Pada tabel 4.19. menunjukkan hubungan tingkat pendidikan ibu dengan indeks BBTB didapatkan bahwa pada ibu dengan tingkat pendidikan dasar terdapat 57 anak
balita status gizi normal, 24 kurus, dan 3 gemuk. Sedangkan pada ibu dengan tingkat pendidikan menengah terdapat 12 anak balita status gizi normal, 4 gemuk, dan tidak
ada satu anakpun dengan BBTB kurang pada ibu dengan tingkat pendidikan menengah. Kalau dilihat dari hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square, ternyata ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan TBU anak balita pada p=0,008.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi anaknya. Menurut Harper 1986 yang dikutip dari Djaeni 1989
mengemukakan bahwa pendidikan berhubungan dengan pengetahuan gizi yang akhirnya berpengaruh terhadap konsumsi. Semakin tinggi pendidikan ibu, semakin tinggi
kemampuan ibu untuk menyerap pengetahuan praktis dan pendidikan formal terutama melalui mass media Berg, 1986.
5.4. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita
Pada tabel 4.20. menunjukkan hubungan status pekerjaan ibu dengan indeks BBU didapatkan bahwa anak yang berasal dari ibu bekerja terdapat 50 anak balita
status gizi normal. Sedangkan pada ibu yang tidak bekerja terdapat 80,3 normal. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu berpengaruh terhadap status gizi anak. Jika dilihat
dari hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square, ternyata ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan BBU anak balita pada p=0,003.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Myrnawati 1993 yang mengajukan beberapa variabel yang dapat mempengaruhi status gizi anak,
Universitas Sumatera Utara
diantaranya yaitu pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan dan lain- lain Anwar, 2000.
Ibu-ibu pekerja dapat mempengaruhi keadaan gizi keluarganya, khususnya anak balita dan usia sekolah. Ibu-ibu yang bekerja umumnya tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupannya Berg, 1986. Keadaan yang seperti ini dapat mempengaruhi asupan zat
gizi bagi pertambahan berat badannya. Pada tabel 4.21. menunjukkan hubungan status pekerjaan ibu dengan indeks TBU
anak balita didapatkan bahwa pada ibu pekerja terdapat 32 status gizi normal, sedangkan pada ibu yang tidak bekerja terdapat 43 normal. Kalau dilihat dari hasil uji
statistik dengan menggunakan Uji Chi Square, ternyata tidak ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan TBU anak balita pada p=0,406.
Pada tabel 4.22. menunjukkan hubungan status pekerjaan ibu dengan indeks BBTB anak balita didapatkan, dari ibu yang bekerja diperoleh sebanyak 2 anak balita
dengan status gizi kurus, sedangkan dari ibu yang tidak bekerja diperoleh sebanyak 22 kurus. Kalau dilihat dari hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi Square, ternyata
ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan TBU anak balita pada p=0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan penghalang dalam hal pemantauan dan pengasuhan yang baik kepada anak. Kemungkinan ibu-ibu yang tidak
bekerja walaupun waktunya untuk pengasuhan anak lebih banyak akan tetapi ibu-ibu tersebut kurang memperhatikan kesehatan dan kebutuhan gizi anak, sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan fisik anak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Depkes RI 1985 menunjukkan bahwa kesehatan anak bukan hanya dipengaruhi oleh waktu yang kurang bagi ibu pekerja untuk memelihara anaknya tetapi
tergantung pula pada tingkat pendapatan orang tua untuk pengadaan makanan tambahan serta biaya pemeliharaan anak. Artinya walaupun ibu tersebut bekerja tetapi pemenuhan
gizi terhadap anak balita harus terpenuhi baik kualitas maupun kuantitas maka keadaan gizi anak dapat optimal.
5.5. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita