Struktur Penduduk dan Masyarakat Malaysia Kondisi Pemerintahan dan Politik Malaysia

23

BAB II POLITIK DOMESTIK MALAYSIA

Bab kedua ini membahas tentang politik domestik Malaysia. Pembahasan terdiri dari tiga sub bab, yaitu dimulai membahas struktur penduduk dan masyarakat Malaysia, kondisi pemerintahan dan politik Malaysia, perkembangan politik Malaysia hingga terjadinya perubahan politik Malaysia pasca pemilu 2008.

A. Struktur Penduduk dan Masyarakat Malaysia

Malaysia sebagai negara federal, telah dibagi menjadi beberapa negara bagian states dan tiga „negara persekutuan’ federal territories. Malaysia Barat yang terletak di Semenanjung Malaysia terdiri dari negara-negara bagian Johor, Kedah, Kelatan, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Pulau Pinang atau penang, Selangor, Terengganu, dan dua wilayah persekutuan Putrajaya dan Kuala Lumpur. Sedangkan Malaysia Timur yang terletak di Pulau Borneo Kalimantan, terdiri dari tiga negara bagian satu wilayah persekutuan Labuan, Sabah dan Serawak. 1

B. Kondisi Pemerintahan dan Politik Malaysia

Negara Malaysia adalah monarki konstitusional yang dikepalai Dipertuan Agong paramount ruler, yang secara adat disebut dengan Raja. Ia dipilih lima tahun 1 Khoridatul Anissa. 2009. Malaysia Macan Asia: Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya, Dinamika Hubungannya dengan Indonesia. Jogjakarta: Garasi h. 26. sekali di antara sembilan sultan dari negara-negara semenanjung Malaysia. Di samping sebagai kepala negara head of state, Raja juga berfungsi sebagai pemimpin agama Islam Malaysia. Kekuasaan eksekutif dijalankan kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri, sebagai kepala pemerintahan chief exsekutif. 2 Konstitusi Malaysia menyaratkan bahwa Perdana Menteri harus merupakan anggota Dewan Rakyat yang memimpin mayoritas kekuasaan politik di parlemen. Menteri-menteri yang duduk dalam Kabinet diangkat dari anggota Dewan Rakyat dan bertanggung jawab kepada lembaga tersebut. Sistem administrasi pemerintahan Malaysia dibagi dalam tiga struktur, yaitu: Pemerintah Pusat federal di Kuala Lumpur, Pemerintah Negara Bagian di setiap negara bagian, dan Pemerintah setempat local government. 3 Parlemen Malaysia menganut sistem bikameral yang terdiri dari Dewan Negara States Assembly dan Dewan Rakyat House of Representatives. Anggota Dewan Negara terdiri dari 58 anggota, 26 orang diantaranya dipilih oleh Dewan Undangan Negeri dan 13 anggota dipilih oleh Majelis negara bagian, dan selebihnya dibentuk oleh kepala negara atas usul dari Perdana Menteri. Para anggota Dewan Negara menduduki jabatannya selama 6 tahun. 4 Sedangkan untuk anggota Dewan Rakyat berjumlah 219 orang yang dipilih 5 tahun sekali dalam pemilu distrik. Pada setiap negara bagian terdapat pemerintahan negara bagian yang dipimpin oleh Menteri Besar atau Ketua Menteri yang dibantu oleh Sekretaris Negara Daerah 2 Anissa, Ibid., h. 40. 3 Lihat A Effendy Choirie. 2008. Islam-Nasionalisme UMNO-PKB: Studi Komparasi dan Diplomasi. Jakarta: Pensil-324 h.39. 4 Anissa. Malaysia Macan Asia: Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya, Dinamika Hubungannya dengan Indonesia. h. 43. dan sejumlah Exco Executive Councillor yang jumlahnya sesuai dengan masing- masing undang-undang negara bagian. Di setiap negara bagian terdapat badan legislatif yang disebut Dewan Undang Negeri DUN yang dipilih dalam pemilu. 5 Badan Yudikatif dalam bentuk Pengadilan Tinggi Malaysia yang mengakui dan menjamin berlakunya konstitusi masing-masing negara dan struktur pemerintahannya. Badan peradilan mencontoh lembaga-lembaga hukum Inggris dan India, dan merupakan sebuah badan yang independen, yang terdiri dari Hakim Agung, Mahkamah Agung, dan badan-badan peradilan yang lebih rendah. Mahkamah Agung berwewenang untuk menafsirkan konstitusi federal maupun negara bagian, dan dapat bertindak sebagai penengah kalau sampai terjadi perselisihan antara Kuala Lumpur dan Pemerintah Negara Bagian. 6 Malaysia menganut sitem multi partai multy party system. Artinya dari masing-masing etnis membentuk suatu partai yang mewakili kelompoknya. Partai- partai politik di Malaysia, antara lain: 1. United Malays National Organization UMNO, didirikan pada tahun 1946 oleh Dato’ Onn Ja’far. 2. Malaysian Chinese AssocIation MCA, didirikan pada tahun 1949 oleh Tan Cheng Lock. 3. Malaysian Indian Congress MIC, didirikan pada tahun 1946 oleh John Thivy, bergabung dengan BN 1955. 5 Choirie. Islam-Nasionalisme UMNO-PKB: Studi Komparasi dan Diplomasi. h.41-42. 6 Mohtar Mas’od dan Colin MacAndreas. Perbandingan Sistem Politik. h. 238-239. 4. Malaysian People’s Movement party Partai gerakan MalaysiaGerakan, didirikan pada tahun 1968 oleh Lim Chong Eu dan Tan Chee Koo, bergabung dengan BN 1973. 5. People’s Progressive Party of Malaysia PPP, didirikan pada tahun 1953 oleh Seenivagasan bersaudara, bergabung dengan BN pada 1973. 6. Partai Pesaka Bumiputera Bersatu Serawak PBB, didirikan pada tahun 1973 sebagai gabungan dari Partai Pesaka dan Partai Bumiputera. 7. Serawak United People’s Party SUPP, didirikan oleh Ong Kee Hui dan Stephen Yong pada tahun 1959, partai pertama di Serawak, bergabung dengan BN pada tahun 1976. 8. Sabah National Party Partai Kebangsaaan SabahSNAP, didirikan oleh Stephen Kalong Ningkan. Bergabung dengan BN pada tahun 1963, Kemudian pernah keluar dari BN pada 1966 dan bergabung kembali pada 1976. 9. Partai Bangsa Dayak Sarawak PBDS, didirikan pada tahun 1983 merupakan pecahan dari partai SNAP Kemudian bergabung dengan BN 1984. 10. Sabah Progressive Party SAPP, didirikan pada tahun 1994 merupakan pecahan dari partai Bersatu Sabah PBS. 11. Liberal Democration Party, didirikan oleh Hiew Ming Kong dan Chong Kah KIat pada tahun 1989 bergabung dengan BN 1991. 12. Partai Bersatu Rakyat Sabah PBRS, didirikan oleh Datuk Clarence Bongkos, yang merupakan pecahan PBS Kemudian bergabung dengan BN pada tahun 1994. 13. Pasok Momogun Kadazandusun Organization UPKO, yang merupakan pecahan dari PBS, bergabung dengan BN pada 1994. 14. Partai Islam se-Malaysia PAS, didirikan tahun 1951. Pada awal terbentuknya partai ini merupakan Biro Agama UMNO dan pernah bergabung dengan BN pada tahun 1971 Kemudian keluar pada tahun 1977. 15. Democratic Action Party DAP, partai ini merupakan pecahan dari PAP Partai Aksi Rakyat yang menjadi partai berkuasa di Singapura. Dipimpin oleh Lim Kit SIang, DAP semula bergabung dalam Barisan Alternatif namun keluar dari koalisi pada September 2001. Dalam pemilu 2004 DAP bertanding sebagai partai independen. 16. State Reform Party Saraak STAR, partai ini merupakan pecahan dari SNAP dan didirikan oleh Dr. Patau pada tahun 1995. 17. Partai Keadilan KEADILAN, didirikan oleh pendukung mantan Deputi PM Anwar Ibrahim dan dipimpin oleh Datin Seri Dr. Wan Azizah Ismail. 18. Malaysian People’s Party Partai Rakyat MalaysiaPKR, merupakan kelanjutan dari partai Rakyat yang dibentuk kembali pada tahun 1974. 19. Barisan Jemaah Islamiyah Se-Malaysia BERJASA, didirikan oleh H. Mohammad Nasir dan tokoh pecahan PAS bergabung dengan BN pada tahun 1977 Kemudian keluar tahun 1989. 20. Partai Negara Serawak NEGARA, didirikan pada 1974 oleh mantan anggota Partai Negara Serawak PANAS. 7 Partai besar yang paling berpengaruh di Malaysia adalah The United Malays National Organization UMNO yang dibentuk pada 11 Mei 1946 oleh Dato Onn Jafar. UMNO adalah partai mewakili etnis Melayu dan beragama Islam, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan bangsasuku Melayu mengingat sebelumnya etnis Melayu terpinggirkan dalam lapangan ekonomi dan politik. 8 Selain itu adanya alasan bahwa pemerintah kolonial Inggris bersikeras untuk memindahkan kekuasaannya hanya kepada pemerintahan yang multirasial, dikarenakan pemerintahan Inggris tidak ingin memerdekakan Malaysia jika tidak terjamin stabilitas dan kepentingannya di masa depan. Di samping itu pemerintah Inggris percaya bahwa pemerintahan Melayu tidak akan dapat mengatasi pemberontakan komunis di bawah pimpinan Chinpeng, yang didukung oleh China. Inggris mendukung UMNO sebagai partai besar di Malaysia untuk bekerjasama dengan kelompok non-Melayu. 9 Semenjak terbentuknya rangkaian elit politik sampai pada pemilu 2008, UMNO merupakan satu-satunya partai politik yang bukan saja menguasai tumpuk 7 Choirie. Islam-Nasionalisme UMNO-PKB: Studi Komparasi dan Diplomasi. h. 44-46. 8 Anissa. Malaysia Macan Asia: Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya, Dinamika Hubungannya dengan Indonesia. h. 46-47. 9 Seperti halnya dalam pemilihan Kotapraja 1952, UMNO bekerjasama dengan organisasi konservatif MCA, bersekutu melawan partai multi rasial Melayu. Persekutuan berhasil dan bertambah dengan MIC. Lihat Dwi Rahayu Ningsih. 2003. Persaingan Partai Pemerintah dan Partai Oposisi di Malaysia. Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta h. 33. pemerintahan, namun telah memenangi semua pemilu yang telah berlangsung di Malaysia. Hal ini bisa dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel B.I Hasil-Hasil Pemilu Dewan Rakyat Malaysia Pada Tahun 1959-2008 Tahun Pemilu Pemerintah Barisan Nasional Oposisi Barisan Alternatif Total Jumlah Kursi Persentase Kursi Jumlah Kursi Persentase Kursi Jumlah Kursi 1959 1964 1969 1974 1978 1982 1986 1990 1995 1999 2004 2008 74 89 95 135 130 132 148 127 162 148 198 140 71,15 85,58 66,00 87,66 84,42 85,71 83,62 70,55 84,38 76,68 90,32 63,06 30 15 49 19 24 22 29 53 30 45 21 82 28,85 14,42 34,00 12,34 15,58 14,29 16,38 29,45 15,62 23,32 9, 68 36,94 104 104 144 154 154 154 177 180 192 193 219 222 Sumber: A Effendy Choirie, Islam-Nasionalisme UMNO-PKB Studi Komparasi dan Diplomasi, hal. 49 Dari tabel diatas bisa dilihat dari hasil pemilu dari tahun 1959 semenjak kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957, hampir 80 dari persentase kursi di Parlemen didominasi oleh BN. Hal ini telah memberi ruang politik yang dominan kepada BN untuk mengkonstruksi suatu bentuk ideologi populis terhadap masyarakat Malaysia. Hal ini yang menyebabkan pemerintah telah berhasil menanamkan suatu bentuk orientasi budaya politik terhadap masyarakat Malaysia bahwa hanya pemerintah yang mampu untuk mewujudkan kestabilan ekonomi-politik di Malaysia. 10 Namun pada pemilu 2008, BN yang hanya memenangi 140 kursi dan hanya menguasai sembilan negara bagian. 11 Sedangkan BA memenangi 82 kursi parlemen dan berhasil menguasai lima negara bagian, diantaranya Ialah Penang, Kelantan, Perak, Selangor, Kedah. Pada pemilu kali ini, BA kehilangan 51 kursi dari 222 kursi parlemen. 12 Apabila dikaitkan dengan peraturan dalam konteks sistem demokrasi berparlemen di Malaysia, kemenangan 140 kursi tersebut menang cukup untuk BN memerintah di Malaysia. Namun tidak berarti semua keputusan dapat diambil dalam parlemen karena adanya pendapat lain dari BA. Ada beberapa Faktor yang menyebabkan menurunnya suara yang di peroleh oleh BN diantaranya: merosotnya wibawa pemerintah karena mengerasnya ketegangan etnis hingga menguatnya ISA, 13 terjadi konflik internal dalam UMNO yang menyebabkan semakin kompaknya BA, selain dari itu, maraknya isu korupsi, 10 Zaini Othman. Fase Perubahan Dalam Pembangunan Politik Malaysia. Dalam Buku Leo Agustino. 2009. Politik dan Perubahan antara Reformasi Politik di Indonesia dan Politik Baru di Malaysia Yogyakarta: Graha Ilmu. h.169-170. 11 Diantaranya adalah Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Pulau Pinang, Perlis, Sabah, Serawak, Terengganu, dan Kuala lumpur. 12 Zaini Othman. Dalam Buku Leo Agustino, Ibid., h. 190. 13 hal ini terlihat pada awal November 2007, puluhan ribu etnik India yang tergabung dalam HIDRAF Gerakan Aksi Hak Asasi HinduHindu Rights Action Force, melakukan protes berkenaan kebijakan timpang yang mengutamakan Suku Melayu, mereka menuntut dihapuskannya diskriminasi dalam hal RAS, membuat pemerintahan PM Abdullah Badawi semakin terpojok. Malaysiakini.com. 25 November 2007. Diakses 19 Januari 2011. naiknya harga BBM dan kebutuhan pokok hingga upaya untuk mencegah kembalinya tokoh oposisi Anwar Ibrahim ke panggung politik. 14 Dari gambaran di atas, pelaksanaan pemilu 2008 di Malaysia BN telah disandingkan secara ketat dengan BA. Walaupun presentase BN dalam setiap pemilu selalu mendominasi BA, namun tidak mustahil bagi BA mengambil kekuasaan dari tangan BN. Hal ini dikarenakan dari beberapa hasil pemilu jelas sekali presentase jumlah suara yang didapatkan BA semakin mengejar BN.

C. Etnisitas dalam Politik Malaysia