f. Peraturan Menteri Keuangan No.252PMK.032008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi. g.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-57PJ2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Perubahan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak No. PER-31PJ2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran
dan Pelaporan PPh Pasal 21 danatau PPh Pasal 26 sehubungan dengan Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.
h. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-32PJ2009
tanggal 25 Mei 2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21 dan atau Pasal 26 dan
Bukti PemotonganPemungutan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26.
i. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-38PJ2009
tanggal 23 Juni 2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak SSP.
3. Pengertian PPh Pasal 21
Pajak penghasilan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
tahun pajak.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, kegiatan dengan nama dan bentuk apapun
yang diterima atau diperoleh WP orang pribadi dalam negeri. Besarnya PPh Pasal 21 dikenakan tarif sesuai dengan pasal 17 Undang-
undang PPh, kecuali pada berbagai kegiatan yang dikenakan tarif sesuai dengan peraturan pemerintah.
4. Pemotong PPh Pasal 21
Pemotong PPh Pasal 21, yang selanjutnya disingkat sebagai pemotong pajak adalah orang pribadi, badn atau BUT yang membayar kepada
wajib pajak perseorangan dalam negeri, baik berupa gaji, pension, jasa, dan yang sejenisnya. Adapun pemotong PPh Pasal 21 adalah
sebagi berikut : a.
Pemberi kerja orang pribadi atau badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan, unit, atau BUT yang membayar
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh pegawai atau bukan pegawai. b.
Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah,
lembaga-lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri yang membayar gaji, upah,
Universitas Sumatera Utara
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
c. Yayasan termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah
sakit, pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi, massa,
organisasi sosial politik, dan organisasi lain dalam bentuk apapun, dalam segala bidang kegiatan yang membayar gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan bentu apapun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa. d.
Dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan
Tabungan Hari Tua THT atau Jaminan Hari Tua JHT kepada wajib pajak.
e. Perusahaan, badan, dan BUT yang membayar honorarium atau
pembayaran lainnya sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa atau kepada peserta pendidikan, pelatihan,
dan pemagangan. f.
Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan,
orang pribadi serta lembaga lain yang menyelenggarakan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentu apapun.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Bendahara yang ditunjuk sebagai Pemungut Pajak adalah :
a. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara; b.
Pejabat yang ditunjuk oleh MenteriKetua Lembaga sebagai BendaharaBendahara proyek sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat 4 huruf c dan Pasal 18 ayat2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; c.
Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah. Istilah lain untuk jabatan Bendahara adalah Pemegang Kas.
5. Kewajiban Bendahara Pemotong PPh Pasal 21