5.1.2. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur TBU
Indeks TBU lebih menggambarkan keadaan gizi masa lalu juga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi. Keadaan tinggi badan anak pada usia anak balita
menggambarkan status gizi masa lalu mereka. Berbeda dengan berat badan, tinggi badan tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak akan tetapi lebih memberikan
gambaran riwayat gizi masa lalu kronis. Pada tabel 4.13. menunjukkan sebanyak 75 anak balita status gizi normal, dan
25 pendek. Ini berarti keadaan gizi masa lalu anak balita tidak baik, karena masih ditemukan anak balita dengan TBU pendek. Dengan kata lain bahwa keadaan gizi anak
pada masa lalu mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak pada masa selanjutnya. Ada beberapa sebab mengapa seseorang lebih pendek dari pada rata-rata tinggi
badan umumnya. Salah satu penyebab yang dianggap normal adalah faktor keturunan dari salah satu orang tuanya. Berdasarkan faktor keturunan, seseorang bertubuh pendek
karena dia mungkin memang mempunyai bakat pendek, atau dalam masa pola pertumbuhannya mengalami suatu penundaan yang cukup lama yaitu karena kekurangan
salah satu atau lebih dari hormon-hormon pertumbuhan Aritonang, 1996. Disamping itu juga dapat disebabkan status sosial ekonomi keluarga dimana konsumsi pangan keluarga
sangat mempengaruhi status gizi keluarga khususnya anak balita.
5.1.3. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB
Pada tabel 4.15. menunjukkan sebanyak 69 anak balita status gizi normal, 24 kurus, dan 7 gemuk. Ini berarti BBTB anak balita belum cukup baik disebabkan masih
ditemukan BBTB kurus, dan gemuk. Anak yang kurus kemungkinan mempunyai tinggi badan normal akan tetapi berat badannya kurang menurut tinggi badannya. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
anak yang gemuk kemungkinan tinggi badan normal akan tetapi berat badan lebih menurut tinggi badannya, atau memiliki tinggi badan yang kurang dan berat badan yang
lebih menurut tinggi badannya.
5.2. Status Sosial Ekonomi Keluarga 5.2.1. Tingkat Pendidikan Ibu