Pengertian Asuransi Sistem Pembayaran Dana Pensiun Asuransi Kematian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan

29 BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan asuransi sebagai “pertanggungan” yaitu perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Pada pasal 246 KUHD, dikatakan bahwa : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penganggung mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin diderita akibat peristiwa tertentu.” Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha pera suransian “asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak penganggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.” 30 Menurut pendapat Prodjodikoro 2008 :33, “Dalam asuransi terlibat dua pihak, yaitu satu yang dianggap sanggup menanggung atau menjamin bahwa pihak lain akan mendapat penggantian suatu kerugian, yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu terjadi atau semula belum dapat ditentukan saat akan terjadinya. Suatu peristiwa kontra prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggungkan itu diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung, apabila kemudian ternyata peristiwa dimaksud itu terjadi.” Kedua pihak yang terlibat dalam asuransi adalah penanggung Perusahaan Asuransi dan Tertanggung orang yang diharuskan membayar sejumlah uang yang disebut premi asuransi. Sedangkan perjanjiannya disebut polis asuransi. Objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan, tanggung jawab hukum, profesi, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan kekurangan nilainya. Menurut pendapat Harsono 2004: 42, “perbedaan yang jelas antara asuransi dan judi adalah pertama kegiatan asuransi lebih berkenan dengan resiko- resiko murni, sedangkan judi lebih berkenaan dengan resiko spekulatif; kedua asuransi adalah menjamin suatu ganti rugi apabila resiko yang dijamin terjadi sedangkan judi justru menciptakan resiko yang baru; ketiga bahwa asuransi berusaha membebaskan diri dari suatu resiko karena adanya ketidak pastian akan menderita kerugian keuangan, sedangkan judi mengharapkan terjadinya suatu peristiwa yang membawa keuntungan, dengan kata lain prinsip asuransi adalah prinsip ganti rugi sedangkan judi adalah keuntungan.” 31

B. Jenis-Jenis Asuransi