Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                2
terhadap perasaan dan akal pikiran sehingga yang jauh menjadi dekat dan yang  dekat  menjadi  jauh,  dapat  melupakan  suatu  kenyataan,  dapat
mengkhayal  yang  tidak  akan  terjadi,  serta  orang  bisa  tenggelam  dalam mimpi  dan  lamunan  yang  bukan-bukan.  Orang  yang  minum  bahan  ini
dapat  melupakan  dirinya,  agama  dan  dunianya  serta  tenggelam  dalam lembah  khayal.  Belum  lagi  apa  yang  akan  terjadi  pada  tubuh  manusia,
yakni  bahwa  narkotik  dapat  melumpuhkan  anggota  tubuh  manusia  dan menurunkan kesehatan.
Lebih  dari  itu,  narkotika  dapat  mengganggu  kemurnian  jiwa, menghancurkan  moral,  menurunkan  iradah,  dan  melemahkan  perasaan
untuk  melaksanakan  kewajiban  yang  oleh  pecandu-pecandu  dijadikan sebagai alat untuk meracuni tubuh masyarakat.
Di  balik  itu  semua,  narkotika  dapat  menghabiskan  uang  dan merobohkan  rumah  tangga.  Uang  yang  dipakai  untuk  membeli  bahan
tersebut  adalah  biaya  hidup  rumah  tangga  yang  mungkin  juga  oleh pecandu-pecandu  narkotik  akan  diambilnya  dari  harta  biaya  hidup  anak-
anaknya. Mungkin  juga dia akan berbelok  ke jalan  yang tidak baik  untuk mengambil keuntungan dari penjualan narkotik.
Kalau  di  atas  disebutkan  bahwa  perbuatan  haram  itu  dapat membawa pada keburukan dan bahaya, bagi kita sudah cukup jelas tentang
haramnya  bahan  yang  amat  jelek  ini,  jiwa,  moral,  masyarakat  dan perekonomian.
Haramnya  narkotika  ini  telah  disepakati  oleh  ahli-ahli  fiqih  yang pada  zamanya  dikenal  dengan  nama  alkhabaits  yang  jelek-jelek.
3
Syaikhul  Islam  Ibnu  Taimiyah  dalam  tinjauannya  mengatakan,  “  ganja hasyisy  adalah  bahan  haram,  baik  orang  yang  merasakan  itu  mabuk
ataupun  tidak.  Hasyisy  ini  biasa  dipakai  oleh  orang-orang  jahat  karena  di dalamnya  mengandung  unsur-unsur  memabukkan  dan  menyenangkan.
Biasanya dicampur dengan minuman- minuman yang memabukkan.”
2
Bedanya  hasyisy  dengan  arak  adalah  bahwa  arak  dapat menimbulkan reaksi dan pertentangan. Tetapi hasyisy dapat menimbulkan
krisis  dan  kelemahan.  Oleh  karena  itu,  dia  dapat  merusak  pikiran  dan membuka  pintu  syahwat  serta  hilangnya  perasaan  cemburu  ghirah.
Hasyisy lebih berbahaya daripada minuman keras miras.
3
Dan  ada  orang  yang  berpendapat  bahwa  ganja  lebih  tegas diharamkannya  daripada  khamar,  karena  khamar  hanya  menghilangkan
akal,  sedang  ganja  dapat  menghilangkan  akal,  jiwa  dan  harta.  Bahkan didalamnya terkumpul tiga dosa, yaitu:
1. Ia menghilangkan akal, karena ia tidak hanya memabukkan saja, tetapi  dapat
menyebabkan gila, maka ia diharamkan. 2.
Ia  menghilangkan  harta,  karena  ia  mendorong  terjadinya  pengangguran  dan karena ganja lebih disukai daripada khamar.
3. Ia  merusak  jiwa,  karena  ganja  mendorong  untuk  menjadi  pecandu  dan
membawa kepada kematian, oleh karena itu ia haram hukumnya.
4
2
Ibid.,h.99.
3
Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, h. 98-100.
4
Ahmad  Syauqi  Al-Banjari,  Nilai Kesehatan  dalam  Syari’at  Islam,  Jakarta:
Bumi Aksara, 1996, h. 242.
4
Dari  wacana  Islam  di  atas  kita  dapat  mengetahui  bahwa,  sangat teramat bahayanya narkotika. Penyalahgunaan narkotika dewasa ini sudah
sangat  kompleks  dan  menimbulkan  banyak  permasalahan.  Dalam kehidupan  modern  sekarang  ini  banyak  hal-hal  baru  yang  timbul  dan
muncul ke permukaan, seiring dengan bertambah pintarnya manusia yang
diciptakan  tekhnologi-tekhnologi    serangkaian  konsekuensi  yang  sulit dihindari. Benturan-benturan nilai budaya kerap terjadi  dan terbawa dalam
kerjasama  global,  hal  ini  mengakibatkan  terjadinya  perubahan-perubahan sosial dan budaya.
Dalam  kehidupan  sehari-hari  menjadi  mudah  terprovokasi melakukan  kegiatan-kegiatan  negatif,  seperti  halnya  mudah  terjerumus
kepada  gaya  hidup  hedonis,  yaitu  kegiatan  yang  semata-mata  memuja kenikmatan dunia, yang sudah barang tentu akrab dengan narkotika.
Dari  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Dadang    Hawari  telah  dapat dibuktikan  bahwa  sebenarnya  seorang  penyalahguna  ketergantungan
narkotika adalah seorang yang mengalami gangguan kejiwaan, orang yang sakit,  seorang  pasien,  yang  memerlukan  pertolongan  terapi  serta
rehabilitasi  dan  bukannya  hukuman.  Adapun  perbuatan  penyalahguna ketergantungan  narkotika  dengan  segala  dampaknya  itu  kriminalitas  dan
perilaku  anti  sosial  lainnya  adalah  merupakan  perkembangan  lanjut  dari
5
gangguan  kejiwaanya.  Oleh  karena  itu  seyogyanya  penanganan  seorang penyalahguna ketergantungan narkotika  pada tahap rehabilitasi.
5
Dan  penelitian  yang  dilakukan  Dadang  Hawari  membuktikan bahwa  penyalahgunaan  narkotika  menimbulkan  dampak  antara  lain
merusak  hubungan  kekeluargaan,  menurunkan  kemampuan  belajar, ketidakmampuan  untuk  membedakan  mana  yang  baik  dan  mana  yang
buruk,  mana  yang  halal  dan  mana  yang  haram,  perubahan  mental  dan perilaku  menjadi  anti  sosial  psikopat,  merosotnya  produktivitas  kerja,
gangguan  kesehatan,  mempertinggi  kecelakaan  lalu  lintas,  kriminalitas, dan  tindak  kekerasan  lainnya  baik  kuantitatif  dan  akhirnya  kematian  sia-
sia.
6
Penyalahgunaan  narkotika  adalah  penggunaan  salah  satu  atau beberapa jenis narkotika secara berkala atau teratur di luar indikasi medis,
sehingga  menimbulkan  gangguan  kesehatan  fisik,  psikis  dan  gangguan fungsi sosial.
7
Sedangkan pengguna narkoba adalah seseorang yang benar- benar hanya menggunakan narkoba atau alkohol untuk sekedar bersenang-
senang,  berekreasi,  bersantai  dan  menghilangkan  stress  atau  kecemasan, hanya  menggunakan  pada  perayaan  atau  acara-acara  khusus,  atau  untuk
hiburan.
8
5
Dadang  hawari,  psikater,  Al- Qur’an:  Ilmu  Kedokteran  Jiwa  dan  Kesehatan
Jiwa, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004, Edisi 3, h. 2-3.
6
Ibid,. h. 267-268.
7
Astwin,  Pengertian  Narkoba,artikel  ini  diakses  pada  tanggal  31  mei  2011dari http:astwin
. Blogspot.com 200903 pengertian -narkoba
8
David    Joyce  Djaelani  Gordon,  Mengadapi    mencari  solusi  terhadap masalah  penggunaan,  penyalahgunaan    adiksi  narkoba    sekolah-sekolah  di
Indonesia, h. 20.
6
Ada  upaya  untuk  menangani  para  penyalahguna  narkotika  yakni salah satunya dengan rehabilitasi. Agar para penyalahguna narkotika dapat
memantapkan kepribadian
untuk kembali
bersosialisasi dengan
masyarakat.  Dijelaskan  rehabilitasi  adalah  upaya  memulihkan  dan mengembalikan  kondisi  para  mantan  penyalahguna  atau  ketergantungan
napza  agar  kembali  sehat,  dalam  arti  sehat  fisik,  psikologik,  sosial  dan spiritual agama.
9
Berbagai program rehabilitasi narkotika menjadi salah satu langkah yang  serius  dalam  penanganan  penyalahgunaan  narkotika.  Adanya
program rehabilitasi di Indonesia sesuai dengan pasal 45 UU No. 22 1997 tentang  narkotika  yang  menyebutkan  bahwa  pecandu  narkotika  wajib
menjalani pengobatan dan atau perawatan.
10
Salah  satu  tempat  rehabilitasi  yang  ada  di  Indonesia  adalah UNITRA  Unit  Terapi  dan  Rehabilitasi,  Lido,  Bogor,  Jawa  Barat,
merupakan tempat rehabilitasi yang berada di bawah pengawasan langsung Badan  Narkotika  Nasional  BNN  yang  menampung  pecandu  narkoba
secara  gratis.  Kampus  tempat  orang-orang  menjalani  rehabilitasi  ini menggunakan  metode  terapi  medical  base,  sosial  base,  faith  base  dan
alternative base. Dan Sosial Base meliputi Therapeutic Community. Yakni sebuah  terapi  yang  meliputi  perhatian,  perlindungan  serta  dukungan
9
Dadang  hawari,  2000,  Penyalahguna  dan  Ketergantungan  Napza,    Jakarta: FKUI, h. 132.
10
Ibid,.h.
7
perkembangan  secara  fisik,  mental,  emosional  dan  spiritual  yang seimbang.
11
Metode  Therapeutic  Community  TC  yaitu  suatu  metode rehabilitasi  sosial  yang  ditujukan  kepada  korban  penyalahguna  narkotika,
yang  merupakan  sebuah  “keluarga”  terdiri  atas  orang-orang  yang mempunyai  masalah  yang  sama  dan  memiliki  tujuan  yang  sama,  yaitu
menolong  diri  sendiri  dan  sesama  yang  oleh  seseorang  dari  mereka, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari negatif ke arah tingkah laku
yang positif.
12
Peneliti  sangat  tertarik  dengan  metode  serta    tempat  rehabilitasi yang ada di bawah Badan Narkotika Nasional. Maka peneliti akan meneliti
dengan  judul
“ Metode  Therapeutic Community Residen Narkotika di Unit Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido-
Bogor” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dalam upaya rehabilitasi di  UNITRA, menawarkan beberapa pelayanan dan program , diantaranya
terapi  Medical  Base,  Sosial  Base,  Faith  Base  dan  Alternative  Base.  Dan pembatasan  penelitian  ini  adalah  pada  Sosial  Base  yang  didalamnya
terdapat  program  Therapeutic  Community.  Melihat  permasalahan  yang dihadapi berkenaan dengan judul di atas, maka penulis membatasi masalah
11
Masbar, “ Mengenal Kampus UNITRA Unit Terapi dan Rehabilitasi Narkoba Milik  BNN…Gratis  Gan”,  artikel  ini  diakses  pada  2  Februari  2011  dari
http:www .
Kaskus.us showthread. Php2t= 386321.
12
Winanti,“Pendahuluan Therapeutic Community TC”, artikel ini diakses pada 28  April  2011  dari  lapas  narkotika.  files.wordpress.com200807  therapeutic
community.rev1_1doc.pdf.
8
agar  arah,  tujuan  dan  sasaranya  lebih  jelas  dan  tepat.  Maka  penulis membatasi  permasalahan  pada  metode  Therapeutic  Community  bagi
residen narkotika di UNITRA.
                