Fatwa Mui Dan Opini Publik (Studi deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

(1)

M U I DAN OPI N I PU BLI K

(Studi Deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI KOMISARIAT Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram

Bunga Bank Oleh MUI Di Internet)

Diajukan Oleh :

ADH AR K H AN SI AM BAT ON 0 4 0 9 0 4 0 9 4

DEPART EM EN I LM U K OM U N I K ASI

FAK U LT AS I LM U SOSI AL DAN I LM U POLI T I K U N I V ERSI T AS SU M AT ERA U T ARA

M EDAN 2 0 1 1


(2)

FATWA MUI DAN OPINI PUBLIK

(Studi deskriptif opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum

USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU, terhadap fatwa bunga bank haram yang ada di internet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap fatwa bunga bank haram, kredibilitas dan kemampuan MUI dalam membina komunikasi eksternal, khususnya yang diperantarai oleh media internet.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden. Setiap kuesioner berisi 27 pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan bebas. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode yang dipopulerkan oleh Arikunto (1998:120).

Di mana penentuan jumlah sampel penelitian adalah dengan ketentuan apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% atau 20% - 25% atau lebih. Dari metode tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 500 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive

sampling dan accidental sampling. Analisis data sendiri dilakukan dengan

menggunakan analisis tabel tunggal.

Hasil penelitian menunjukkan, dalam menyikapi fatwa bunga bank haram, umat Islam masih tetap terpecah belah. Sebagai komunikator, MUI memiliki kredibilitas yang tinggi di mata para responden. Namun kemampuan persuasif MUI sebagai komunikator, tergantung erat dengan tema pesan yang disampaikannya. Hal ini dikarenakan MUI bukanlah satu-satunya rujukan pengetahuan keagamaan bagi umat Islam, khususnya para responden. Popularitas dan kredibilitas MUI sendiri bukan dibangun oleh media massa internal MUI, media internal yang dimaksud adalah website MUI. Peranan website MUI sendiri masih jauh dari harapan. Mengingat efiiensi dan efektifitas multi media sebagai sarana komunikasi di masa depan, harusnya website yang dimiliki menjadi salah satu perhatian utama kepengurusan MUI dari tingkat pusat sampai daerah.


(3)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya menjadi insan akademisi sejati, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, manusia tanpa dosa yang mengenalkan penulis dengan Tuhannya.

Selama pengerjaan penelitian ilmiah ini begitu banyak halangan dan rintangan saya hadapi. Yang terkadang begitu menguras tenaga serta emosi. Yang seakan ingin memaksa penulis untuk menyerah di tengah jalan. Namun sesungguhnya Allah SWT tidaklah memberi cobaan kepada seorang hamba, melebihi kemampuan hamba yang bersangkutan. Di balik kesulitan pasti ada kemudahan bagi insan yang mau mengambil pelajaran. Hal itu terbukti dari banyaknya pihak yang sudi membantu penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah orang-orang yang tidak mungkin saya lupakan jasa-jasanya. Karena dorongan moril maupun bantuan materil yang telah mereka berikan, memiliki andil sangat besar bagi kesuksesan penelitian ilmiah ini. Begitu banyak pihak yang telah terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ilmiah ini. Namun karena keterbatasan tempat dan waktu, hanya sebagian kecil diantara mereka yang bisa penulis cantumkan namanya. Berikut sebait ucapan terima kasih tiada terhingga dan lantunan doa “Semoga kiranya Allah SWT membalas kebaikan mereka semua yang namanya tersebut di bawah ini dengan balasan yang lebih baik”

1. Bapak Prof. Dr, Badaruddin, Msi, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. Zakaria, selaku Pudek I FISIP USU yang telah memberikan


(4)

3. Ibu Dra. Fatmawardy, Msi, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dra. Dayana, Msi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

5. Ibu Dra. Mazdalifah, Msi, selaku Dosen Wali.

6. Kak Emilia Ramadhani, selaku Dosen Pembimbing Peneliti yang dengan

sabar membimbing, memotivasi dan selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi mendengar keluh kesah peneliti.

7. Para Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan

pengetahuan serta teladan dan patut ditiru oleh peneliti untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

8. Kak Ros, Kak Icut, Ibu Dewi, Maya, untuk semua bantuan yang dengan ikhlas yang diberikan kepada peneliti.

9. Kepada Kedua Orangtua saya Bapak Nasrin Siambaton dan Ibu saya

Rosmawarni Simatupang yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.

10.Kepada Saudara-saudara penulis, kakak, abang, dan adik yang telah

mendukung penulis dalam memberikan dukungan.

11.Teman-teman seperjuangan saya Budi, Tomi, Riko, Erik, Dimas, Adit, Pampam, Wan, Ridho yang bersedia menemani dan memberikan dukungan yang sangat berarti bagi peneliti dan mengajarkan peneliti arti pertemanan. 12.Arif BSP yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini hingga


(5)

13.Para responden yaitu anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU yang bersedia membagi pengalaman dan pelajaran berharga kepada saya tanpa peran serta para responden penelitian ini tidak akan terwujud.

14.Kawan-kawanku di Gang Roma, Bulaw, Tito, Ari, Edo, Kurlep, dll.

Penulis menghaturkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah membantu namun namanya tidak tercantum dalam lembaran di atas. Juga kepada pihak-pihak yang sengaja atau tidak pernah tersakiti oleh penulis. Baik itu sebelum, selama maupun sesudah penelitian ini terselenggara.

Dan sebagai sebuah karya manusia biasa, pastilah karya ilmiah yang penulis hasilkan memiliki banyak kekurangan. Baik itu ditinjau dari segi isi, tekhnik penulisan, metodelogi dan hasil penelitian. Oleh karena itu, sebersit harap timbul di hati penulis, kelak kiranya ada orang atupun pihak-pihak yang berkenan menyempurnakan penelitian ini.

Medan, Maret 2011 Peneliti

Adhar Khan Siambaton NIM 040904094


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK --- i

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI --- v

DAFTAR TABEL --- viii

BAB I PENDAHULUAN --- 1

1.1. Latar belakang masalah --- 1

1.2. Perumusan Masalah --- 4

1.3. Batasan Masalah --- 5

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian --- 5

1.4.1. --- T ujuan Penelitian --- 5

1.4.2. --- M anfaat Penelitian --- 6

1.5. Kerangka Teori --- 6

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa --- 7

1.5.2. Model Komunikasi satu Tahap (One Step of Communication) --- 7

1.5.3. Cyber Space --- 9

1.5.4. Opini Public --- 11

1.5.5. Fatwa MUI Mengenai Bunga Bank --- 12

1.6. Kerangka Konsep --- 18


(7)

BAB II URAIAN TEORITIS --- 21

2.1. Komunikasi --- 21

2.1.1. Komunikasi Massa --- 24

2.1.2. Komunikasi Massa ini --- 27

2.1.3. Media Massa --- 28

2.1.4. Komunikasi Spiritual --- 30

2.2. One Step Flow --- 32

2.3. Opini Publik --- 35

2.3.1. Pengertian Opini Publik --- 35

2.3.2. Proses Pembentukan Opini Publik --- 39

2.3.3. Kekuatan Opini Publik --- 41

2.4. Internet --- 42

2.4.1. Sekilas Mengenai Internet --- 43

2.4.2. Pemanfaat Internet --- 44

2.5. Kontroversi Bunga dari Sudut Pandang Agama Islam ---- 46

2.6. Riba --- 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN --- 52

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian --- 52

3.1.1. Propil Kepengurusan HMI Komisari Hukum USU periode 2009-2010. --- 61

3.2. Sejarah Singkat Majelis Ulama --- 68

3.3. Visi dan Misi Majelis Ulama Indonesia --- 71

3.3.1. Visi --- 71


(8)

3.3.3. Orientasi MUI --- 72

3.3.4. Peran MUI --- 74

3.4. Metodologi Penelitian --- 76

3.4.1. Metode Penelitian --- 76

3.4.2. Lokasi Penelitian --- 76

3.5. Populasi dan Sampel --- 77

3.5.1. Populasi --- 77

3.5.2. Sampel --- 77

3.6. Teknik Pengumpulan Data --- 78

3.7. Teknik Analisis Data --- 79

BAB IV PEMBAHASAN --- 80

4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data --- 80

4.1.1. Tahap Awal --- 80

4.1.2. Pengumpulan Data --- 80

4.2. Proses Pengolahan Data --- 81

4.2.1. Penomoran Kuesioner --- 81

4.2.2. Editing --- 81

4.2.3. Coding --- 81

4.2.4. Inventarisasi Variabel --- 81

4.2.5. Menyediakan Kerangka Tabel --- 82

4.2.6. Tabulasi Data --- 82

4.3. Analisis Tabel Tunggal --- 82

4.4. Pembahasan --- 105


(9)

5.1. Kesimpulan --- 108 5.2. Saran --- 109


(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Jenis Kelamin --- 82

Tabel 2 : Usia Responden --- 83

Tabel 3 : Semester Responden --- 84

Tabel 4 : Lama bergabung --- 84

Tabel 5 : Jenjang training yang pernah diikuti --- 85

Tabel 6 : Posisi dalam struktural HMI Komisariat Fakultas Hukum USU --- 86

Tabel 7 : Frekuensi membaca berita / artikel seputar fatwa-fatwa MUI--- 87

Tabel 8 : Frekuensi mengakses website MUI --- 88

Tabel 9 : Jenis media pemasok utama informasi mengenai MUI --- 89

Tabel 10 : Frekuensi membaca fatwa haram bunga bank oleh MUI --- 90

Tabel 11 : Opini responden mengenai fatwa-fatwa MUI --- 90

Tabel 12 : Opini responden mengenai fatwa haram bunga bank oleh MUI--- 91

Tabel 13 : Tingkat kepercayaan kepada tokoh dan lembaga MUI --- 92

Tabel 14 : Tingkat ketertarikan responden pada fatwa bunga bank haram --- 92

Tabel 15 : Urgensi fatwa bunga bank haram bagi para responden. --- 93

Tabel 16 : Sikap mengenai fatwa MUI, bunga bank haram --- 94

Tabel 17 : Fatwa MUI sebagai rujukan persoalan keagamaan --- 95

Tabel 18 : Frekuensi penggunaan website MUI--- 96

Tabel 19 : Penilaian terhadap isi website resmi MUI --- 96

Tabel 20 : Pandangan terhadap bunga bank --- 97

Tabel 21 : Pengaruh fatwa MUI terhadap perubahan sikap responden pada bunga bank --- 98

Tabel 22 : Pengaruh fatwa MUI terhadap perubahan sikap responden pada bank syariah --- 98 Tabel 23 : Pengaruh fatwa MUI terhadap tingkat kenyamanan


(11)

DAFT AR RI WAY AT H I DU P

Nama : Adhar Khan Siambaton

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 6 September 1984

Agama : Islam

Anak : Ke – 4 dari 5 Saudara

Alamat : Jln. Harapan Pasti Gg. Mukmin.

Pendidikan : 1. SD Negeri 0640929 Tahun 1991-1998

2. SMP Negeri 6 Tahun 1998-2001

3. SMA Swasta Nurhasanah Tahun 2001-2004

Nama Orang tua

Ayah : Nasrin Siambaton

Ibu : Rosmawarni Simatupang

Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pensiunan PNS


(12)

FATWA MUI DAN OPINI PUBLIK

(Studi deskriptif opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum

USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU, terhadap fatwa bunga bank haram yang ada di internet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap fatwa bunga bank haram, kredibilitas dan kemampuan MUI dalam membina komunikasi eksternal, khususnya yang diperantarai oleh media internet.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden. Setiap kuesioner berisi 27 pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan bebas. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode yang dipopulerkan oleh Arikunto (1998:120).

Di mana penentuan jumlah sampel penelitian adalah dengan ketentuan apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% atau 20% - 25% atau lebih. Dari metode tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 500 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive

sampling dan accidental sampling. Analisis data sendiri dilakukan dengan

menggunakan analisis tabel tunggal.

Hasil penelitian menunjukkan, dalam menyikapi fatwa bunga bank haram, umat Islam masih tetap terpecah belah. Sebagai komunikator, MUI memiliki kredibilitas yang tinggi di mata para responden. Namun kemampuan persuasif MUI sebagai komunikator, tergantung erat dengan tema pesan yang disampaikannya. Hal ini dikarenakan MUI bukanlah satu-satunya rujukan pengetahuan keagamaan bagi umat Islam, khususnya para responden. Popularitas dan kredibilitas MUI sendiri bukan dibangun oleh media massa internal MUI, media internal yang dimaksud adalah website MUI. Peranan website MUI sendiri masih jauh dari harapan. Mengingat efiiensi dan efektifitas multi media sebagai sarana komunikasi di masa depan, harusnya website yang dimiliki menjadi salah satu perhatian utama kepengurusan MUI dari tingkat pusat sampai daerah.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di abad 21, menyebabkan pergeseran besar di berbagai bidang kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Pergeseran paling besar dan paling mudah diamati adalah bagaimana cara manusia berkomunikasi. Dahulu penemuan kertas dan alat tulis sempat dianggap sebagai pencapaian terbesar manusia, namun kini peranan kertas dan alat tulis telah digeser oleh kemajuan bidang multi media. Jika dahulu media cetak dan elektronik dianggap sebagai media massa paling efektif, kini dunia multi medialah yang jadi primadona. Dunia multi media atau lazimnya disebut sebagai internet, memang memiliki kemampuan menyediakan informasi yang jauh lebih banyak dan lengkap daripada media-media konvensional lainnya. Apalagi internet juga menyatukan semua kemampuan yang merupakan andalan media massa sebelumnya, yakni kemampuan visual, audio dan audio visual. Dari segi efisiensi dan efektifitas, internet juga menempati posisi terdepan dibandingkan media lainnya. Internet membuat kita tidak perlu repot-repot menebangi pohon, hanya untuk menyampaikan beberapa informasi yang sehari kemudian mungkin akan basi dan media penyampainya akan berakhir di tempat sampah.

Dengan semua sifat “ supernya ” tidak heran jika hampir semua perusahaan media massa yang dahulu hanya fokus pada salah satu sistem media, entah itu cetak maupun elektronik, kini mulai membangun divisi multi media juga. Contohnya portal berita milik grup kompas, Waspada On line, Analisadaily,


(14)

bahkan media audio visul juga merasa perlu mengukuhkan eksistensi mereka di internet melalui situs-situs, Metro TV.com, RCTI. Com dan lain-lain. Peningkatan pengetahuan dan semakin terjangkaunya sarana pendukung, membuat internet lambat laun menjadi sumber informasi andalan bagi berbagai kalangan di Indonesia, utamanya di kalangan pelajar dan mahasiswa di kota-kota besar. Dari mulai mencari bahan tugas belajar sampai ajang bersosialisasi, mereka lakukan di media berjuluk “dunia maya”

Dengan daya jangkaunya yang tidak mengenal batasan geografis dan kemampuan up date informasi setiap saat, internet menjadi media yang sangat kondusif dalam kampanye pembentukan opini publik. Terlebih lagi internet secara harfiah tidak pernah melakukan proses seleksi, baik itu kepada para pengguna maupun isi informasi yang di up load. Kuatnya pengaruh internet dalam pembentukan opini publik di Indonesia, terbukti jelas pada kasus Ketua KPK ( Bibit-Chandra ) dan perseteruan Prita Mulyasari versus Rumah Sakit Omni Internasional. Dalam kedua kasus tersebut, opini publik telah menjelma menjadi hakim dan jaksa, yang menentukan akhir kedua kasus hukum di atas. Opini publik dalam sebuah negara penganut mazhab demokrasi, sering kali menjelma bagai Dewa. Dalam tatanan hukum fomal Indonesia sendiri, eksistensi opini publik juga sangat diakui. Atas dasar kepentingan umum ( salah satu indikatornya adalah desakan opini publik ), jaksa bisa melakukan proses penghentian sebuah perkara, yang lazim disebut proses “ deponering ”

Salah satu isu menarik dalam proses pembentukan opini publik adalah fatwa haram bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI. MUI sebagai salah satu wadah berkumpulnya para ulama dan cendekiawan Islam, merasa perlu memberikan


(15)

arahan bagi umat mengenai hukum bunga bank dalam pandangan umat Islam. Namun meskipun eksistensi MUI sebagai lembaga pemberi fatwa telah diakui oleh pemerintah Republik Indonesia maupun dunia internasional, tetap saja opini umat Islam Indonesia masih terbelah. Hal ini dikarenakan sistem perbankan belum ada di zaman Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada fatwa jelas dan tegas dari Rasullah, yang bisa jadi patokan bagi umatnya.

Secara umum, pemberitaan mengenai fatwa bunga bank haram bisa digolongkan dalam tiga kategori, yakni :

1. Setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank haram.

Pemberitaan yang nadanya bersikap setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank adalah haram antara lain dimuat diwebsite : Viva News.com ( Senin, 14 Juni 2010 pukul 15.42 Wib )

2. Tidak setuju dengan fatwa MUI bahwa bank haram.

Pemberitaan yang nadanya bersikap tidak setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank adalah haram antara lain dimuat oleh : Berita Suara Media.com ( Selasa, 06 April 2010, Pukul 16.31 Wib)

3. Tidak berpihak pada salah satu dari dua pendapat diatas.

Pemberitaan yang bersikap tidak berpihak dengan salah satu dari kedua pendapat di atas antara lain dimuat oleh : ANTARA News.com ( Senin, 5 April 2010, Pukul 22.07 wib )

Salah satu elemen masyarakat yang menarik untuk dikaji opininya mengenai isu di atas adalah, dari kalangan mahasiswa, terutama yang mengambil jurusan ilmu hukum dan aktif di organisasi kemahasiswaan. Para mahasiswa ini tentunya leluasa melakukan berbagai kajian ilmiah mengenai legalitas fatwa tersebut.


(16)

Karena dalam kurikulum pendidikan sarjana hukum di Indonesia, juga diwajibkan mempelajari konsep-konsep dasar hukum Islam. Terlebih lagi para mahasiswa yang aktif dalam organisasi bernafaskan Islam, seperti HMI. Sebagai wadah kreatifitas mahasiswa muslim, HMI memberikan keleluasaan bagi setiap komisariat di bawahnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa mendukung kematangan akademis para anggota komisariat bersangkutan. Hal yang umum dilakukan adalah, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diskusi maupun seminar mengenai topik-topik terkait dengan program studi para anggotanya. Dan mengingat isu seputar halal haramnya bunga bank dalam kajian hukum Islam, telah lama menjadi isu kontroversial di kalangan umat, topik ini pastilah jadi bahan kajian menarik bagi para anggota HMI Komisariat Hukum USU. Apalagi selama ini HMI Komisariat Hukum USU cukup aktif dalam melakukan pembinaan kepada para anggotanya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik mengetahui opini mahasiswa yang tergabung dalam HMI komisariat Fakultas Hukum USU terhadap fatwa haram bunga bank oleh MUI.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : “ bagaimana opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU terhadap pemberitaan fatwa haram bunga bank oleh MUI di internet ”


(17)

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada opini publik terhadap pemberitaan fatwa bunga bank haram oleh MUI di internet.

3. Objek penelitian ini adalah mahasiswa USU yang bergabung dengan HMI Komisariat Hukum USU.

4. Penelitian dilakukan pada bulan Juli- Agustus 2010. Karena pada bulan Juni masyarakat masih disibukkan oleh pemilihan Wali kota / Wakil wali Kota Medan periode 2010-2015.

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan akan mendorong seseorang untuk melakukan usaha sedapat mungkin agar tujuan tersebut dapat dicapai.

1.4.1. Tujuan Penelitian.


(18)

1. Untuk mengetahui opini mahasiswa yang tergabung dalam HMI Komisariat Hukum USU terhadap pemberitaan fatwa haram bunga bank oleh MUI di

internet.

2. Untuk mengetahui tingkat kredibilitas dan pengetahuan mahasiswa mengenai fatwa- fatwa dan organisasi MUI itu sendiri.

3. Untuk mengetahui opini mahasiswa muslim anggota HMI Komisariat Hukum USU mengenai pemberitaan fatwa bunga bank haram oleh MUI di internet.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Massa. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan program studi Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi MUI dalam mengambil keputusan / fatwa dan metode sosialisasinya ke masyarakat.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun


(19)

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi, 1995 : 39-40).

Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala-gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004 : 6).

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan antara lain :

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan unsur yang penting bagi kehidupan manusia. Menurut Astrid S. Susanto, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti / makna ( Arifin, 1988 : 25 ).

Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dari defenisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yakni:

a. Komunikator ( communicator, source, sender ) b. Pesan ( messege )

c. Media ( channel, media )

d. Komunikan ( communicant, communicate, receiver, recipient ) e. Efek ( effect, impact, influence ) ( Effendy, 1992 : 10 )

Dari berbagai macam cara komunkasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartiakan dalam dua cara, yakni, pertama , komunikasi oleh media,


(20)

dan kedua komunikasiuntuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khlayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih – milih media. ( Rivers, 2003 : 18 )

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu mengetahui bahwa terdapat empat karakteristik komunikasi massa,yakni ( Effendi, 1993 : 81 – 83 ):

a. Komunikasi massa bersifat umum

Pesan komunkasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

b. Komunikan bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang – orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis; maka oleh kerena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standart hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

c. Media massa menimbulkan keserempakan.

Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

d. Hubungan komunikator – komunikan bersifat non – pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non – pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang –


(21)

orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.

1.5.2. Model komunikasi satu tahap ( one step flow of communication )

Model ini merupakan pengembangan dari model jarum Hipodermik. Kerena itu, pesan yang disampaikan disalurkan melalui media massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara. Namun pesan itu tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.

Model satu tahap ini mengakui bahwa : 1). Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat.

2). Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan, pemahaman dalam ingatan yang selektif mempengaruhi suatu pesan.

3) Untuk setiap komunikan, terjadi efek yang berbeda.

Selanjutnya model komunikasi satu tahap ini memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada saluran komunikasi massa untuk memancarkan efek komunikasi secara langsung.

1.5.3. Cyber space

Cyberspace adalah tempat kita berada ketika mengarungi dunia informasi global interaktif yang bernama internet. Secara fisik internet tidak lain adalah sekumpulan komputer, tersebar di seluruh dunia yang dihubungkan satu sama lain melalui jaringan telekomunikasi satelit global dan kabel telepon lokal. Menurut Zaleski (1999:9) istilah cyberspace itu sendiri diciptakan oleh seorang penulis


(22)

fiksi ilmiah, William Gibson yang membayangkan adanya dunia maya atau virtual di dalam jaringan komputer yang mensimulasikan dunia nyata kita sehari-hari. Jaringan komputer telah hadir di antara kita lebih dari 25 tahun, dan dalam beberapa tahun terakhir kita menyaksikan percepatan yang amat dahsyat dengan hadirnya jaringan internet tersebut. Dalam hal ini La Quey (1997:9) menyatakan bahwa internet terus berubah tumbuh dan menjadi semakin baik dan menimbulkan dampak hebat pada kehidupan kita. Internet tidak lagi sekedar jaringan komputer yang nyata secara fisik, tetapi merupakan media penerbitan, saluran komunikasi dan perpustakaan.

Misi awal internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumberdaya perangkat keras komputer yang mahal. Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Internet adalah semacam jagat raya yang terus menerus berkembang. Dalam bola dunia cyber ini, berbagai orang dari penjuru dunia berkomunikasi melalui zona waktu yang berbeda tanpa saling bertatap muka dan informasinya tersedia selama 24 jam sehari dari ribuan tempat. Yang membedakan internet dari jaringan global lainnya adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang amat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya.

Internet memungkinkan orang berbicara, setiap orang mempunyai pendapat dan semua pendapat itu tampaknya bermuara pada internet. Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif.


(23)

1.5.4. Opini Publik.

Definisi Opini Publik “Opini publik adalah unsur-unsur dari pandangan, perspektif dan tanggapan masyarakat mengenai suatu kejadian, keadaan, dan desas-desus tentang peristiwa-peristiwa tertentu”

Definisi publik oleh John Dewey . “ Publics are spontaneous groups of

citizens who share the indirect effects of a particular action” ( Publik adalah

kelompok spontan dari suatu penduduk yang berbagi tindakan khusus secara tidak langsung )

Publik adalah tentang hal yang semestinya bagi orang orang : hubungan, perasaan/emosi, bangsa, negara bagian atau suatu komunitas, dll. Publik juga didefinisikan sebagai orang di suatu bangsa yang tidak menggabungkan diri dengan pemerintahan di suatu bangsa.

Perbedaan Publik dengan Masyarakat : Masyarakat lebih luas ruang lingkupnya daripada Publik. Publik lebih spontan, sedangkan masyarakat lebih teratur.

Publik adalah masyarakat yang tertarik dengan suatu hal(tergantung dengan masalah/hal yang dihadapi).

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama


(24)

dalam satu komunitas yang teratur. Definisi masyarakat dari segi istilah menurut Drs.Sidi Gazalba mengutamakan dua perkara, pertama, interaksi manusia dengan manusia, hidup berkelompok dan dalam masyarakat yang teratur. Kedua, pemelihara interaksi yang teratur dalam kelompok. Masyarakat merupakan pergaulan hidup, pengaulan antara manusia dengan kelompok. Institut masyarakat bertanggungjawab mempertahankan hubungan yang teratur antara individu dengan individu.

1.5.5. Fatwa MUI mengenai bunga Bank.

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

BUNGA (INTERSAT/FA’IDAH) Majelias Ulama Indonesia,

MENIMBANG :

a. bahwa umat Islam Indonesia masih mempertanyakan status hukum bunga

(interst/fa’idah) yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (al-qardh) atau utang piutang (al-dayn), baik yang dilakukan oleh lembaga keuangan,individu maupun lainnya;

b. bahwa Ijtima’Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia pada tanggal 22 Syawal 1424 H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang status hukum bunga;

c. bahwa karena itu, Majelis Ulama Indonesia memnadang perlu menetapkan


(25)

MENGINGAT :

1. Firman Allah SWT, antara lain :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya maka yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tiadak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran,dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh,mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.Dan jika (orang-orang berhutang itu) dalam kesukaran,mereka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan


(26)

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Ali’Imran [3]: 130).

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w., antara lain :

Dari Abdullah r.a., ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan orang yang memakan (mengambil) dan memberikan riba.” Rawi berkata: saya bertanya:”(apakah Rasulullah melaknat juga) orang yang menuliskan dan dua orang yang menajdi saksinya?” Ia (Abdullah) menjawab : “Kami hanya menceritakan apa yang kami dengar.” (HR.Muslim). Dari Jabir r.a.,ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan (mengambil) riba, memberikn, menuliskan, dan dua orang yang menyaksikan.” Ia berkata: “mereka berstatus hukum sama.” (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Akan datang kepada umat manusia suatu masa dimana mereka (terbiasa) memakan riba. Barang siapa tidak memakan (mengambilnya)-nya,ia akan terkena debunya.”(HR.al-Nasa’i).

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Riba adalah tujuh puluh dosa; dosanya yang paling ringan adalah (sama dengan) dosa orang yang berzina dengan ibunya.” (HR. Ibn Majah). Dari Abdullah, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Riba mempunyai tujuh puluh tiga pintu (cara,macam).” (HR. Ibn Majah). Dari Abdullah bin Mas’ud: “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan mengambil) riba, memberikan, dua orang yang menyaksikannya.” (HR. Ibn Majah) Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh akan datang kepada umat manusia suatu masa dimana tak ada seorang pun diantara mereka kecuali (terbias)


(27)

memakan riba. Barang siapa tidak memakan (mengambil)-nya,ia akan terkena debunya.”(HR. Ibn Majah).

3. Ijma’ ulama tentang keharaman riba dan bahwa riba adalah salah satu dosa besar (kaba’ir) (lihat antara lain: Nawawi, Majmu’Syarch al-Muhadzdzab, [t.t.: Dar al-Fikr,t.th.],juz 9,h 391)

MEMPERHATIKAN :

1. Pendapat para Ulama ahli fiqh bahwa bunga yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (utang piutang, al-qardh wa al-iqtiradh) telah memenuhi kriteria riba yang di haramkan Allah SWT., seperti dikemukakan,antara lain,oleh : Al-Nawawi berkata, al-Mawardi berkata: Sahabat-sahabat kami (ulama mazhab Syafi’I) berbeda pendapat tentang pengharaman riba yang ditegaskan oleh al-Qur’an, atas dua pandangan.Pertama, pengharaman tersebut bersifat mujmal (global) yang dijelaskan oleh sunnah. Setiap hukum tentang riba yang dikemukakan oleh sunnah adalah merupakan penjelasan (bayan) terhadap kemujmalan al Qur’an, baik riba naqad maupun riba nasi’ah. Kedua, bahwa pengharaman riba dalam al-Qur’an sesungguhnya hanya mencakup riba nasa’yang dikenal oleh masyarakat Jahiliah dan permintaan tambahan atas harta (piutang) disebabkan penambahan masa (pelunasan). Salah seorang di antara mereka apabila jatuh tempo pembayaran piutangnya dan pihang berhutang tidak membayarnya, ia menambahkan piutangnya dan menambahkan pula masa pembayarannya. Hal seperti itu dilakukan lagi pada saat jatuh tempo berikutnya. Itulah maksud firman Allah : “… janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda… “ kemudian Sunnah menambahkan


(28)

riba dalam pertukaran mata uang (naqad) terhadap bentuk riba yang terdapat dalam al-Qur’an.

a. Ibn al-‘Araby dalam Ahkam al-Qur’an : b. Al-Aini dalam ‘Umdah al-Qary :

c. Al-Sarakhsyi dalam Al-Mabsuth :

d. Ar-Raghib al-Isfani dalam Al-Mufradat Fi Gharib al-Qur;an : e. Muhammad Ali al-Shabuni dalam Rawa-I’ al-Bayan :

f. Muhammad Abu Zahrah dalam Buhuts fi al-Riba : g. Yusuf al-Qardhawy dalam fawa’id al-Bunuk :

h. Wahbah al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh :

2. Bunga uang atas pinjaman (Qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba yang di haramkan Allah SWT dalam Al-Quran,karena dalam riba tambahan hanya dikenakan pada saat jatuh tempo. Sedangkan dalam system bunga tambhan sudah langsung dikenakan sejak terjadi transaksi. Ketetapan akan keharaman bunga Bank oleh berbagai forum Ulama Internasional, antara lain: a. Majma’ul Buhuts al-Islamy di Al-Azhar Mesir pada Mei 1965

b. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI Yang di selenggarakan di Jeddah tgl 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22 28 Desember 1985.

c. Majma’ Fiqh Rabithah al-Alam al-Islamy, keputusan 6 Sidang IX yang diselenggarakan di makkah tanggal 12-19 Rajab 1406 H.

d. Keputusan Dar Al-Itfa, kerajaan Saudi Arabia,1979

e. Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999.

3. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)


(29)

4. Keputusan Sidang Lajnah Tarjih Muhammdiyah tahun 1968 di Sidoarjo yang menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya Lembaga Perbankan yang sesuai dengan kaidah Islam.

5. Keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 1992 di Bandar

Lampung yang mengamanatkan berdirinya Bank Islam dengan system tanpa Bunga.

6. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga interest/fa’idah), tanggal 22 Syawal 1424/16 Desember 2003.

7. Keputusasn Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 11 Dzulqa’idah 1424/03

Januari 2004;28 Dzulqa’idah 1424/17 Januari 2004;dan 05 Dzulhijah 1424/24 Januari 2004.

Dengan memohon ridha Allah SWT MEMUTUSKAN

MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG BUNGA (INTERST/FA`IDAH): Pertama : Pengertian Bunga (Interest) dan Riba

1. Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di per-hitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan / hasil pokok tersebut,berdasarkan tempo waktu,diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase.

2. Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena

penagguhan dalam pembayaran yang di perjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut Riba Nasi’ah.


(30)

Kedua : Hukum Bunga (interest)

3. Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram Hukumnya.

4. Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik dilakukan oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.

Ketiga : Bermu’amallah dengan lembaga keuangan konvensional

5. Untuk wilayah yang sudah ada kantor / jaringan lembaga keuangan Syari’ah dan mudah di jangkau, tidak di bolehkan melakukan transaksi yang di dasarkan kepada perhitungan bunga.

6. Untuk wilayah yang belum ada kantor / jaringan lembaga keuangan Syari’ah, diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional berdasarkan prinsip dharurat / hajat.

1.6. Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger ( 1971 ) konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi hal – hal khusus ( Rakhmat 2004 :12 ). Sedangkan Nawawi (1995 : 45) merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat keritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :


(31)

Variabel teoritis Variabel operasional

Pemberitaan Fatwa haram bunga bank oleh MUI di internet.

• informatif • Edukatif • Persuasif

Opini publik mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU.

• Kognitif • Afektif • Konatif

Karakteristik responden • Jenis kelamin

• Usia

• Smester

• Lama bergabung.

• Training yang pernah diikuti. • Posisi

1.7. Defenisi Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Pemberitaan Fatwa haram bunga bank oleh MUI di Internet • Informatif : Berita Fatwa MUI sebagai sumber informasi bagi umat

Islam.

• Edukatif : Berita Fatwa MUI sebagai sumber ilmu bagi umat Islam.

• Persuasif : Kemampuan berita-berita Fatwa MUI mempengaruhi


(32)

2. Variabel opini publik

Kognitif : seseorang dari tidak tahu menjadi jadi tahu tentang sesuatu sebagai efek dari komunikasi.

Afektif : sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadapsesuatu Persahabatan, kegunaan sosial dan lain-lain, sebagai efek dari komunikasi.

Konatif : Perubahan tingkah laku. Efek komunikasi yang mendorong / membuat seseorang melakukan sesuatu perbuatan / kegiatan. 3. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin : Jenis kelamin dari responden (wanita atau pria).

Usia : Umur responden saat mengisi kuesioner. Tingkatan umur

responden yang akan dijadikan sampel yaitu 17-30 tahun. Smester : Tingkat pendidikan terakhir di Fakultas Hukum USU, dari

responden yang akan dijadikan sampel.

Lama bergabung : Dihitung sejak responden tercatat bergabung di HMI Komisariat Fakultas Hukum USU.

Training : Kegiatan pengkaderan yang pernah diikuti responden di

HMI.

Posisi : Kedudukan struktural responden di HMI Komisariat


(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Teori memegang peranan amat penting dalam melakukan penelitian, karena teori merupakan landasan berfikir untuk mendukung pemecahan masalah dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori menurut Kerlinger (dalam Singarimbun, 1989:37) yakni serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Adapun teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

II.1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin yaitu

communico yang artinya membagi (Cangara,1998:17).

Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain, karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat bertanya mengenai suatu hal yang tidak diketahuinya, menerima dan mengawasi. Komunikasi dapat menjadi saran-saran guna terciptanya ide bersama,

memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar menukar pesan (informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.

Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan

(pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikas) dan apa pengaruhnya (efek) (Effendy,1999:10).


(34)

Komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampai pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan atau sasaran komunikasi (Effendy,1999:12).

H.A.W. Widjaja (2000:13), berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan dimana terdapat tukar menukar pendapat atau informasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Delozier, komunikasi melibatkan berbagai tanda-tanda informasi baik yang berbentuk verbal, nonverbal dan paralinguistik. Tanda-tanda nonverbal meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, musik, rasa, ruang dan waktu, sentuhan serta bau. Sedangkan tanda paralingustik adalah tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan nonverbal yang meliputi kualitas suara seperti kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi yang digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu (Jahi,1993:3).

Defenisi-defenisi komunikasi di atas tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar. Namun, sedikit banyaknya dapat memberi gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja serta tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara,1998:19).


(35)

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan / informasi. Di dalam proses komunikasi terdapat tiga unsure yang sangat penting, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran.

2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan berjumlah banyak (Effendy,1999:33).

b. Ciri Komunikasi

Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari komunikasi, antara lain :

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication)

a) Komunikasi Lisan (Oral Communication)

b) Komunikasi Tulisan / Cetak (Written/Printed Communication) 2. Komunikasi Niverbal (Nonverbal Communication)

a) Komunikasi Kial / Isyarat Badaniah (Gestured Communication) b) Komunikasi Gambar (Pictorial Communication)


(36)

4. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) (Effendy,1993:33)

c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut Onong U. Effendy (1999 :55), adalah :

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion) 3. Mengubah prilaku (to change the behaviour)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama (Effendy,1999)., yaitu:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

II.1.1. Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisai media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Sendjaja,2002:2.1). Komunikasi massa juga merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial yang melibatkan berbagai kondisi


(37)

pengoprasian terutama sifat khalayak yang luas, heterogen, dan anonim, sifat bentuk komunikasi yang di karakterisiasikan sebagai komunikasi yang umum serta sifat komunikatornya yang terorganisir (Rakhmat, 1985:3).

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Rakhmat,2001:188). Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988), komunikasi massa Adalah sebuah proses dimana pesan – pesan yang diperoleh secara masal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

Ada beberapa sifat yang melakat dalam komunikaSi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk komunikasi lainnya (Liliweri,1991: 37-39): 1. Sifat Komunikator

Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media secara profesional dengan teknologi tingi melalui usaha – usaha industri maka pemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur dan penjelmaan tugas, fungsi – fungsi serta misi tertentu. Oleh karenanya, maka berbagai pesan yang terbit dari satu media massa sebenarnya bukan lagi milik perorangan tetapi hasil rembukan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam organisasi pemilik media ini terdapat pula gatekeeper. Fungsi gatekeeper ini dalam badan – badan usaha pers umumnya dilakukan oleh editor yang berfungsi menyunting naskah supaya sesuai dengan misi organisasi, khalayak yang dituju maupun konteks yang meliputi organisai pers dengan khalayak secara bersama – sama.


(38)

2. Sifat Pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai tempat di muka bumi. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya ditujukan kepada suatu masyarakat tertentu.

3. Sifat Media Massa

Sebenarnya salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa. Komunikasi massa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pasan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipatgandakannya.Bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepatdan terus menerus. Hal ini akan berfungsi mengatur hubungan antara komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara serempak dan menjangkau berbagai titik –titik pemukiman manusia di muka bumi pada waktu yang sama.

4. Sifat Komunikan

Komunikan dalam suatu komunikasi massa dalah khalayak. Khalayak merupakan masyarakt umum sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah keanggotaan komunikan itu sangat besar, bisa puluhan, ribuan, jutaan, diantara mereka tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya namun pada suatu waktu dan mungkin pada tempat yang relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari media massa tertentu.


(39)

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hirarki efek yaitu : (a) efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya.; (b) efek afektif dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senagnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi; (c) efek konatif, yaitu akibat pesan komunikasi massa orang mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

6. Sifat Umpan Balik

Umpan balik dari suatu komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda daripada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi. Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama melainkan ditunda setelah suatu media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan masyarakat tertentu.

II.1.2. Komunikasi Massa ini terdiri dari :

a). Komunikasi media massa cetak (printed mass media communication) − Surat Kabar (daily)

− Majalah (magazine)

b). Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)

− Radio


(40)

− Film − Lain-lain

2. Komunikasi Medio (Medio Communication), yang terdiri dari: a). Surat

b). Telepon c). Pamflet d). Poster

e). Lain-lain (Effendy,1999).

II.1.3. Media Massa

Media massa mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut (Mc. Quail, 1991:3) :

1. Media merupakan produksi yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol, manajemen

dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain.

3. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berkembang, untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.


(41)

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian perkembangan untuk seni dan simbol, tapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

Media massa sangat berpengaruh pada kehidupan manusia karena media massa yang merupakan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih bisa meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar. Dengan adanya alat-alat komunikasi massa yang canggih, maka alat-alat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang ini.

Menurut Cangara (2002: 134-135), karakteristik media massa yaitu:

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni melai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangn waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.


(42)

4. Memakai peraltan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

II.1.4. Komunikasi Spritual

A. Definisi dan makna komunikasi spiritual

Menurut Nina syam (2006) komunikasi spiritual adalah komunikasi yang terjadi antara manusia dan Tuhan atau dapat pula difahami bahwa komunikasi spiritual berkenaan dengan agama. Artinya: komunikasi yang didasari nuansa-nuansa keagamaan. Karena agama mengajarkan kepada kita :

- Siapakah kita

- Apa tujuan hidup kita - Mau kemana arah hidup kita

Untuk menjawab itu semua kita perlu melakukan komunikasi spiritual. Hakikat komunikasi adalah proses pencipta makna dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda. Allah menebarkan simbol-simbol atau tanda-tanda melalui dua ayat yaitu

1. Ayat quraniyah (tulisan-tulisan Al-Qur’an) yang berisi perintah dan larangan. 2. Yang kedua, ayat kauniyah, (berbentuk alam semesta) yang antara lain: Allah

telah menciptakan bumi, langit, gunung, dan lain-lainnya, demikian pula peristiwa-peristiwa alam seperti tsunami, banjir dan lain sebagainya.Hal ini merupakan tanda-tanda komunikasi Allah dengan makhluknya. Dalam konteks sekarang, bagaimana sesungguhnya komunikasi kita dengan Tuhan? Manusia


(43)

dapat berkomunikasi dengan Tuhan melalui amalan-amalan batin, seperti sholat, berdoa zikir dan lain-lain. Pada waktu kita sholat sesungguhnya kita sedang melakukan berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan bertindak sebagai komunikan (penerima pesan) , sedang kita bertindak sebagai komunikator (pengirim pesan). Komunikasi spiritual antara manusia dan Tuhan, bila direnungkansecara saksama, sesungguhnya dipengarui oleh suara hati kita yang bersih. Suara hati kita yang bersih inilah yang disebut kecerdasan spiritual. Menurut Ary Ginanjar(2001) kecerdasal spiritual tidak sama dengan ritual. Ritual adalah bagian dari kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual atau spiritual quotieont (SQ), Zohar dan Marshall (Ginanjar,2001:46) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatka perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) secara efektif. Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan.

IQ, EQ dan SQ secara konprehensif ( Ginanjar, 2001:47 )

B. Tujuan komunikasi spiritual

Tujuan utama berkomunikasi antara manusia dan Tuhan yaitu: 1. Peningkatan kualitas iman dan taqwa


(44)

2. Peningkatan kualitas ibadah 3. Peningkatan kualitas akhlak 4. Tercapainya perdamaian hakiki 5. Keselamatan dunia akhirat

II.2. One Step Flow

Dalam penelitian ini, peneliti akan menetapkan model komunikasi massa Alir Satu Tahap (one-step flow model) sebagai landasan. Model ini menyatakan saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada komunikate, dalam arti pesan- pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. Model ini mengakui pesan-pesan komunikasi sama tetapi efek yang ditimbulkan tidak selalu sama pada masing-masing penerima. .

One-step flow model mengakui media massa bukanlah allpowerful (berkuasa penuh), dan tidak semua media mempunyai kekuatan yang sama. Aspek-aspek seleksi penyaringan dari khalayak seperti selective exposure (hal-hal yang disukai), selective perception (persepsi), dan selective retention (ingatan) mempengaruhi dampak pesan. One-step flow model mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audiens penerima terhadap pesan-pesan media yang sama.(Wiryanto,2000:32-33).

Bagan 1.1

One-step flow model dapat digambarkan sebagai berikut : One-step flow mode

l

Umpan balik tidak harus sama

( Sumber : Wiryanto,2000:33 )

Berdasarkan model di atas maka jika diaplikasikan kepada masalah penelitian dapat dilihat pada bagan 1.2 yang menggambarkan hubungan antara fatwa mengenai bunga Bank haram di internet sebagai media komunikasi MUI dengan mahasiswa Fakultas Hukum USU sebagai berikut:

Bagan 1.2

Model hubungan Fatwa Bunga Bank Haram oleh MUI dengan internet sebagai media komunikasi

Tanggapan

MUI sebagai komunikator menyampaikan pesan atau informasi melalui internet sebagai salah satu media massa kepada komunikate yaitu masyarakat khususnya Mahasiswa Fakultas Hukum USU.

Pesan-pesan media

massa audience Mass

Pesan Fatwa MUI tentang Bunga Bank di

internet

Mahasiswa Hukum USU


(45)

Setelah mendapatkan informasi atau pesan tersebut mahasiswa

memberikan umpan balik yang berupa tanggapan mereka terhadap fatwa MUI di internet.

Sedangkan tanggapan itu sendiri menurut Kottler adalah: “ Serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirim oleh pihak pengirim. Pendengar akan menanggapi atau mengambil tindakan setelah mendengar iklan tersebut ”. (Kottler,1992:107).

Khalayak memberikan tanggapan terhadap pesan-pesan media massa dapat diterangkan melalui teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip yaitu :

1. Selective Attention

Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitif yang mereka miliki. Cara pandang, berfikir, berpengetahuan, kepercayaan setiap individu terhadap sesuatu yang baru termasuk isu yang disampaikan tidaklah sama. Karena itu setiap individu hanya akan memilih jenis pesan yang paling berkesan saja yang bisa mempengaruhi dia untuk mengikuti pendapat yang disampaikan.

Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam berbagai kelompok sosial maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan tertentupun sangat dipengaruhi kelompok itu.

2. Selective Perception

Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan

kepercayaan, pengetahuan, sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara selektif mempersepsi suatu pesan yang menerpanya. Dengan demikian terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan kognisi itu.

3. Selective Recall

Seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun pararel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan yang paling berkesan saja.


(46)

Selective action dalam sebuah informasi mengarahkan untuk memutuskan

tindakan yang dipilhnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua informasi yang diterima.

Dalam model ini dijelaskan bahwa umpan balik dari komunikate tidak selalu sama walaupun informasi atau pesan dan media yang digunakan sama. Hal ini disebabkan karena adanya seleksi penyaringan dari khalayak atau mahasiswa, seleksi penyaringan itu antara lain perbedaan persepsi, perbedaan minat.

Oleh karena itu tanggapan yang akan diberikan mahasiswa pun akan berbeda. Mahasiswa akan memberikan tanggapan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh MUI melalui jaringan internet. Tanggapan tersebut dapat berupa perubahan pandangan, perubahan sikap bahkan perubahan tingkah laku.

II.3. Opini Publik

II.3. 1. Pengertian Opini Publik

Menurut William Albig (Sunarjo, 1984 : 31), opini adalah suatu pemyataan mengenai sesuatu yang sifatnya bertentangan atau "an opinion is some expression on controversial point". Selanjutnya Albig mengemukakan bahwa pendapat atau opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut. Suatu hal atau sesuatu masalari yang nyata dan jelas tidak dapat menjadi subjek opini publik. Subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai rasa ragu-ragu terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling mempertentangkannya. Dengan demikian, pengertian opini mempunyai dua unsur, yaitu:

1. Pernyataan,

2. Mengenai masalah yang bertentangan. Pendapat atau opini itu tidak akan timbul bila tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun pendapat-pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata-kata atau


(47)

ditunjukan dengan tingkah laku atau dengan suatu bentuk tingkah laku yang lain.

Sunarjo (1984 : 24) menjelaskan opini (pendapat) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan;

b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat; c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Menurut Mayor Polak (Sunarjo, 1984 : 19), publik atau khalayak ramai adalah sejumlah orang yang mempunyai minat sama terhadap suatu persoalan tertentu. Mempunyai minat yang sama tidak berarti mempunyai pendapat yang sama. Dengan demikian, publik adalah sejumlah orang yang berminat dan merasa tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat mencari suatu jalan keluar dan dengan mewujudkan tindakan yang konkret.

Sedangkan pengertian publik menurut Soekamto adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui media komunikasi baik media komunikasi secara umum misalnya pembicaraan secara pribadi, desas-desus, melalui media komunikasi massa misalnya surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.

Bogadus mengatakan bahwa publik itu adalah sejumlah besar orang antara yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal, akan tetapi semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap suatu masalah (Sumarno, 1990: 24).

Herbert Blumer (Sastropoetro, 1990 : 108) mengemukakan ciri-ciri publik sebagai berikut:


(48)

1. Dikonirontasikan atau dihadapkan pada suatu isu; 2. Terlibat dalam diskusi mengenai isu tersebut;

3. Memiliki perbedaan pendapat tentang cara mengatur isu.

Para ilmuwan mengungkapkan berbagai rumusan yang satu sama lain berbeda akan batasan opini publik. Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 70) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang. Dengan demikian, opini publik terbentuk melalui suatu kegiatan berupa debat pembicaraan, atau pertukaran informasi antara individi-individu yang berada dalam suatu kelompok.

Sedangkan menurut Clyde, opini publik adalah penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti, berdasarkan proses perukaran-pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayaknya (Sumarno, 1990 : 19).

Irish dan Protho (Susanto, 1985 : 91) menyatakan bahwa suatu pendapat harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai opini publik. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang belum dinyatakan belum bisa disebut opini karena belum mengalami proses komunikasi. Suatu pendapat akan menjadi isu apabila mengandung unsur kemungkinan pro dan kontra suatu pendapat (tentang suatu kejadian) yang telah dinyatakan. Dengan demikian, ia akan menimbulkan adanya pendapat baru yang menyenangkan atau tidak baginya.

Selanjutnya Irish dan Protho (Susanto, 1985 : 92) menambahkan bahwa suatu isu akan menjadi isu sosial apabila ia menyebabkan orang lain akan membentuk pendapatnya (dan menyatakannya) atau memberikan tanggapannya


(49)

atas persoalan yang dibahas oleh pendapat semula. Dengan demikian, opini publik merupakan opini yang mengandung unsur-unsur berikut:

1. Adanya masalah atau situasi yang bersifat kontroversial;

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah tersebut,

melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha memberikan pendapatnya.

3. Adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial tersebut.

Dari berbagai uraian yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa opini publik adalah (Sunarjo, 1984 : 32) :

1. Opini publik merupakan persatuan pendapat (sintesa dari pendapat-pendapat orang banyak);

2. Sedikit banyaknya mendapat dukungan dari sejumlah orang;

3. Dalam opini publik orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap gagasan atau terhadap suatu situasi, kejadian atau peristiwa.

4. Opini publik merupakan kesatuan perasaan (emosi) dan akal, karenanya

opini mudah berubah misalnya dari setuju menjadi tidak setuju;

5. Opini publik dapat dibentuk dan karena opini itu bukan suatu fakta maka belum tentu benar;

6. Opini publik mungkin sekali dilakukan dengan timbulnya suatu aksi,

misalnya demonstrasi atau unjuk pendapat;

7. Tidak boleh dilupakan bahwa terbentuknya opini publik selalu memulai

diskusi sosial.


(50)

Menurut Cutlip dan Center, opini publik merupakan hasil penyatuan pendapat para individu tentang masalah-masalah yang bersifat umum (Sastropoetro, 1990 : 52).

Mengenai suatu persoalan (isu) yang dianggap aktual, tiap individu dapat mempercakapkannya tanpa acara, waktu dan tempat. Percakapan yang berupa pertukaran-pikiran dan kadang-kadang berdebat sengit itu berlangsung di jalan, di kantor, di rumah makan atau waning kopi, di tempat-tempat pertemuan atau dimana saja, dimana masing-masing pihak yang terkait mengajukan pendapatnya berlandas pada fakta atau perasaan (sentimen), prasangka (prejudice), harapan, ketakutan, kepercayaan, pengalaman, prinsip-prinsip, pendirian, tradisi, keyakinan dan sebagainya. Persoalan yang didiskusikan iu dalam prosesnya mengacu pada suatu kondisi yang terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud bentuk-bentuk pendapat tertentu (Sumarno, 1990 : 19).

Selanjutnya dikemukakan bahwa. orang-orang yang mempunyai opini atau pendapat yang tegas, mendasarkannya kepada alasan-alasan yang rasional yang berarti dasar-dasar yang masuk akan dan dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah ada tiga sebab yang menimbulkan perbedaan pendapat, yaitu :

1. Perbedaan pandangan terhadap fakta

2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan 3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan

Dasar-dasar yang rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti bahwa disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul


(51)

kehati-hatian dalam pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu opini yang menguntungkan.

Kelompok-kelompok manusia yang terdiri atas individu-individu yang secara kebetulan misalnya bertemu di jalan, di waning, di tempat kerja atau dirumah, kemudian secara tidak sadar berkumpul dan kemudian mendiskusikan isu tersebut hingga terpenuhi ciri-ciri sebagai berikut (Sastropoetro, 1990 : 108): 1. Kehadiran kelompok bukan akibat dari suatu rencana yang telah dirumuskan

terlebih dahulu, tetapi merupakan suatu respon yang bersifat alamiah dan wajar terhadap suatu isu atau situasi tertentu;

2. Kelompok tersebut bukan pula merupakan suatu kelompok yang telah

didirikan secara resmi, dan karenanya tidak mengenal struktur organisasi dan unsur norma lainnya;

3. Bertemunya individu-individu dalam kelompok terbentuk karena spontanitas. Tersiarnya berita-berita, menimbulkan situasi bahwa secara tidak sengaja dan tertarik kepada berita-berita tersebut, orang-orang membicarakannya. Mereka secara spontan membicarakan salah satu soal yang bersifat kontroversial. Pada awalnya pembicaraan berjalan tenang, tetapi lambat laun tanpa disadari mereka terlibat dalam diskusi. Masing-masing mengemukakan suatu penyelesaian. Pendapat-pendapat yang saling dipertukarkan akan menghasilkan masukan yang beragam dan simpang siur, yang lambat laun akan menuju kepada satu pikiran yang bulat.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, menurut Sastropoetro (1990 : 109), terdapat tiga tahap pembicaraan sebagai berikut:


(52)

Tahap 2. Tahap pembicaraan mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu.

Tahap 3. Tahap dimana pendapat telah menyatu, bulat dan kuat. Pendapat yang terbentuk itu tidak ditentang lagi oleh orang-orang yang berada dalam kelompok tersebut. Seterusnya publik itu bubar dan membicarakan masalah lain. Pendapat yang telah dinyatakan dan tidak dipertentangkan itulah yang disebut dengan opini publik.

II.3.3. Kekuatan Opini Publik

Pada opini publik terdapat beberapa kekuatan yang dimilikinya, yaitu (Sastropoetro, 1990 : 119-123):

1. 1. Dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap seseorang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut, misalnya rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa tak berarti lagi dalam masyarakat yang menimbulkan frustasi hingga putus asa dan sebagainya.

2. Sebagai pendukung bagi kelangsungan norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan sesamanya.

3. Dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau menghancurkannya. 4. Dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.

5. Dapat melestarikan norma sosial.


(53)

Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007 : 443).

SaylingWen, 2001 menjelaskan sekarang ini yang terpenting dan paling luas adalah intrenet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga komputer super yang paling canggih, inilah strukur jaringan komputer yang saling berhubungan (Bungin, 2006: 136).

Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006 : 113). Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini (Febrian, 2005 : 1)

II.4.1. Sekilas Mengenai Internet

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti Jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005 : 10). Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga (Febrian, 2005 : 22).


(54)

Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal (komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer pertama di koneksikan ke ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan ke empat site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI), UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tersebut Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005 : 21).

Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1994. dimana sebelumnya pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5 Universitas yang disebut dengan UNInet. Dan pada Juni 2004 jaringan Iptek nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia (Febrian, 2005 : 22).

Menurut Febrian (2005 : 22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial, yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada


(55)

mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang umum dipakai.

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) memperkirakan sampai akhir tahun 2005 pengguna internet Indonesia mencapai 12 juta dan perkiraan pengguna internet seluruh dunia mencapai angka 709 juta sampai 945 juta orang (Febrian, 2005:25).

II.4.2. Pemanfaatan Internet

Perkembangan internet yang begitu memukau dan begitu cepat dengan varian-varian programnya menjadikan bumi ini berada dalam cengkeraman teknologi (Bungin, 2006: 135).

Febrian (2005: 29) mengatakan dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan bahkan keagamaan.

Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berpelimpah. Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mngerakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan (Febrian, 2005: 30).


(56)

Menurut Syafrizal (2005: 14) dalam bukunya menyebutkan manfaat jaringan komputer (Internet) bagi user dapat diklompokkan menjadi dua,, yaitu untuk kebutuhan perusahaan dan jaringan untuk umum.

Untuk perusahaan:

1. Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya

data, bisa digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai.

2. Keandalan tinggi (High realibility) yang diperoleh karena tersedianya sumber daya alternatif.

3. Menghemat uang (Saving money). Komputer berukuran kecil mempunyai

rasio harga/kinerja yang lebih baik dibanding dengan komputer yang lebih besar.

Untuk Umum:

1. Akses informasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita hari ini, info

e-government, e-commerce atau e-business), semuanya up todate.

2. Komunikasi orang ke orang (person to Person seperti e-mail, chatting, video

conference dll). Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv online, radio streaming, download film atau lagu dll).

II.5. Kontroversi bunga bank dari sudut pandang agama Islam

Sejak tahun 1960-an larangan bunga bank telah menjadi pembicaraan menarik di kalangan umat islam. Pembicaraan ini membawa konsekuensi lagis terhadap anggapan bahwa bunga bank yang umumnya berlaku dalam system dunia perbangkan dewasa ini adalah termasuk riba. Setidaknya ada dua pendapat


(57)

mendasar yang membahas tentang riba. Pendapat pertama berasal dari kalangan masyarakat umat islam yang mengadopsi dari interpretasi para fuqoha tentang riba sebagaimana yang tertuang di fiqih (hukum islam). Interpretasi ini berimplikasi terhadap setiap tambahan dari pinjaman yang berasal dari kelebihan nilai pokok yang dipinjamkan yang diberikan oleh peminjam (debitur) kepada pihak yang meminjam (kreditur) adalah termasuk riba. Pendapat lainnya mengatakan bahwa laranga terhadap riba dipahami sebagai suatu yang berhubungan dengan adanya upaya ekploitasi yang secara ekonomis menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat. ( Abdullah Saeed, Bank Islam Dan Bunga, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2003, hlm. 27. )

Pada dasarnya bank-bank konvensional bunga memang merupakan salah satu aspek yang memainkan peran yang sangat vital dalam kehidupan usahanya. Hal ini desebabkan ia terkait langsung dengan banyak dari produk jasa bank itu sendirdi. Baik itu berbentuk simpanan maupun kredit, masing-masing dengan bentuknya yang beraneka ragam seperti giro, deposito, tabungan, obligasi, kuk dn lain-lain.

II.6. Riba

A. Pengertian dan hukum riba

Riba menurut bahsa berarti “az ziyadah” (tambahan/kelebihan) menurut istilah riba berarti nulai tambah yang diharamkan dalam urusan meminjam dimana salah satu pihak merasa berat dan rugi, sementara pihak lain menarik kuntungan tanpa menanggung resiko. Hukum riba haram dan secara tegas disebutkan dalam


(58)

Al Qur’an. Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Qs. Al baqarah : 275)

Nabi Muhammad saw bersabda : Dari jabir ra berkata Rosulullah saw telah melaknati orang-orang yang suka makan riba, orang yang judi wakilnya juru tulisnya, orang yang menyaksikan riba. Rosul selanjutnya bersabda mereka semuanya sama ” (dalam berlaku maksiat dan dos) HR muslim).

B. Macam-macam riba

Riba itu dibagi menjadi 4 macam yaitu : 1. Riba Fadhl

Yaitu penukaran dua barang yagn sejenis dengan tidak sama (lebih) misalnya: menjual 10 kg beras dengan 11 kg beras ( menjual beras dengan beras yang sama kualitasnya tetapi kuantitasnya berbeda ). Sabda Nabi saw Dari abi hurairah ra ia berkata Rosulullah saw bersabda “ emas dengan emas lagi sama jenis dan timbangannya perak dengan perak lagi yang sama jenis dan timbangannya. Barang siapa yang manambah atau minta tambahan hal itu adalah riba” (HR.Muslim)

2. Riba Gordh

Yaitu pinjam meminjam atau berutang piutang dengan manarik keuntungan dari orang yang meminjam atau yag berhutang seperti meminjam uang dengan sangat tinggi (berlipat ganda)

3. Riba Jahiliyah

yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.( Heri Sudarsono,


(59)

Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Ekonosia Yogjakarta, 2003, hlm. 10-15 )

4. Riba Nasiah

Riba nasiah juga disebut riba duyun yaitu riba yang timbul akibat utang piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha muncul bersama biaya.

C. Pendapat-Pendapat Yang Muncul Mengenai Riba Dalam Bank Konvensional

Hingga dewasa ini di dunia islam masih di rasakan perlu pembicarakan masalah perbankan yang berlaku di dunia yang menggunakan sistem bunga. Hal ini dirasakan wajar mengingat para ulama dalam menghadapi bunga bank ini berbeda pendapat, baik perbedaan itu kontroversional (bertentangan) maupun penyimpanan. Pada garis besarnya para ulama terbagi menjadi 3 bagian dalam menghadapi masalah bunga perbankan ini yaitu :

Kelompok yang menganggap haram. Menurut Muhammad Abu Zahrah Abul A’la Al Maudud, Muhammad Abdul Al Arzbi dan Muhammad Nejatullah Shidiqi adalah kelompok yang mengharamkan bunga ban, bank yang mengambilnya (bagi penyimpan uang di bank) maupun bagi yang mengeluarkannya (peminjam uang dibank). Alasan-alasan bunga diharamkan menurut nejatullah shidiqi adalah sebagai berikut : Bunga bersifat menindas (dzalim) yang menyangkut pemerasan, dalam pinjaman konsumtif seharusnya lemah (kekurangan) ditolong oleh yang kuat ( mampu ) tetapi dengan bunga pada awalnya orang lemah ditolong kemudian diharuskan membayar bunga, itu tidak


(1)

Daftar

kuesioner

Petunjuk pengisian kuesioner :

1. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan dan seluruh jawaban.

2. Lingkari (O) atau beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut anda.

3. Mohon kotak kode yang berada di sebelah kanan pertanyaan supaya tidak di isi.

Nomor Responden

I. Karakteristik responden

Nama

...

( Tidak perlu diisi jika anda keberatan untuk mengisi) 1. Jenis kelamin

1).Pria 2).Wanita 2. Usia

1).15-19

2).20-25

3).26-30

3. Smester :

1. Smester 1-2 2. Smester 3-4 3. Smester 5-6 4. Di atas smester 6 4. Lama bergabung :


(2)

1. Kurang dari sebulan 2. >1 bulan <6 bulan 3. > 6 bulan < 1 tahun 4. Lebih dari satu tahun 5. Jenjang training yang pernah diikuti

1. MOP ( Masa Orientasi Pengkaderan ) 2. LK I ( Latihan Kader Tingkat pertama) 3. LK 2 ( Latihan Kader Tingkat dua ) 4. LK 3 ( Latihan Kader Tingkat tiga)

6. Jabatan / posisi dalam struktural HMI Komisariat Fakultas Hukum : 1. Anggota muda

2. Anggota biasa

3. Anggota kepengurusan

Informatif

7. Pernah membaca berita / artikel mengenai fatwa-fatwa MUI : 1. Tidak pernah

2. Jarang ( kurang dari 5 kali ) 3. Sering ( 5 sampai 10 kali )

4. Sangat sering ( lebih dari sepuluh kali ) 8. Pernah membuka website MUI :

1. Tidak pernah

2. Jarang ( kurang dari 5 kali ) 3. Sering ( 5 sampai 10 kali )

4. Sangat sering ( lebih dari sepuluh kali )

9. Media mana yang paling sering memasok informasi seputar MUI kepada anda :

1. Media cetak 2. Radio 3. Televisi 4. Internet


(3)

10. Apakah anda membaca berita / artikel mengenai fatwa bunga bank haram oleh MUI

1. Tidak pernah

2. Jarang ( kurang dari 5 kali ) 3. Sering ( 5 sampai 10 kali )

4. Sangat sering ( lebih dari sepuluh kali )

Edukatif

11. Bagaimana pendapat anda tentang fatwa-fatwa MUI yang pernah anda baca :

1. Tidak jelas 2. Kurang jelas 3. Jelas

4. Sangat jelas

12. Bagaimana pendapat anda tentang fatwa haram bunga bank oleh MUI 1. Tidak jelas

2. Kurang jelas 3. Jelas

4. Sangat jelas

Persuasif .

13. Bagaimana tingkat kepercayaan anda kepada lembaga dan tokoh-tokoh MUI :

1. Tidak percaya 2. Kurang percaya 3. Percaya

4. Sangat percaya

14. Seberapa menarik fatwa bunga bank haram oleh MUI ini untuk dikaji / dipahami :

1. Tidak menarik 2. Kurang menarik 3. Menarik


(4)

15. Seberapa penting informasi fatwa bunga bank haram dari MUI ini bagi anda :

1. Tidak penting 2. Kurang penting 3. Penting

4. Sangat penting

15. Bagaimana tanggapan anda terhadap fatwa MUI mengenai keharaman bunga bank :

1. Tidak setuju 2. Kurang setuju 3. Setuju

4. Sangat setuju

Kognitif

16. Seberapa sering Fatwa-fatwa MUI menjadi rujukan anda dalam menyelesaikan persoalan-persoalan keagamaan :

1. Tidak pernah

2. Jarang ( kurang dari 5 kali ) 3. Sering ( 5 sampai 10 kali )

4. Sangat sering ( lebih dari sepuluh kali )

17. Seberapa sering anda memakai website MUI sebagai sumber informasi keagamaan yang anda butuhkan :

1.Tidak pernah

2. Jarang ( kurang dari 5 kali ) 3. Sering ( 5 sampai 10 kali )

4. Sangat sering ( lebih dari sepuluh kali )

18. Bagaimana penilaian anda mengenai informasi yang disediakan oleh website MUI:

1. Tidak lengkap 2. Kurang lengkap 3. Lengkap

4. Sangat lengkap

19. Sebelum mengetahui fatwa MUI mengenai bunga bank haram, bagaimana pandangan anda mengenai bunga bank :


(5)

1. Haram 2. Halal

20. Dengan adanya fatwa MUI mengenai bunga bank haram, bagaimana pandangan anda terhadap bunga bank :

1. Tidak berubah 2. Berubah

21. Dengan adanya fatwa MUI mengenai bunga bank haram, bagaimana pandangan anda terhadap bank syariah :

1. Tidak berubah 2. Berubah

Advektif

22. Dengan adanya fatwa MUI mengenai bunga bank haram, anda lebih nyaman bertransaksi dengan :

1. Bank konvensional ( dengan sistem bunga ) 2. Bank syariah

23. Dengan adanya fatwa MUI mengenai bunga bank haram, pertimbangan utama anda memilih bank sebagai tempat menabung adalah :

1. Sistemnya ( sesuai syariah atau tidak )

2. Kelengkapan produk, fasilitas dan pelayanan

24. Jika anda memiliki tabungan di bank syariah, bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap pelayanan bank tersebut :

1. Tidak puas 2. Kurang puas 3. Puas

4. Sangat puas


(6)

25. Apakah anda punya tabungan di bank konvensional ( sistem bunga ): 1. Ya

2. Tidak

26. Jika jawaban anda di atas adalah ya, tindakan apa yang anda lakukan setelah mengetahui fatwa haram bunga bank oleh MUI :

1.Tetap bertransaksi seperti biasa

2. Berniat memindahkan tabungan ke bank syariah

27. Jika jawaban anda tidak, apakah anda memiliki / berniat akan membuka tabungan di bank syariah :

1.Ya 2. Tidak

Pertanyaan bebas :

28. Bagaimana saran anda untuk kemajuan website MUI ?

29. Bila anda punya tabungan di bank konvensional dan sependapat dengan MUI, bagaimana sikap anda terhadap bunga tabungannya?