Faktor Lingkungan Penyebab penyalahgunaan narkotika

34 g Orangtua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orangtua berselingkuh. h Orangtua yang tidak memiliki dan menanamkan norma-norma, nilai-nilai tentang baik-buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan. i Orangtua atau salah satu anggota keluarga yang menjadi penyalahguna narkotika. 2 Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah yang sering ikut mendorong terjadinya penyalahgunaan narkotika antara lain: a Sekolah yang kurang disiplin, tidak tertib. b Sering tidak ada pelajaran pada jam sekolah. c Pelajaran yang membosankan. d Guru yang kurang pandai mengajar. e Gurupengurus sekolah yang kurang komunikatif dengan siswa. f Sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas siswanya. 3 Lingkungan Masyarakat Remaja atau pelajar tidak hanya hidup di dalam lingkungan keluarga dan di sekolah, melainkan juga dalam masyarakat luas. Oleh karena itu, kondisi dalam masyarakat juga mempengaruhi perilaku remaja, termasuk perilaku yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika. Faktor-faktor itu antara lain: a Mudah diperolehnya narkotika. b Harga narkotika makin murah. 35 c Kehidupan sosial, ekonomi, politik dan keamanan yang tidak menentu menyebabkan terjadinya perubahan nilai dan norma, antara lain sikap yang permisif membolehkan. Faktor-faktor tersebut memang tidak selalu menyebabkan seseorang akan menjadi penyalahguna narkotika. Akan tetapi makin banyak faktor tersebut ditemukan pada seseorang pelajar atau remaja, makin besar kemungkinan orang itu menjadi penyalahguna narkotika. Penyalahgunaan narkotika harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, faktor keluarga, dan faktor pergaulan tidak selalu berperan sama besarnya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkotika. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga harmonis dan cukup komunikatif, menjadi penyalahguna narkotika. 28 Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh hawari, terdapat tiga faktor penyebab penyalahguna narkotika ditinjau dari sudut pandang psikodinamik, yaitu: a. Faktor Presdiposisi Adalah gangguan kejiwaan yaitu gangguan kepribadian antisosial, kecemasan, dan depresi. Seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial tidak mampu untuk berfungsi secara wajar dan efektif di rumah, di sekolah, atau di tempat kerja dan dalam pergaulan sosialnya. Untuk mengatasi ketidakmampuan berfungsi secara wajar dan untuk 28 Tim Ahli, Pelajar dan Bahaya Narkotika, h. 36-40. 36 menghilangkan kecemasan dan atau depresinya itu; maka orang cenderung menyalahgunakan narkotika. Upaya ini dimaksudkan untuk mencoba mengobati dirinya sendiri atau sebagai reaksi pelarian. b. Faktor Kontribusi Adalah kondisi keluarga yang terdiri dari tiga komponen, yaitu keutuhan keluarga, kesibukan orang tua dan hubungan interpersonal antar keluarga. Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang tidak baik disfungsi keluarga akan merasa tertekan, dan ketertekanannya itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahguna ketergantungan narkotika. Kondisi keluarga yang tidak baik atau disfungsi keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1 Keluarga tidak utuh, misalnya salah seorang dari orang tua meninggal, kedua orang tua bercerai atau berpisah. 2 Kesibukan orang tua, misalnya kedua orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan atau aktifitas lain, sehingga waktu untuk anak kurang. Keberadaan orang tua di rumah juga mempunyai pengaruh, misalnya orang tua jarang di rumah menyebabkan komunikasi dan waktu bersama dan perhatian untuk anak juga kurang bahkan tidak ada sama sekali. 3 Hubungan interpersonal yang tidak baik, yaitu hubungan antara anak dengan kedua orang tuanya, anak dengan sesama saudaranya anak sesama anak, dan hubungan antara ayah dan ibu yang ditandai dengan sering cek-cok, bertengkar, dingin masing-masing acuh tak acuh dan 37 lain sebagainya sehingga suasana rumah menjadi tegang dan kurang hangat. 29 c. Faktor Pencetus Adalah pengaruh teman kelompok sebaya dan narkotika nya itu sendiri. Penelitian yang dilakukan hawari menyebutkan bahwa pengaruh teman kelompok sebaya mempunyai andil 81,3 bagi seseorang terlibat penyalahguna ketergantungan narkotika. Sedangkan tersedianya dan mudahnya narkotika diperoleh mempunyai andil 88 bagi seseorang terlibat penyalahgunaan ketergantungan narkotika. 30 Ditinjau dari pendekatan kesehatan jiwa, pemakaian zat dibagi menjadi beberapa golongan: a. Experimental Use, yaitu pemakaian zat yang tujuannya ingin mencoba, sekedar memenuhi rasa ingin tahu. b. Social Use, atau disebut juga Recreational Use yaitu penggunaan zat-zat tertentu pada waktu resepsi minum whisky atau untuk mengisi waktu senggang merokok atau pada waktu pesta ulang tahun atau waktu berkemah mengisap ganja bersama-sama teman. c. Situasional Use yaitu penggunaan zat pada saat mengalami ketegangan, kekecewaan, kesedihan dan sebagainya dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. d. Abuse atau penyalahgunaan, yaitu suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik, paling sedikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial. 29 Dadang Hawari, Penyalahguna dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif, Jakarta: FKUI, 2006, h. 24-29. 30 Ibid.,h. 26. 38 e. Dependent Use yaitu bila sudah dijumpai toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya. 31

4. Bahaya Narkotika

Kebanyakan zat dalam narkotika sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan- mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan dan lain-lain. Maka narkotika kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi atau kecanduan. Secara umum jenis-jenis narkoba yang banyak disalahgunakan sering memiliki nama atau istilah sesuai dengan bahasa setempat sesuai konteks lokal setempat. Pada masyarakat maka jenis narkoba yang saat ini banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi, shabu dan heroin putaw. 32 a. Ganja, istilah lain: Cimeng, Kanabis, Marijuana, Pot, Thai Stick, Grass, Gelek, Rasta, Dope, Weed, Hash, Mayijane, Sinsemilla. Bahaya penyalahgunaan ganja: skizofrenia. Pada tahap jangka pendek, pemakai ganja dapat meningkatkan selera makan, denyut nadi juga meningkat. Sering menjadi penyebab gangguan dalam dimensi penglihatan, misalnya jarak pandang tidak normal, sesuatu nampak jauh padahal dekat. Sehingga jika mengendarai kendaraan bermotor akan sangat berbahaya karena sering terjadi tabrakan. Gangguan lain adalah tidak wajarnya kemampuan berfikir secara logis. Dalam dosis besar 31 Satya Joewana, Gangguan Pengguna Zat: Narkotika, Alcohol dan Zat Adiktif Lain, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, h. 13-14. 32 Tim Ahli, Advokasi Penyalahguna Narkotika,h. 20. 39 pemakai merasa terjadi perubahan dalam persepsi suara dan warna yang menjadi lebih tajam. Sedangkan daya pikirnya melambat dan terjadi kebingungan. Jika dosisnya sangat besar, pengaruhnya sama dengan halusinogen, dan dapat menyebabkan cemas, panik bahkan gangguan jiwa, kehilangan minat terhadap kegiatan lain seperti sekolah, pekerjaan, hubungan antar sesama dan juga malas melakukan kegiatan fisik dan suka menyendiri. Bahaya lainnya adalah apabila ganja yang dikonsumsi dengan cara merokok maka mengandung tar lebih banyak daripada tembakau yang memilki kandungan tar tertinggi. Pemakai ganja akan meningkatkan resiko terkena kanker paru dan penyakit paru lainnya. 33 b. Ekstasi, istilah lain: XTC, inex, ADAM, E, Fantasy Pills, Cece, ceiin, kancing, rolls, beans, flipper, hammer. Bahaya penyalahgunaan ekstasi: depresi, gangguan jiwa, kerusakan otak. Segera setelah memakai ekstasi, maka aktivitas mental-emotional meningkat karena terjadi perubahan fungsi fatal tubuh. Terjadi dehidrasi, pusing dan lelah. Sistem organik dalam tubuh tidak dapat mengendalikan suhu tubuh. Ekstasi juga merusak organ-organ tubuh seperti hati dan ginjal. Dapat mengakibatkan kejang dan gagal jantung. Dosis besar ekstasi akan menyebabkan gelisah, tidak dapat diam, cemas dan halusinasi. Pemakaian ekstasi jangka panjang dapat merusak otak bahkan 33 Tim Ahli, Advokasi Penyalahguna Narkotika,h.22.