29
c. Narkotika golongan III: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan
dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh: Kodeina, Etilmorfina, Dihidrokodeina, Polkodina, Nikodikodina.
26
Berdasarkan cara pembuatannya, Narkotika dibedakan kedalam 3 golongan, yaitu:
a. Narkotika Alami
Adalah narkotika yang zat aktifnya diambil dari tumbuhan-tumbuhan alam, contohnya adalah : Ganja, Hasis, Coca, Opium.
b. Narkotika Semi Sintetik
Adalah narkotika alami yang diolah, diambil zat aktifnya intisarinya agar memiliki khasiat lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan kedokteran. Contohnya: Morfin, Codein, Heroin, Cocaine c.
Narkotika Sintetik Adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia, digunakan untuk
pembiusan dan untuk pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba sebagai narkoba pengganti substitusi, seperti:
Petidine, Methadone dan Naltrexon.
27
26
Tim Ahli, Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini, h. 28-29.
27
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya T. tp.: LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004, h. 13-16.
30
3. Penyebab penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika terjadi akibat interaksi tiga faktor yaitu:
a. Faktor Narkotika
Semua jenis narkotika bekerja pada bagian otak yang menjadi pusat penghayatan kenikmatan, termasuk stimulasi seksual. Oleh karena itu
penggunaan narkotika ingin diulangi lagi untuk mendapatkan kenikmatan yang diinginkan sesuai dengan khasiat farmakologiknya.
Potensi setiap jenis narkotika untuk menimbulkan ketergantungan tidak sama besar. Makin luas pusat penghayatan kenikmatan dipengaruhi
narkotika, makin
kuat potensi
narkotika untuk
menimbulkan ketergantungan.
b. Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada remaja atau masa sekolah, sebab remaja atau pelajar yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik, maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan menyalahgunakan narkotika. Perubahan
tersebut yaitu: 1
Perubahan Biologik Pada awal masa remaja atau pada masa sekolah tinggi badan dan
berat badan bertambah cepat. Postur badan juga berubah, mulai seperti postur badan orang dewasa dan ciri-ciri seksual sekunder mulai nampak.
31
Perubahan yang cepat pada masa peralihan ini sering menimbulkan kebingungan dan keresahan. Disatu pihak badannya telah besar sehingga
lebih pantas bergaul dengan anak yang sudah lebih tua. Disisi lain secara psikologis mungkin ia belum siap untuk bergaul dengan anak yang lebih
tua, karena masih ingin bermain seperti pada masa kanak-kanak. Kebingungan ini bertambah bila orang tuanya tidak konsisten. Bila
ia menuntut suatu hak atau kebebasan, ia dibilang masih kecil. Sebaliknya bila ia memperlihatkan sikap kurang bertanggung jawab, ia dikatakan
sudah dewasa. Kebingungan, keresahan, dan bahkan depresi akibat perubahan tersebut di atas dapat mendorong anak menyalahgunakan
narkotika. 2
Perubahan psikologik Pada masa remaja atau masa sekolah, individu mulai melepaskan
ikatan emosional dengan orangtuanya dalam rangka membentuk identitas diri. Di sisi lain, secara finansial ia masih bergantung pada orangtuanya.
Demikian pula bila ia mengahadapi kesulitan ia masih membutuhkan bantuan orangtua.
Pada masa remaja atau masa sekolah ini kemampuan intelektualnya bertambah. Daya abstraksi, kemampuan konseptual, kemampuan
memahami suatu persoalan jadi berkembang, idealismenya masih tinggi dan keingintahuan terhadap dunia sekitarnya bertambah kuat, ia ingin
mengetahui berbagai masalah di sekitarnya, termasuk mencari pengalaman seksual dan mencoba narkotika, mulai dari merokok, minuman keras