Etnisitas dalam Politik Malaysia

naiknya harga BBM dan kebutuhan pokok hingga upaya untuk mencegah kembalinya tokoh oposisi Anwar Ibrahim ke panggung politik. 14 Dari gambaran di atas, pelaksanaan pemilu 2008 di Malaysia BN telah disandingkan secara ketat dengan BA. Walaupun presentase BN dalam setiap pemilu selalu mendominasi BA, namun tidak mustahil bagi BA mengambil kekuasaan dari tangan BN. Hal ini dikarenakan dari beberapa hasil pemilu jelas sekali presentase jumlah suara yang didapatkan BA semakin mengejar BN.

C. Etnisitas dalam Politik Malaysia

Membahas etnisitas dalam politik Malaysia berkaitan erat dengan keberadaan tiga etnis yang membawa partai masing-masing. Pada masa pra kemerdekaan, Islam dan Nasionalisme diterima sebagai paket kehidupan semua kekuatan politik yang mempunyai tujuan menjamin keutuhan Melayu. 15 Selain itu, Malaysia juga menggunakan hukum-hukum syariat Islam dalam proses kehidupan bernegara yang menjadikan etnis Melayu sebagai kelompok mayoritas muslim merasa bangga, hal itu terlihat dengan banyaknya etnis Melayu yang menduduki birokrasi dan pertanian, sementara etnis non-Melayu dominan di bidang perdagangan, dan hanya berprofesi sebagai kelas pekerja. 16 14 http:www.indopos.com. A. Effendy Choirie. Meneropong Wajah Pemilu Malaysia. Senin, 10 Mar 2008. 15 Hussin Mutalib, 1996. Islam dan Etnisitas: Perspektif Politik Melayu. Jakarta: LP3ES h. 38. 16 Ningsih. 2003. Persaingan Partai Pemerintah dan Partai Oposisi di Malaysia. h. 29-31. Adanya konsep Ketuanan Melayu yang menjadikan etnis Melayu sebagai tuan atau pengsuasa Malaysia, seperti yang tertuang dalam artikel 153 Konstitusi Malaysia. 17 Konsep ketuanan Melayu ini dibentuk oleh politikus-politikus Malaysia, terutama yang berasal dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu UMNO, partai yang memiliki pengaruh kuat di Malaysia. 18 Adanya ketimpangan sosial antara etnis Melayu dengan etnis non-Melayu ini telah menyebabkan etnis non-Melayu masih belum merasakan negara Malaysia sebagai negara mereka dan masih merasa didiskriminasikan di negaranya sendiri. Lee Kuan Yew seorang pemimpin pemerintahan Singapura dari Partai Aksi Rakyat PAP, secara publik mendeklarasikan penolakannya atas ketuanan Melayu, dan sebaliknya menyerukan Malaysian Malaysia Malaysia-nya orang Malaysia. menurut pendapat Lee Kuan Yew, bangsa Melayu mulai bermigrasi ke Malaysia dalam jumlah besar hanya sekitar 700 tahun yang lalu. Dari 39 kaum Melayu di Malaysia, sepertiganya adalah imigran baru yang datang ke Malaya dari Indonesia. Oleh karena itu sangat tidak logis bagi kelompok rasial tertentu untuk berpikir bahwa merekalah yang paling dibenarkan disebut sebagai bangsa Malaysia dan mendapatkan jaminan hak-hak khusus dari pemerintah Malaysia. 19 17 Maksud dari artikel 153 tersebut adalah menghilangkan ketidakseimbangan antara etnik China dan Malaysia untuk menciptakan kesetaraan ekonomi. Tetapi, dimasa-masa awal pembangunan untuk mengisi kemerdekaan Malaysia, pendapatan ekonomi bumiputera tidak juga meningkat dan hanya mendapatkan 2,4 dari seluruh ekonomi, sisanya dikuasai China dan pihak-pihak luar negeri. Inilah yang memicu kerusuhan rasial pada 13 Mei 1969 tersebut. Khoridatul Anissa. 2009. Malaysia Macan Asia. Jogjakarta: Garasi. h. 146-147. 18 http:www.kompas.comreadxml2008120509220510politik.rasialis.warisan.kolonial.di Malaysia. diakses. 19 Februari 2011. 19 Mutalib. Islam dan Etnisitas: Perspektif Politik Melayu. h. 64. Hubungan antar etnis Melayu dan non-Melayu yang tidak harmonis tersebut mencapai puncaknya pada kerusuhan rasial 1964 di Singapura yang masih merupakan wilayah Malaysia. Dalam hal ini Lee Kuan Yew pada tahun 1965 terus bersikap melancarkan kampanyenya dengan membentuk Dewan Solidaritas Malaysia Malaysian Solidarity CouncilMSC yang terdiri dari partai-partai multirasial seperti Partai Aksi Rakyat People’s Action Party, PAP, Partai Progresif Rakyat Peoples Progressive Party, PPP dan Partai Demokrasi Bersatu United Democratic Party, UDP. 20 Setelah adanya reaksi seperti yang dikemukakan di atas, akhirnya anggota parlemen dari UMNO Mahathir Mohamad menyerang Lee Kuan Yew dalam parlemen. Ia mengatakan bahwa orang China Singapura tidak pernah mengetahui kekuasaan Melayu dan tidak dapat menerima gagasan bahwa orang-orang yang telah mereka tundukkan etnis Melayu sekarang berada dalam posisi memerintah mereka. Melihat kejadian tersebut, Tunku Abdul Rahman dari UMNO yakin bahwa perseteruan ini jika dilanjutkan lebih jauh maka akan berakhir pada kekerasan, sehingga ia meminta Singapura untuk memisahkan diri dari Malaysia. Pernyataan ini ditanggapi secara positif oleh Lee Kuan Yew sehingga Singapura keluar dari Malaysia, menjadi negara merdeka pada tahun 1965 dengan Lee Kuan Yew sebagai perdana menteri. Pemisahan Singapura dari Malaysia, ternyata tidak meredakan isu-isu etnik yang ada di Malaysia. Justru dengan adanya pemisahan Singapura tersebut dipandang 20 Mutalib, Ibid., h. 65. oleh sebagian besar bangsa Malaysia sebagai isu etnik yang telah mendorong fanatisme etnik sampai pada tingkat yang tidak dapat ditolerir lagi. Keadaan ini terlihat pada saat Malaysia Barat melangsungkan pemilihan umum untuk anggota parlemen pada tanggal 10 Mei 1969. Pemilihan umum ini adalah yang pertama yang diikuti oleh partai-partai oposisi non-Melayu secara besar-besaran. 21 Walaupun pada pemilihan umum sebelumnya isu-isu etnik selalu muncul namun dapat dibungkam. Strategi yang diterapkan UMNO pada pemilihan umum tahun 1969 adalah mengarahkan kampanye kepada kalangan bangsa Melayu untuk menandingi pengaruh dari Pan-Malayan Islamic Party PMIP yang sekarang bernama Partai Islam se-Malaysia PAS. Akibatnya UMNO kurang memperhatikan perlunya mencari dukungan dari kalangan etnik non-Melayu, dan membiarkan tugasnya itu dilakukan oleh rekannya dari Partai Aliansi MCA dan MIC namun usaha mereka ternyata tidak begitu berhasil. 22 Dalam pemilihan umum tahun 1969, partai oposisi ternyata lebih sukses dengan menggeser pemerintahan UMNO di tiga negara bagian yaitu Kelantan, Terengganu, Perak. Hal ini hampir menjatuhkan mayoritas dua pertiga kursi parlemen yang dipegang oleh UMNO. Kemudian Partai Aliansi menyerang dan menuduh kaum oposisi non-Melayu, terutama yang dari DAP, GRM, dan PPP, sebagai partai-partai 21 Pada saat itu terjadi konflik karena adanya isu-isu golongan dan ras yang menyentuh emosi dan sentimen menjadi tema sepanjang kampanye pemilu 1969 yang mengakibatkan meningkatnya semangat masyarakat Melayu dan China di Malaysia. Selama kampanye Pemilu 1969, para calon serta anggota-anggota partai politik, khususnya dari partai oposisi, mengangkat soal-soal sensitif yang berkaitan dengan bahasa nasional Bahasa Melayu, kedudukan istimewa orang Melayu Bumiputera dan hak kerakyatan warga non-Melayu. Hal ini menimbulkan sentimen rasial dan kecurigaan. 22 Mohtar Mas’od dan Colin MacAndreas. 2006. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. h. 236. etnik yang anti Melayu. Tetapi serangan terbesar ditujukan pada DAP, Partai ini berkampanye untuk menciptakan Malaysia yang multi rasial, menyerukan penghapusan hak-hak khusus orang Melayu dan mendorong terciptanya masyarakat yang terbuka dan menghargai orang berdasarkan kepandaian. 23 Di Kuala Lumpur para pendukung partai oposisi meneriakkan kata-kata rasialis yang menghina orang Melayu, hal ini telah menyebabkan meningkatnya suasana ketakutan dan kebencian. Sehingga pada tanggal 13 Mei 1969 terjadi kerusuhan antar kelompok etnik pecah keadaan ini berawal dari kelompok Melayu yang mengalami provokasi yang ekstrim. Selama dua minggu etnik Melayu menyerang orang China dan etnik India. 24 Setelah kerusuhan yang terjadi di Malaysia pada bulan Mei 1969 terjadi kemerosotan kepercayaan dikalangan penduduk non-Melayu terhadap pemerintah terutama pada aparat keamanan, karena ketidak mampuan mereka untuk memelihara ketertiban umum secara adil. 25 Pada akhirnya pemerintah mengambil suatu kebijakan dengan membekukan parlemen selama periode yang tidak ditentukan. Pada saat yang sama pula menunda 23 Mohtar Mas’od dan Colin MacAndreas, Ibid., 236-237. 24 Dampaknya ialah menyebabkan banyak penduduk terbunuh dan luka-luka, dan beribu-ribu rumah dan bangunan lainnya dibakar. Dalam kerusuhan ini orang China dan India menjadi korban yang paling parah. Angka resmi menunjukkan 196 mati, 439 cedera, 39 hilang dan 9.143 ditahan, 211 kendaraan musnah. Tapi spekulasi mengatakan 700 orang mati terbunuh. Insiden 13 Mei ini memicu kemarahan di negara tetangga Singapura. Orang-orang Tionghoa Singapura yang merasa tidak senang atas apa yang terjadi terhadap orang-orang Tionghoa Malaysia di Malaysia, mulai melakukan kerusuhan terhadap orang-orang Melayu Singapura di Kampong Glam dan daerah Pecinan Chinatown. Barikade-barikade jalan dipasang oleh militer untuk mencegah kekerasan lebih jauh. Namun korban yang jatuh tidak setinggi yang di Malaysia. Dikutip dari http:www.mediaindonesia.comberita.kerusuhan 13 Mei. Diakses pada tanggal 31 Mei 2010. 25 Mutalib. Islam dan Etnisitas: Perspektif Politik Melayu. h 80. pemilihan umum di Serawak dan Sabah. Kemudian setelah itu, dibentuk Dewan Operasi Nasional National Operations Council atau NOC, yang terdiri dari Tun Razak yang waktu itu menjadi Wakil Perdana Menteri Timbalan Perdana Menteri sebagai ketua. 26 Dibentuknya kebijakan NOC dengan tujuan membentuk serangkaian ”Komite Niat Baik” pada tingkat federal dan negara bagian, menyingkirkan tokoh- tokoh UMNO yang mempelopori tindakan-tindakan radikal untuk memperkokoh dominasi politik orang Melayu, dan meningkatkan posisi ekonomi bangsa Melayu. Secara perlahan-lahan NOC membuat berbagai kebijakan baru, yakni mendirikan Departemen Persatuan Nasional pada bulan Juli 1969 dengan sebuah mandat untuk mewujudkan suatu ideologi negara yang baru, Kemudian dikenal sebagai ”Rukun Negara ”. Rukun negara sebagai suatu ideologi baru diumumkan pada pertengahan tahun 1970 yang terdiri dari lima ”keyakinan” Persatuan bangsa, demokrasi, Keadilan, Liberal, dan Kemajuan dan lima ”asas” Kepercayaan pada Tuhan, Kesetiaan kepada penguasa tertinggi yaitu Yang Dipertuan Agong dan kepada Negara mendukung konstitusi, berperilaku baik, dan moralitas. Selanjutnya dibentuk pula Dewan Permusyawaratan Nasional pada bulan Januari 1970 yang terdiri dari para pemimpin Aliansi, para ahli hukum, para ahli ekonomi, kelompok profesional lain, dan beberapa wakil partai oposisi seperti: SNAP Serawak National Party dan GRM Gerakan 26 Mutalib, Ibid., h 81. Rakyat Malaysia diperbolehkan turut serta dalam dewan tersebut, namun terhadap DAP ditolak. 27 Ada dua hasil utama yang dapat dipetik dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas: pertama, rencana Pembangunan Malaysia Kedua dirumuskan dan dilaksanakan, serta kedua, diciptakannya pra kondisi untuk mengaktifkan kembali parlemen dan kembali kepada demokrasi konstitusional. Masa kekuasaan peralihan NOC, oleh banyak pengamat dianggap menandai berakhirnya demokrasi di Malaysia jelas sangat bermanfaat. NOC telah meredakan perselisihan etnis dan dari sudut pandangan pemerintah. Keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh NOC, diantaranya berisi larangan untuk mempermasalahkan isu-isu sensitif yang mungkin membangkitkan emosi rasial misalnya berkenaan dengan Bahasa Nasional yakni Bahasa Melayu, kedudukan khusus bangsa Melayu dan penduduk Bumiputra lainnya, hak-hak kewarganegaraan warga China dan India, serta kedaulatan Raja-raja Melayu. 28 Etnisitas dalam politik Malaysia memperkuat argumen tentang pentingnya faktor domestik dalam pembentukan keamanan nasional. Dominasi politik Melayu dalam politik Malaysia merefleksikan adanya interplay antara keamanan etnis Melayu dan konsepsi keamanan nasional. Rasa aman dan tidak aman yang dirasakan etnis Melayu terefleksi dalam kebijakan keamanan pemerintah. Bahkan rasa aman dan tidak aman UMNO pun secara bertahap berhimpitan dengan rasa aman dan tidak 27 Mohtar Mas’od dan Colin MacAndreas. Perbandingan Sistem Politik. h. 238-239. 28 Moh tar Mas’od dan Colin MacAndreas, Ibid., h. 240. aman etnis Melayu, dengan memperkuat rasa aman etnis Melayu maka Malaysia seolah-olah telah melakukan usaha untuk memperkuat keamanan nasionalnya. 29 Secara keseluruhan keamanan domestik Malaysia ditentukan oleh kemampuan mengembangkan dan mempertahankan stabilitas politik, kemajuan perekonomIan dan kemajuan industri. Di bawah PM Mahathir Mohamad dulu, Malaysia berusaha keras untuk memelihara stabilitas politiknya melalui kebijakan politik yang cenderung otoriter. Salah satu alat hukum yang sangat ditakuti kawan dan lawan adalah Internal Security Act ISA 30 atau Akta Keamanan Dalam Negeri. Undang-undang ini memungkinkan pemerintah Malaysia mengambil tindakan represif guna memelihara stabilitas rezim yang berkuasa. Dengan ISA pemerintah Malaysia telah menahan lebih dari 9000 hingga tahun 1993, termasuk diantaranya mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim. Pada masa pemerintahan PM Mahathir Mohamad 1986-2003 dianggap sebagai kelanjutan dari “kontrol hegemoni politik Malaysia oleh kaum Melayu dan UMNO khususnya. Namun pada tanggal 2 September 1998 Mahathir memecat Anwar Ibrahim sebagai Wakil PM, dengan dugaan melakukan tindakan yang tidak senonoh sodomi. Dampaknya Ia harus melepaskan jabatan Wakil PM yang dijabatnya dalam pemerintah dan partai politik UMNO. 31 Menurut sebagian pengamat Internasional tuduhan yang dilontarkan terhadap Anwar Ibrahim 29 Moh tar Mas’od dan Colin MacAndreas , Ibid., h.122-124. 30 Dwi Rahayu Ningsih. 2003. Persaingan Partai Pemerintah dan Oposisi di Malaysia. Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. FISIP. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. h. 9. dikarenakan telah terjadinya perselisihan dengan Mahathir Mohammad terutama ketika krisis ekonomi Malaysia 1997-1999. 32 Selama menjabat sebagai Perdana Menteri Mahathir Mohammad telah memberikan konstribusi besar bagi keberhasilan pembangunan ekonomi Malaysia dalam mengurangi kemiskinan dan membawa kemakmuran ekonomi. Namun pada 31 Oktober 2003, Mahathir secara resmi mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri dengan alasan untuk memulihkan stabilitas sosial-politik Malaysia dan digantikan oleh Abdullah Ahmad Badawi. 33 Pada masa pemerintahan PM Ahmad Badawi. kasus korupsi yang semakin merajalela, tingkat kriminalitas yang semakin meningkat tajam, dan ketegangan antar etnis belakang ini, padahal etnis yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintahan Malaysia adalah etnis China dan India. Selama ini etnis Melayu lebih diistimewakan. Padahal etnis India dan China tersebut telah tinggal cukup lama di Malaysia, akan tetapi haknya tidak disamakan serta didiskriminasikan. Gambaran diatas merupakan beberapa penyebab mengapa PM Abdullah Badawi tidak mendapatkan simpati dari rakyat, Mahathir Mohamad yang mengangkat Abdullah Badawi sebagai Perdana Menteri untuk menggantikannya mengaku kecewa telah memilih Abdullah Badawi. Karena Abdullah Badawi dianggap tidak mampu mempertahankan hegemoni BN, terbukti dengan hasil pemilu 32 Mahathir dan Anwar Ibrahim terlibat konflik kebijakan karena berbeda pendapat dalam merespon krisis ekonomi. Mahathir membuat kebijakan ekonomi nasionalistik kontrol devisa sedangkan Anwar Ibrahim membuat kebijakan reformasi ekonomi neo-liberalisme. Mahathir meyakini terdapatnya persengkokolan kekuatan neokolonialisme negara-negara industri Barat, yang bekerja melalui krisis ekonomi dalam melanjutkan dominasi terhadap negara-negara berkembang. Lihat Endi Haryono. 2008. Ketahanan Rezim Mahathir Dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Asia. Disertasi Program Studi Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta h. 245-246. 33 Endi Haryono, Ibid., h. 258. 2008 yang merupakan keputusan terburuk yang pernah diperoleh oleh BN semenjak menguasai politik Malaysia dari tahun 1957 hingga sekarang ini. Keputusan tersebut telah meniadakan penguasaan mayoritas. 34 Selain itu, menurut PM Mahathir Mohamad tindakan lain yang dilakukan Abdullah Badawi ialah telah banyak menghamburkan uang negara serta menangguhkan proyek-proyek yang semula telah di rencanakan oleh Mahathir. 35 Dari uraian diatas, walaupun pemerintahan PM Abdullah Badawi kurang mendapatkan simpatik dari berbagai kalangan dan rakyat Malaysia, namun disisi lain pada masa pemerintahannya telah menetapkan nada baru dalam hubungan luar negeri, seperti hubungan bilateral antara Malaysia-Indonesia. 36 hal ini terbukti dengan adanya pertemuan tingkat tinggi antara PM Abdullah Badawi dengan Susilo Bambang Yudhoyono, yang dilaksanakan di Bukit Tinggi Sumatera Barat sebagai upaya untuk mencari pemecahan berbagai permasalahan bilateral kedua negara perbatasan, tenaga kerja illegal, dan pembajakan liar. 34 http:www.seputarindonesia.com. Andika Hendra. “PM Badawi Didesak Mundur”. 10 Maret 2008. 35 Abdul Rashid Moten. 2008. Government and Politics in Malaysia. Malaysia: Cengange Learning. h 287 36 Anak Agung Banyu Perwita. Pasang Surut Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia. Biro hubungan internasional, Deputi sekertaris Wakil Presiden. Bidang Politik. Sekertaris Wakil Presiden Republik Indonesia. Pekan Baru, 15 Maret 2008..h. 72-73. 36 Banyu Perwita, Ibid., h.73. 41

BAB III HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA