36 risiko kepada pihak lain, berarti makin banyak perjanjian asuransi ditutup.
Selanjutnya makin banyak pula dana yang diserap oleh perusahaan sebagai pembayaran atas kesedianya mengambil alih risiko pihak tertanggung.
D. Pengaturan Asuransi
Pengaturan Asuransi atau pertanggungan ada dua tempat yaitu di dalam KUHD dan diluar KUHD.
A. Di dalam KUHD 22
1 Buku I Bab IX tentang pertanggungan pada umumnya Pasal 246- 268
2 Buku II Bab X tentang pertanggungan kebakaran dan bahaya hasil panen
dan pertanggungan jiwa Pasal 287-308 3
Buku II Bab IX tentang pertanggungan terhadap bahaya laut Pasal 592- 685
4 Buku II Bab X tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam
pengangkutan darat dan perairan darat Pasal 686-695 A.
Peraturan asuransi atau pertanggungan di luar KUHD ialah : 1.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha perasuransian 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelesaian Usaha Perasuransian.
3. Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968 dan Nomor 13 Tahun 1981
tentang Kesehatan Pegawai Negeri dan Penerima Pensiunan Beserta Keluarganya
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang Askep
37 5.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Askel
6. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Astek 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil
8. Peraturan pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia ASABRI 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis
kemerdekaan, beserta keluarganya.
E. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil PNS
Pegawai Negeri Sipil PNS sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai potensi yang dapat menentukan kelancaran pelaksanaan
Pembangunan Nasional sehingga perlu dibina dan dikembangkan tingkat kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan pemberian kesejahteraan kepada Pegawai
Negeri Sipil PNS yang telah ada sekarang ini dipandang perlu untuk ditingkatkan baik dari segi macam atau besarnya sarana kesejahteraan maupun
dalam tata cara penyelenggaraannya. Untuk memberikan kesejahteraan PNS tersebut, maka pemerintah memandang perlu memberikan program jaminan sosial
untuk PNS, seperti program Tabungan Hari Tua THT dan program Pensiun. Program THT PNS adalah suatu program asuransi yang terdiri dari
asuransi dwiguna yang dikaitkan dengan asuransi kematian, dengan scheme sebagai berikut: Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan
38 jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli
warisnya pada waktu peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Sedangkan asuransi kematia adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan
keuangan apabila peserta, istrisuami peseta meninggal dunia atau anak peserta meninggal dunia. Program pensiun adalah suatu program yang dimaksudkan
untuk memberikan jaminan hari tua kepada PNS sebagai penghargaan atas jasa- jasa dan pengabdiannya kepada Negara sebagaimana ditetapkan didalam UU No.
11 tahun 1969 tentang pemberian pensiun JandaDuda Pegawai Negeri Sipil. Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Indonesia hingga saat ini masih diatur
dalam beberapa Undang-Undang yang belum terintegrasi satu sama lain dan beberapa diantaranya bahkan terdapat ketidak sinkronan anatar yang satu dengan
yang lain. Untuk program jaminan kesejahteraan PNS telah diatur dalam UU No. 11 Tahun 1956 : tentang Pembelanjaan Pensiun; UU No. 11 Tahun 1969 : tentang
Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda Duda; UU No. 08 tahun 1974 : tentang Pokok-pokok Kepegawaian; UU No. 43 Tahun 1999 : tentang Perubahan atas UU
No. 08 Tahun 1974 tantang Poko-pokok Kepegawaian. Dari keempat Undang-Undang tersebut maka UU No. 43 tahun 1999 lah
yang telah mengatur program kesejahteraan PNS secara lebih Komprehensif. Hal ini sebagaimana tercermin pada bagian ketujuh mengenai kesejahteraan bagi PNS
yang antara lain disebut : “untuk meningkatkan kegairahan kerja diselenggarakan usaha kesejahteraan PNS yang meliputi program Pensiun dan Tabungan Hari Tua
THT, Asuransi Kesehatan, Tabungan Perumahan, Asuransi Pendidikan bagi putera-
puteri PNS”.
39 Dalam penyelenggaraan program bagi PNS, telah diatur dalam PP No.25
tahun 1981, yang antara lain diatur mengenai besarnya iuran bagi setiap PNS untuk program THT dan Pensiun. Adapun iuran PNS untuk Asuransi sosial saat
ini sekitar 11,00 yang terdiri dari Komponen berikut : 1.
4,75 untuk iuran dana Pensiun. 2.
3,25 untuk iuran Tabungan Hari Tua THT. 3.
2,00 untuk iuran Kesehatan. 4.
1,00 untuk iuran perumahan. Sistem yang akan diterapkan dalam penyelenggaraan pemberian
kesejahteraan ini adalah sistem asuransi, yaitu dengan usaha menyelenggarakan Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil PNS dimana sebagai badan penyelenggara
adalah PT. TASPEN PERSERO, yaitu suatu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan Asuransi Sosial
Pegawai Negeri Sipil, untuk memberikan jaminan keuangan bagi peserta baik pada masa aktif maupun setelah pensiun. Selain dari itu, sebagai tambahan
diberikan juga jaminan Asuransi Kematian bagi peserta dan keluarganya. Asuransi Sosial Pensiun atau Asuransi Pensiun adalah jenis asuransi wajib.
Disebut wajib karena alasan-alasan berikut : 1.
Berlakunya asuransi pensiu karena diwajibkan oleh peraturan Perundang- Undangan, bukan berdasarkan perjanjian.
2. Pihak penyelenggara asuransi Pensiun didelegasikan kepada Badan Usaha
Milik Negara pasal 14 ayat 1 Undang-Undang No. 2 tahun 1992.
40 3.
Asuransi Pensiun bermotif perlindungan masyarakat yang dananya dihimpun dari masyarakat pegawai Negeri Sipil dan digunakan untuk kepentingan
masyarakat Pegawai Negeri Sipil yang diancam resiko pensiun dan hari tua. 4.
Besarnya iuran dan manfaat ditetapkan berdasarkan suatu Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah.
F. Tinjauan Peserta Klaim Asuransi Kematian PNS