Penelitian Depkes RI 1985 menunjukkan bahwa kesehatan anak bukan hanya dipengaruhi oleh waktu yang kurang bagi ibu pekerja untuk memelihara anaknya tetapi
tergantung pula pada tingkat pendapatan orang tua untuk pengadaan makanan tambahan serta biaya pemeliharaan anak. Artinya walaupun ibu tersebut bekerja tetapi pemenuhan
gizi terhadap anak balita harus terpenuhi baik kualitas maupun kuantitas maka keadaan gizi anak dapat optimal.
5.5. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita
Pada tabel 4.23. menunjukkan hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan indeks BBU didapatkan bahwa pada keluarga dengan pendapatan dibawah UMR
terdapat sebanyak 20,4 anak balita status gizi kurang. Sedangkan pada keluarga dengan pendapatan diatas UMR terdapat 41,3 kurang. Jika dilihat dari hasil uji statistik dengan
menggunakan Uji Chi Square, ternyata ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan BBU anak balita pada p=0,020.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunida 2005, bahwa pendapatan yang tinggi tidak menjamin tercapainya gizi yang baik pada anak.
Hal ini dapat disebabkan pada keluarga-keluarga dengan pendapatan tinggi kurang baik dalam mengatur belanja keluarga. Ada juga keluarga-keluarga yang membeli
pangan dalam jumlah cukup tetapi kurang pandai dalam memilih jenis pangan yang dibeli berakibat kurangnya mutu dan keragaman pangan yang diperoleh, sehingga dapat
mempengaruhi keadaan gizi anak Sajogyo, dkk., 1994.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.24. menunjukkan hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan indeks TBU anak balita didapatkan, pada keluarga dengan pendapatan dibawah UMR
terdapat 41 anak balita status gizi normal. Sedangkan pada keluarga dengan pendapatan diatas UMR terdapat 34 normal. Jika dilihat dari hasil uji statistik dengan
menggunakan Uji Chi Square, ternyata tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan TBU anak balita pada p=0,499.
Pada tabel 4.25. menunjukkan hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan indeks BBTB anak balita didapatkan, bahwa pada keluarga dengan pendapatan dibawah
UMR terdapat 22 anak balita status gizi kurus. Sedangkan pada keluarga dengan pendapatan diatas UMR terdapat 2 kurus. Jika dilihat dari hasil uji statistik dengan
menggunakan Uji Chi Square, ternyata ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan BBTB anak balita pada p=0,000.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dodik Pramono, dkk, yang dilakukan di Kodya Semarang dan Kabupaten Jepara yaitu terdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat pendapatan keluarga dengan berat badan dan tinggi badan anak Research Publication, 2002.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga semakin baik pula keadaan gizi anak. Pertumbuhan fisik anak yang lebih baik pada anak yang berasal
dari keluarga dengan pendapatan tinggi, kemungkinan anak tersebut cukup mendapat asupan zat-zat gizi baik pada masa lalunya maupun pada masa sekarang. Disamping itu
pada masyarakat miskin yang hanya mempunyai persediaan makanan yang sedikit,
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan orang tua tidak mampu membeli makanan yang diperlukan anak-anaknya, sehingga kekurangan protein dan kalori pun terjadi Jellife, 1994.
5.6. Gambaran Pola Asuh Ibu dan Indeks BBU, TBU, dan BBTB Anak Balita