2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah opini publik yang terbentuk dari pemberitaan aksi mahasiswa di Televisi?”
3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah : 1.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pemberitaan tentang aksi mahasiswa di media massa.
2. Penelitian ini bertujuan memaparkan opini yang terbentuk dari pemberitaan di
media televisi. 3.
Penelitian ini terbatas kepada mahasiswa FISIP USU yang tidak tergabung dalam sebuah organisasi.
4. Penelitian ini mengkaji pemberitaan tentang aksi mahasiswa yang muncul
pada periode 1-31Desember 2008. 5.
Penelitian ini mencakup pemberitaan aksi mahasiswa di televisi yang terjadi dalam lingkup nasional.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4.1 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap
pemberitaan aksi mahasiswa di televisi.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seperti apa pro dan kontra yang muncul
di kalangan mahasiswa melihat tayangan aksi mahasiswa itu. . 3.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tayangan aksi itu dapat berpengaruh terhadap pembentukan opini mahasiswa FISIP USU.
4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian
dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswaI Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai pendapat masyarakat terhadap aksi
mahasiswa di media massa. 2.
Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU dalam menambah dan memperkaya bahan penelitian serta sumber bacaan.
3. Secara praktis melalui penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat untuk lebih baik lagi dalam mengkaji sebuah pemberitaan yang di sajikan oleh media massa.
5. Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun sebuah kerangka teori untuk sebuah kejelasan. Titik tolak atau landasan berpikir dalam
memecahkan atau menyoroti masalah. Maka untuk itu perlu disusun kerangka teori. Kerangka teori itu disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut
mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka teori ini maka peneliti akan lebih terbantu dalam mencari kebenaran dari apa yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan adalah Individual Differences Theory, Komunikasi, Komunikasi Massa, Opini Publik, Televisi dan
Berita
5.1 Individual Differences Theory
Individual Differences Theory Teori Perbedaan Individual, teori yang dikeluarkan oleh Melvin D. Defleur ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara
individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota
khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan −terutama jika berkaitan dengan kepentingannya− konsisten dengan sikap-sikapnya,
sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya. Sehingga tanggapannya terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi,
efek media massa pada khalayak massa itu tidak seragam melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Effendy 2003: 275 Anggapan dasar dari teori ini ialah bahwa manusia amat bervariasi dalam
organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual yang
berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan
yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai, dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang
membedakannya dari yang lain. Effendy 2003: 275
Universitas Sumatera Utara
Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota
khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi
sesuai dengan perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada pengaruh variabel-variabel kepribadian yakni mengganggap khalayak memiliki ciri-ciri
kepribadian yang sama teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu jika variabel antara bersifat seragam. Effendy
2003: 275-276 Individual Differences Theory menyebutkan bahwa khalayak yang secara
selektif memperhatikan suatu pesan komunikasi, khususnya jika berkaitan dengan kepentingannya, akan sesuai dengan sikapnya, kepercayaannya dan nilai-nilainya.
Tanggapannya terhadap pesan komunikasi itu akan diubah oleh tatanan psikologisnya.Effendy 2003 : 316.
5.2 Komunikasi dan Komunikasi Massa
Komunikasi pasti terjadi pada setiap manusia, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hidup dengan makhluk lain
otomatis membuat makhluk hidup harus berkomunikasi. Komunikasi harus dipandang dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan secara
paradikmatik. Komunikasi secara umum dibagi dua, yakni pengertian komunikasi secara
etimologis dan secara terminologis. Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang diambil dari kata communis
yang artinya sama atau dimaksud dengan sama makna. Maka komunikasi yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan disini akan berlangsung bila ada kesamaan arti diantara dua atau lebih orang yang berkomunikasi. Sedangkan secara terminologis maksudnya adalah
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dan lebih dikenal dengan sebutan komunikasi manusia atau komunikasi sosial. Disini hanya akan dibahas tentang komunikasi yang
hanya terjadi pada manusia-manusia yang bermasyarakat. Komunikasi secara paradigmatis mengandung tujuan tertentu baik lisan
maupun tulisan, baik langsung maupun melalui media. Tujuan disini maksudnya adalah memberikan informasi, merubah sikap, pendapat, maupun perilaku dari
komunikan. Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect ? atau Siapa, Mengatakan Apa, Dengan Saluran Apa, Kepada Siapa, Dengan Pengaruh Bagaimana? Jadi komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu
yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata
lain, hubungan diantara mereka bersifat komunikatif Effendy 2004 : 3-4 .
Selain komunikasi itu dilakukan secara langsung atau dikenal dengan komunikasi tatap muka, komunikasi juga berlangsung dengan menggunakan media,
dikenal dengan nama komunikasi massa. Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa ialah komunikasi yang menggunakan media massa, baik itu media cetak
maupun elektronik .
Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Hal ini perlu dijelaskan,
sebab ada sementara ahli komunikasi, di antaranya Everett M. Rogers, yang berpendapat bahwa, selain media massa modern, ada media massa tradisional yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dll. Juga hal ini perlu ditegaskan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dengan adanya anggapan
sementara orang yang menyatakan, bahwa rapat umum di sebuah lapangan juga adalah komunikasi massa.Effendy 2004 : 20
Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah
orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan
demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” “one way trafic”. Begitu pesan disebarkan oleh komunikator,
tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan. Seperti halnya wartawan surat kabar, penyiar radio, penyiar televisi, atau
sutradara film tidak mengetahui nasib pesan yang disampaikan kepada khalayak itu. Tetapi meskipun demikian akan selalu ada akibat dari pesan yang disampaikan oleh
seseorang baik itu secara langsung maupun tidak melalui media. Effendy 1992 : 50
5.3 Opini Publik
Dizaman yunani kuno dan Romawi dahulu kala, pendapat umum sangat ditakuti karena dapat bertindak sebagai “Pengadilan rakyat” dalam menjatuhkan
hukuman kepada tertuduh. Pejabat atau rakyat yang dianggap telah melanggar norma atau menciptakan situasi yang merugikan masyarakat, terpaksa harus menghadapi
tiang gantungan tanpa harus melalui proses hukum yang wajar. Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang
bersifat kontroversial. Opini tersebut timbul sebagai hasil pembicaraan tentang
Universitas Sumatera Utara
masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda. Sastropoetro, 1990 : 41
Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Subyek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama
dimana orang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini
mendorong orang untuk saling mempertahankannya. Djoenarsih 1984 : 31 Sedangkan perkataan publik melukiskan sekelompok manusia yang
berkumpul secara spontan yang memiliki syarat-syarat : a.
Dihadapi oleh suatu persoalan issue b.
Berbeda pendapatnya mengenai persoalan ini dan berusaha untuk menanggulangi persoalannya
c. Sebagai akibat keinginan mengadakan diskusi dengan mencari jalan
keluar. Susanto 1985 : 47 Disini publik masih merupakan bentuk spontan yang tidak berbentuk, yang
tidak diorganisasikan. Pokok persoalan dari pembentukan publik demikian ini adalah bahwa mereka menghadapi persoalan, diikat sementara oleh persoalan yang minta
pemecahan. Susanto 1985: 48 Maka dapat disimpulkan bahwa opini publik atau dikenal dengan pendapat
umum adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan issue yang kontroversial,
mendiskusikannya dan berusaha untuk mengatasinya. Ketika isu atau opini itu keluar maka jelas sekali bahwa komunikasi yang dilakukan oleh komunikator melalui media
menghasilkan efek dan efek komunikasi massa inilah yang dikenal dengan sebutan
Universitas Sumatera Utara
opini publik. Dan proses munculnya opini ini harus melalui beberapa tahap, yaitu ; efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif.
Efek kognitf berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti, yang tadinya
bingung menjadi merasa jelas. Contoh pesan komunikasi melalui media massa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel dan sebagainya.
Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari pemberitaan di media itu yang akhirnya menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak, dan perasaan ini hanya
bergejolak didalam hati saja. Dan yang terakhir adalah efek konatif, dimana efek ini berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang memiliki kecenderungan
memunculkan sebuah tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung muncul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan harus melalui efek kognitf dan efek
afektif terlebih dulu. Dan opini publik merupakan hasil akhir dari proses tersebut dan masuk pada efek konatif. Effendy 2003 : 318-319
Jika kita lihat lebih dalam lagi yang namanya opini publik itu sangat berkaitan erat dengan sikap dari individu, baik secara pribadi maupun kelompok. Dan pada
dasarnya yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang maupun sikap kelompoknya, karena itu sikap akan ditentukan oleh pengalaman individu dan
kelompoknya. Leonard W. Doob merumuskan opini publik yang kompeten atau memenuhi
syarat adalah: 1.
Fakta yang dipakai sebagai titik tolak dari perumusan opini publik, diberi nilai baik oleh masyarakat luas.
2. Dalam penggunaan fakta Atau keadaan dimana suatu sikap justru diambil
karena tidak adanya fakta, orang sampai pada kesimpulan dan kesepsakatan
Universitas Sumatera Utara
akan tindakan yang harus diambil untuk memecahkan masalah. Susanto, 1985 :101
Doob menyebut pendapat harus dinyatakan sebagai actual publik opinion. Pendapat harus dinyatakan sebelum dinilai karena segala sesuatu yang belum melalui
proses komunikasi masih merupakan proses yang ada pada diri seseorang. Dalam hubungannya dengan hal ini perlu diperhatikan pendapat Irish dan Protho mengenai
pendapat yaitu, bahwa pernyataan yang telah mengalami proses komunikasi disebut opinion sedangkan bila perasaan tadi belum dinyatakan, maka ia masih merupakan
attitude sikap. Selanjutnya sebagai unsur ketiga disebutkan bahwa diperluksn adanya issue atau masalah agar sesuatu dapat dinilai sebagai pendapat umum. Issue
bahkan harus merupakan issue sosial. Susanto, 1985 Suatu pendapat akan menjadi issue apabila ia mengandung unsur
memungkinkan pro dan kontra suatu pendapat tentang suatu kejadian yang telah dinyatakan. Dengan sendirinya, pendapat memiliki obyek dan tujuan tertentu dan
karena menggandung unsur pro dan kontra maka dengan demikian ia akan menimbulkan adanya pendapat baru yang menyenangkan atau tidak baginya.
Susanto, 1985
5.4 Televisi dan Berita
Seperti pada penemuan radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian
oleh James C. Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi, pada tahun 1890. karena penemuan-penemuan itu akhirnya sampailah seperti sekarang ini, sudah
banyak sekali yang bisa dilakukan televisi. Kita sudah dapat mengetahui apa yang terjadi di luar kota, luar provinsi dan juga luar negeri tanpa harus pergi ketempat yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksud. Dengan adanya televisi maka semua informasi dapat diperoleh. Ardiantto, 2004 : 126
Meskipun televisi tidak masuk nominasi bagian dari kekuasaan yang ada di dunia, akan tetapi dibanding radio yang disetujui oleh para ahli komunikasi sebagai
kekuasaan kelima, televisi lebih baik karena selain bersifat auditif televisi juga bersivat visual dapat dilihat. Dan dari berbagai pilihan media massa yang muncul
bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan media komunikasi, televisilah yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Selain
hiburan televisi juga menyuguhkan iklan dan berita. Di Inggris televisi terutama berfungsi sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi ini
juga digunakan sebagai simbol status. Ini pasti lebih dilihat kepada acara-acara apa yang disajikan.
Setiap stasiun televisi memang sudah seharusnya mempersiapkan berbagai macam program untuk menarik pemirsanya, seperti program-program apa saja yang
diminati dan pada waktu-waktu kapan saja itu bagus untuk ditayangkan. Pada dasarnya penonton akan lebih tertarik pada hal-hal yang menghibur seperti sinetron,
gosip, sinetron dan lainnya. Dan pada dasarnya hanya sedikit sekali penonton yang akan memilih menonton berita dan mencari tahu apa yang terjadi pada negerinya.
Meskipun demikian akan tetapi sudah banyak sekali usaha yang dilakukan pihak stasiun televisi dalam mengubah format pemberitaan agar dapat menarik perhatian
khalayaknya. Berbicara mengenai berita, ahli sosiologi Gaye Tuchman, dalam bukunya
Making News 1978, menyatakan bahwa berita merupakan konstruksi realitas sosial.
Berita muncul dalam benak manusia untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan
Universitas Sumatera Utara
suatu peristiwa, tapi lebih merupakan sesuatu yang diserap setelah peristiwa itu terjadi. Berita tidak identik dengan fakta peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk
merekonstruksi fakta dalam kerangka inti peristiwa.Berita pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasar,dan bahasa dapat
menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas peristiwa. Severin, 2007 : 400
Prof. Mitchel V Charnley dalam bukunya “Reporting” mengatakan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang
menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah penduduk. Berita televisi terdiri atas gambar, naskah, dan suara. Gabungan dari ketiga unsur itulah yang
membedakan berita televisi dengan berita radio dan media cetak, seperti majalah dan koran. Adanya tiga unsur yang saling mendukung itulah yang akhirnya akan
menghasilkan kualitas terbaik dari sebuah pemberitaan. Dan pemberitaan yang baik akan dapat menarik perhatian pemirsanya.Effendy 2003 : 131
6. Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa. Nawawi, 1995:40
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Singarimbun, 1995: 57
Universitas Sumatera Utara
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan
atau memengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini, maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang
berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul. Nawawi, 1995:57
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan Aksi Mahasiswa di Media Massa.
2. Variabel Terikat Y
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau factor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan
bukan karena adanya variabel lain. Nawawi, 1995:57 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Opini Mahasiswa FISIP
USU , Medan 3. Variabel Antara Z
Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
Universitas Sumatera Utara
7. Model Teoritis