sama dengan ujaran. Dengan satu ujaran “saya lapar” misalnya sebenarnya kita melakukan dua tindak ujaran yaitu memberitahu dan meminta. Apa yang akan dikaji
didalam tesis ini adalah tindak ujar atau tindak tutur dari para pelaku debat yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa yang dipakai dalam acara debat di TV One.
2.1.6 Kesantunan Brown and Levinson
Teori kesantunan berbahasa diungkapkan oleh Brown dan Levinson 1987 dalam tulisannya yang berjudul Universal in Language Usage: Politeness
Phenomena. Brown dan levinson mengungkapkan derajat kesantunan berdasarkan nosi muka. Muka diartikan sebagai keadaan emosional atau citradiri setiap orang
yang tidak boleh dipermalukan. Hal ini juga sejalan dengan pemikiran Saragih
2008 yang membahasa kesantunan. Kesantunan adalah situasi dalam interaksi yang di dalamnya pembicara menyadari muka face marwah lawan atau mitrabicaranya.
Dengan kata lain, kesantunan berhubungan dengan marwah penutur. Seseorang yang berbicara santun menghormati atau menghargai marwah mitrabicara. Hanya dengan
menghormati mitrabicara, kita dihormati orang lain. Kesantunan dicapai berdasarkan jarak distance atau kedekatan closeness
sosial antara pembicara dan mitrabicara. Kesantunan yang berorientasi kepada jarak sosial antar pembicara akan menimbulkan sikap hormat respect dan kesantunan
yang berorientasi untuk menjaga muka marwah karena kedekatan disebut akrab, persahabatan friendliness dan solidaritas solidarity.
Universitas Sumatera Utara
Tindak ancaman terhadap muka marwah face threaning act adalah ucapan yang mengancam penghargaan atau pengharapan seseorang atas muka marwahnya.
Tindak penyelamatan marwah face saving act merupakan ucapan yang menyelamatkan atau mengurangi ancaman terhadap marwah seseorang. Sebagai
contoh adik dan abang yang jenuh dengan aksi maling si botak di kampungnya dan si Adik berniat untuk menghajar si botak. Adik melakukan tindakan ancaman marwah
sedang si Abang melakukan tindak penyelamatan marwah.
Adik : Biar kuhajar dulu si botak itu. Kerjanya maling saja di kampung ini
Abang : Mungkin keluarganya tidak tahu aksinya, besok kita beritahu ke
luarganya supaya menasehatinya. Muka marwah adalah citra diri seseorang di khalayak umum public self-
image of a person. Setiap orang memiliki naluri menjaga muka marwahnya. Jika seseorang kehilangan muka marwah, dia dianggap tidak memilki harga diri sebagai
satu individu dalam komunitasnya. Berkenaan dengan hal itu, muka marwah terdiri atas muka marwah positif positive face dan muka marwah negatif negative face.
Muka marwah positif mengacu ke citra diri setiap orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang dimilkinya atau apa yang ia yakini diakui
orang lain sebagai suatu hal yang baik, yang menyenangkan, yang patut dihargai, diterima, dan seterusnya. Muka marwah negatif mengacu ke citra diri setiap orang
yang berkeinginan agar dihargai dengan cara membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu Sibarani, 2004: 180
Universitas Sumatera Utara
Tindak penyelamatan muka yang berorientasi pada muka marwah negatif akan menghasilkan dan berasosiasi dengan ucapan hormat, ucapan maaf dan
pengakuan atas keunikan dan kekuasaan seseorang. Kesantunan berdasarkan orientasi ini disebut Kesantunan Negatif negative politeness. Tindak penyelamatan
muka marwah yang berorientasi ke muka marwah positif menghasilkan ucapan solidaritas, kesamaan nasib tujuan, keakraban disebut Kesantunan Positif positive
politeness. Lebih lanjut tentang Kesantunan Positif dan Kesantunan Negatif akan dibahas pada sub bab 2.1.7 dan 2.1.8.
2.1.7 Strategi Kesantunan Positif