Subjek Pajak
Dalam Negeri
Luar Negeri
Warisan Badan
Orang Pribadi
Orang Pribadi bukan BUT Badan bukan BUT
BUT
5. Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi, warisan atau badan, termasuk Bentuk Usaha Tetap BUT, baik yang berada di dalam negeri maupun berada di luar negeri
yang mempunyai atau memperoleh penghasilan dari Indonesia. Subjek pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Gambar III.A.1 Subjek Pajak
Djoko Muljono, 2009: 1
Sebagai WP, orang pribadi, badan, warisan belum terbagi dan BUT sudah mempunyai kewajiban dalam pemenuhan perpajakan. Kewajiban ini lebih dikenal
sebagai Kewajiban Subjektif, atau kewajiban perpajakan yang terkait dengan subjek pajak tersebut.
Kewajiban perpajakan tersebut antara lain menghitung dan memperhitungkan, memotong, memungut, membayar dan membayarkan serta melapor dan melaporkan
pajak yang terutang padanya atau yang terutang pihak lain yang harus dipotong atau dipungut.
Subjek pajak dapat dibedakan menurut kedudukan atau keberadaannya, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Subjek pajak dalam negeri
Subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di dalam
wilayah Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia atau luar Indonesia, baik melalui
ataupun tanpa melalui BUT di luar negeri dan juga warisan yang belum terbagi.
Subjek pajak dalam negeri dapat berbentuk seperti berikut: a.
Orang Pribadi Orang Pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri dapat
dibedakan sebagai berikut: a.
Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia. b.
Atau Orang Pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau Orang
Pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal
di Indonesia. b.
Warisan Warisan menjadi subjek pajak dalam negeri apabila warisan
yang ditinggalkan oleh subjek pajak dalam negeri tersebut belum terbagi, dan menggantikan kewajiban pewaris,
sampai dengan warisan tersebut dibagi.
Universitas Sumatera Utara
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak,
yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar
pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.
c. Badan
Kewajiban pajak subjektif badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dimulai pada saat badan
tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat
kedudukan di Indonesia. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi:
a. Perseroan Terbatas PT
b. Perseroan Komanditer CV
c. Perseroan lainnya PT.Persero
d. Badan Usaha Milik Negara BUMN
e. Badan Usaha Milik Daerah BUMD
f. Firma, Kongsi, Persekutuan, Perkumpulan
g. Koperasi
Universitas Sumatera Utara
h. Dana Pensiun
i. Yayasan
j. Organisasi Massa, Organisasi sejenis
k. Organisasi Politik
l. Lembaga
m. BUT
n. Kontrak Investasi Kolektif
o. Badan Lainnya
2. Subjek pajak luar negeri
Subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di luar Indonesia yang
dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui bentuk usaha tetap.
Subjek pajak luar negeri dapat dibedakan menjadi sebagai berikut : a.
Orang pribadi tidak melalui BUT Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau yang berada
tidak lebih 183 hari dalam 12 bulan atau tidak berniat tinggal di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
usaha di Indonesia baik dengan atau tanpa BUT. Orang pribadi yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan
di luar Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh
Universitas Sumatera Utara
penghasilan dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui BUT.
b. Badan tidak melalui BUT
Badan sebagai subjek pajak luar negeri adalah badan yang bertempat kedudukan di luar Indonesiayang dapat menerima
atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik melalui ataupun tanpa melalui BUT.
c. BUT
BUT adalah suatu tempat usaha diman seluruh atau sebagian usaha dari suatu perusahaan dijalankan oleh subjek pajak luar
negeri. BUT adalah suatu sarana bagi non-resident tax payer untuk melaksanakan bisnis di negara lain, yang berupa agen,
perwakilan dagang, cabang atau anak perusahaan. BUT dapat berupa orang pribadi atau badan usaha.
6. Tidak termasuk Subjek Pajak