Teori Pragmatik Kerangka Teori .1 Definisi Kesantunan

3 Susunlah selalu argumen dan respon anda menggunakan kaidah apa, mengapa, bagaimana, dan kesimpulannya. 4 Pelajarilah selalu kasus–kasus yang berkembang di masyarakat. 5 Kerjasama tim dan buatlah alur penyusunan argumen yang baik secara mengalir antar para pembicara di dalam tim.

2.1.5 Teori Pragmatik

Pragmatik Pragmatics merupakan kajian arti atau makna yang timbul dalam pemakaian bahasa. Definisi pragmatik telah banyak disampaikan para linguis yang menggeluti pragmatik, diantaranya. Levinson 1983: 9 mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Pragmatics is the study of those relations between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of a language Levinson, 1983: 9 Beberapa Definisi Pragmatik menurut Yule 2006: 3- 4 sebagai berikut. 1. Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca. Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang Universitas Sumatera Utara dimaksudkan orang dengan tuturan- tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri 2 Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual Tipe studi ini melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang didalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin mereka katakana yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, dimana, kapan, dan dalam keadaan apa. 3. Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan Pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi makna yang dimaksudkan oleh penutur. Studi ini menggali betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Dapat dikatakan bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar. 4. Pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan. Pandangan ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak dituturkan. Jawaban yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Keakraban, baik keakraban fisik, sosial atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Pada asumsi Universitas Sumatera Utara tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengar, penutur menentukan seberapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Leech 1983: 8 menyatakan bahwa fonologi, sintaksis dan semantik merupakan bagian tata bahasa atau gramatika, sedangkan pragmatik merupakan bagian dari penggunaan tata bahasa language use. Selanjutnya pakar ini menunjukkan bahwa pragmatik dapat berintegrasi dengan tata bahasa atau gramatika yang meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis melalui semantik Pragmatik sebagai suatu kajian bidang ilmu memilki suatu batasan yang berterima oleh para ahli linguistik yaitu bahwa bidang ini adalah bidang di dalam linguistik yang mengkaji maksud ujaran, bukan makna kalimat yang diujarkan itu. Makna kalimat dikaji di dalam semantik, sedangkan maksud atau daya force ujaran dikaji dalam pragmatik. Sebagai contoh, kalimat saudara dapat berbahasa mandarin?, bermakna penanya ingin tahu apakah yang ditanya itu mempunyai kemampuan berbahasa Mandarin, ini adalah kajian semantik. Bahwa ujaran “saudara dapat berbahasa mandarin?” itu dimaksudkan oleh si penanya sebagai permintaan untuk menerjemahkan sebuah kata, kalimat bahasa Mandirin, misalnya, ini adalah kajian pragmatik Pragmatik mempelajari maksud ujaran atau daya force ujaran. Pragmatik juga mengkaji fungsi ujaran, yaitu untuk apa suatu ujaran dibuat atau dilakukan. Seperti yang telah dibahas di atas bahwa satuan analisis pragmatik bukan lah kalimat karena kalimat adalah satuan tata bahasa , melainkan tindak ujaran atau tindak tutur speech act. Sebagaimana tindak ujaran bukan kalimat, ia juga tidak persis Universitas Sumatera Utara sama dengan ujaran. Dengan satu ujaran “saya lapar” misalnya sebenarnya kita melakukan dua tindak ujaran yaitu memberitahu dan meminta. Apa yang akan dikaji didalam tesis ini adalah tindak ujar atau tindak tutur dari para pelaku debat yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa yang dipakai dalam acara debat di TV One.

2.1.6 Kesantunan Brown and Levinson