Jakarta Timur dari tahun 2008, 2009, 2010 sebagai berikut. Tabel 1 Data Penyebab Perceraia Di Pengadilan Agama Jakarta Timur No Penyebab Perceraian 2008 2009 2010 Jumlah Persentase 1 Tidak Ada Keharmonisan 367 376 391 1134 20.31 2 Ganguan Pihak Ketiga 288 378 350 1016 18.19 3 Ekonomi 258 337 369 964 17.26 4 Kekejaman Jasmani 232 345 335 912 16.33 5 Tidak Ada Tanggung jawab 241 301 351 893 15.99 6 Cemburu 147 207 271 625 11.19 7 Poligami Tidak Sehat - - 42 42 0.75 8 Kawin Paksa - - - - - 9 Cacat Biologis - - - - - 10 Krisis Akhlak - - - - - 11 Dihukum - - - - - 12 Kekejaman Mental - - - - - 13 Kawin Dibawah Umur - - - - - 14 Politisi - - - - - 15 Lain-lain - - - - - Jumlah 1533 1944 2109 5586 100 Sumber : Data Penyebab Perceraian Pengadilan Agama Jakarta Timur 59 Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga, dilanjutkan dengan adanya ganguan pihak ketiga yang mengancam keutuhan rumah tangga, faktor ekonomi menjadi momok yang menakutkan karena merupakan faktor penyebab ketiga, dan kekejaman jasmani yang membuat perceraian terjadi. Berikut merupakan uraian analisis penulis tentang faktor penyebab yang menjadi penyebab perceraian: 1. Tidak ada keharmonisan dalam berumah tangga yang menjadi penyebab tertinggi dengan angka 1134 20.31, jika kita pahami tentang ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang menyebabkan hal tersebut terjadi dapat berupa perbedaan pandangan, tingkat pendidikan, serta pemahaman terhadap membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. 2. Adanya gangguan pihak ketiga 1016 18.19 masih menjadi polemik yang sulit dipisahkan, tanpa disadari ternyata kehadiran orang lain di luar struktur keluarga secara utuh memberi kontribusi perceraian yang sangat signifikan. Hal ini pula dituturkan oleh Ibu Tya 4 yang mengiyakan adanya pihak ketiga yang merusak rumah tangganya sehingga suaminya tidak bertanggung jawab atas keluarga serta anak. 4 Wawancara Pribadi Penulis dengan Penggugat Cerai di Pengadilan Agama Jakarta Timur Pada Tanggal 27 April 2011 60 3. Faktor ekonomi 964 17.26 menduduki urutan ketiga dalam penyebab percerian yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Timur. Menurut Bapak Nemin Aminuddin perceraian karena faktor ekonomi biasanya terjadi karena suami sebagai kepala rumah tangga diberhentikan dari pekerjaannya sehingga suami tidak dapat memberikan nafkah yang cukup kepada istrinya hingga akhirnya istri menggugat cerai suaminya. 5 4. Kekejaman jasmani 912 16.33 Menjadi faktor penyebabkan terjadinya perceraian yang lumayan banyak terjadi. Kekejaman jasmani dalam rumah tangga dapat terjadi karena suami atau istri melakukan kekerasan dalam rumah tangga KDRT hingga mengakibatkan salah satu pasangan mengalami cacat badan. 5. Tidak adanya tanggung jawab dalam rumah tangga 893 15.99 dapat berupa kelalaian suami dalam member nafkah lahir maupun batin terhadap keluarga, dan dapat pula kelalaian sang istri dalam mengurus rumah tangga seperti mengurus anak dan sebagainya. Kurangnya tanggung jawab merupakan permasalahan yang tidak mudah untuk diselesaikan karena melibatkan beberapa hal lainnya. 6. Adanya kecemburuan dalam rumuh tangga 625 11.19 penyebabnya karena kurang adanya rasa kepercayaan antara pasangan suami istri hingga akhirnya salah satu pihak mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan agama. 5 Wawancara Pribadi Penulis dengan Bapak Nemin Aminuddin, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 25 April 2011 61 7. Adapun penyebab yang lain yang menjadi faktor perceraian tidak terlalu signifikan, hanya sebatas angka yang wajar dibandingkan 6 enam poin teratas. Bahkan ada penyebab yang sama sekali tidak menjadi permasalahan dalam perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Timur. Dari data yang penulis uraikan di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor cerai gugat yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Timur sangatlah beragam jenis di antaranya adalah ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang menduduki urutan paling tertinggi di antara faktor-faktor penyebab yang lainnya. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga dipicu karena persoalan-persoalan yang beragam yaitu karena pasangan suami istri sulit untuk mengelola kepribadiannya masing-masing. Pengelolaan kepribadian dibentuk pada saat sebelum terjadinya pernikahan atau pada saat berpacaran agar nantinya pada saat mengarungi bahtera rumah tangga apabila tertimpa suatu masalah maka akan menyelesaikannya dengan baik. 6 Selanjutnaya disusul dengan adanya gangguan dari pihak ketiga yang menempati urutan kedua dalam faktor penyebab terjadinya cerai gugat di Pengadilan Agama Jakarta Timur. Adanya gangguan dari pihak ketiga tidak terlepas dari peran suami yang menjaga rumah tangganya agar tidak mudah masuk orang ketiga sebagai perusak rumah tangga. Berdasarkan wawancara penulis dengan seorang ibu yang berperkara di Pengadilan Agama Jakarta timur 6 Wawancara Pribadi Penulis dengan Bapak Nasrul, Hakim pengadilan Agama Jakarta Timur, Pada Tanggal 27 April 2011 62 menyebutkan bahwa orang ketiga sebagai perusak rumah tangga orang lain membuat suami jarang pulang dan sering menghabiskan waktu di luar rumah. Faktor yang ketiga adalah permasalahan ekonomi yang membuat istri gugat cerai suaminya. Gugat cerai istri terhadap suaminya yang didasari oleh permasalahan ekonomi terjadi karena suami memberikan nafkah kepada istrinya tidak mencukupi. Sebagai contoh yaitu dalam rumah tangga biasanya suami memberi nafkah yang lebih kepada istrinya untuk kebutuhan rumah tangga dan belanja sang istri namun pada suatu hari suami terkena pemutusan hubungan kerja sehingga tidak dapat memberikan nafkah yang cukup kepada istrinya sehingga istrinya menggugat cerai suaminya, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Nasrul pada saat wawancara penulis dengan beliau di kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur. 7 Berdasarkan penjelasan dari faktor-faktor penyebab perceraian di atas maka dapat diketahui bahwa faktor paling dominan yang menyebabkan terjadinya cerai gugat di Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah karena adanya ketidakharmnonisan dalam rumah tangga yang terjadi antara suami istri.

C. Analisis Penulis Terhadap Volume Cerai Gugat