Nurfitriana Debi. Karakteristik Balita Penderitagastroenteritis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2006, 2007
USU Repository © 2009
b.3 Faktor makanan, seperti makanan yang tercemar, makanan laut yang terkontaminasi dengan racun kimia, makanan beracun, dan alergi
makanan.
12
b.4 Efek samping penggunaan obat, misalnya obat antasid yang mengandung magnesium dalam jumlah besar, antibiotik, obat-obat anti kanker, dan
obat pencahar.
20
c. Lingkungan Environment
Gastroenteritis merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Lingkungan memiliki pengaruh besar tehadap terjadinya gastroenteritis. Dua
faktor yang dominan terhadap terjadinya gastroenteritis adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku
manusia yang tidak sehat. Adapun masalah lingkungan hidup di Indonesia yang menjadi penyebab
gastroenteritis antara lain :
21
a Kurangnya penyediaan air minum yang bersih dn memenuhi syarat
kesehatan. b
Kurangnya sarana pembuangan kotoran yang bersih dan sehat. c
Keadaan rumah yang pada umumnya tidak sehat. d
Higiene perorangan dan sanitasi makanan yang buruk. e
Belum ditanganinya higene dan sanitasi industri secara intensif. f
Kurangnya usaha pengawasan dan pencegahan terhadap pencegahan lingkungan.
g Pembuangan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik.
h
Nurfitriana Debi. Karakteristik Balita Penderitagastroenteritis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2006, 2007
USU Repository © 2009
2.3 Tanda dan Gejala
22,23
Tanda dan gejala gastroenteritis pada balita secara umum antara lain : anak menjadi cengeng, sering menagis dan gelisah, kadang – kadang demam,
mengalami gangguan minum, dan nafsu makan berkurang, Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare disebabkan oleh lambung yang meradang dan
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Pada bayi penderita gastroenteritis biasanya warna muntah seperti warna susu. Tinja cair dan dapat
disertai lendir. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu..
Bila penderita telah kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Secara umum gejala dan tanda dehidrasi pada anak antara lain :
mengantuk, tampak kehausan yang luar biasa, kulit, bibir, dan lidah kering, saliva menjadi kental, mata dan ubun-ubun cekung, warna kulit pucat atau sianosis,
turgor kulit berkurang, ekstremitas dingin, banyaknya air kemih berkurang, gelisah, kadang-kadang kejang kemudian syok, asidosis dan pernafasan
Kuszmaull pernapasan yang cepat dan dalam, pada keadaan yang luar biasa anak terlihat kurang meresponi keadaan sekitarnya apatik.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi:
24
a. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5 dengan
gejala berupa : a.1 Keadaan umum baik dan sadar.
a.2 Mata normal dan air mata tidak ada. a.3 Mulut dan lidah basah.
a.4 Tidak merasa haus dan bisa minum.
Nurfitriana Debi. Karakteristik Balita Penderitagastroenteritis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2006, 2007
USU Repository © 2009
a.5 Turgor normal cubitan kulit cepat kembali b.
Dehidrasi sedang bila terjadi penurunan berat badan 5-10 dengan gejala berupa :
b.1 Kencing sedikit, nafsu makan berkurang. b.2 Gelisah dan mengantuk, aktifitas menurun.
b.3 Mata dan ubun – ubun cekung. b.4 Mulut dan lidah kering..
b.5 Nadi lebih cepat dari normal b.6 Turgor kurang cubitan kulit lambat kembali
c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 10 dengan gejala
fisik berupa : c.1 Tidak kencing dan tidak ada nafsu makan.
c.2 Sangat lemah hingga kesadaran menurun. c.3 Mata dan ubun – ubun sangat cekung.
c.4 Bibir dan lidah sangat kering. c.5 Nadi sangat cepat.
c.6 Turgor jelek cubitan kulit sangat lambat kembali. Berat ringannya dehidrasi akan menentukan jenis terapi dan mati hidupnya
anak serta pertumbuhannya dikemudian hari. 2.4 Komplikasi
5
Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :
a. Gangguan keseimbangan asam basa
Nurfitriana Debi. Karakteristik Balita Penderitagastroenteritis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2006, 2007
USU Repository © 2009
b. Hipokalemia keadaan kadar kalium yang rendah
c. Hypoglikemia keadaan kadar glukosa darah yang rendah.
Gejala hypoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah sampai 40 mg pada bayi disertai lemas apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
syok, kejang sampai koma. Pada anak dan bayi dengan gizi yang cukupbaik, hipoglikemia jarang terjadi,
lebih sering terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya sudah menederita KKP Kekurangan Kalori Protein, hal initerjadi karena :
i. Persediaan glikogen dalam hati terganggu
ii. Adanya gangguan absorbsi glukosa
e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi laktase karena
kerusakan vili mukosa usus halus. f.
Gangguan gizi, sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.
Hal ini disebabkan karena : f.1 Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut dan memberikan
air teh saja. f.2 Walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran, dan
diberikan dalam jangka waktu yang lama. f.3 Makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik usus.
Nurfitriana Debi. Karakteristik Balita Penderitagastroenteritis Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2006, 2007
USU Repository © 2009
g. Gangguan Sirkulasi
h. Terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan shock hipovolemik yang
selanjutnya dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, dan kesadaran menurun.
2.5 Penatalaksanaan