4.2.1. Ketimpangan Antarkota
Terjadinya kesenjangan
pendapatan antar kota di Sumatera Utara dapat dilihat dari kecenderungan ketimpangan pembangunan yang terjadi. Untuk
memberikan gambaran terhadap ketimpangan tersebut, maka alat analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson. Indeks ini menggunakan data
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan juga perkembangan jumlah penduduk dari masing-masing kota.
Adapun perkembangan PDRB yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tiap Kota di Sumatera Utara
Tahun 2003 – 2007 Jutaan Rupiah Kota
Tahun Sibolga
T. Balai P. Siantar
T. Tinggi Medan
Binjai 2003 6189477 7345543 6862092 6248169 11748852 6314485
2004 6189477 7345543 6862092 6248169 11748852 6314485 2005 6331930 7468769 7158614 6460242 12411650 6439516
2006 6410618 7551912 7429209 6692677 13174810 6605547 2007 6692413 7684976 7308632 7018280 14090603 6868205
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Angka Berbagai edisi
Persebaran penduduk juga berhubungan dengan pola pemukiman suatu daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk antara lain: iklim,
letak dan bentuk datarantanah, kesuburan tanah, sumberdaya alam,sosial budaya dan teknologi. Apabila persebaran penduduk di setiap daerah tidak merata, akibat
langsung yang terlihat adalah kepadatan penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk merupakan indikator dari tekanan penduduk di suatu daerah.
Universitas Sumatera Utara
Penyebaran penduduk tiap kota di Sumatera Utara tidak merata, hal ini dapat dilihat dari tabel 4.2, dimana jumlah penduduk terbanyak berada pada kota
Medan, karena Medan merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian untuk Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Tiap Kota di Sumatera Utara
Tahun 2003 – 2007 Jutaan Rupiah Kota
Tahun Sibolga
T. Balai P. Siantar
T. Tinggi Medan
Binjai 2003 85505 144979 223949 132760 1979341 225535
2004 87260 149238 227551 134382 2010676 232236 2005 88717 152814 230487 135671 2036185 237904
2006 91941 156475 235372 137959 2067288 244256 2007 93207 159932 236607 139409 2083156 248256
Sumber : BPS Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Angka Berbagai edisi
Dari data PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan data pesebaran jumlah penduduk, maka dapat diperoleh ketimpangan pendapatan yang dihitung dengan
menggunakan indeks Williamson. Nilai indeks Williamson terletak antara 0 sampai dengan 1. Nilai indeks
yang semakin dekat dengan angka 1 menunjukkan kesenjangan pendapatan yang semakin meningkat, dan sebaliknya jika semakin mendekati angka 0, maka
kesenjangan pendapatan semakin rendah. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, indeks Williamson dari tahun
2003 – 2007 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Perhitungan Indeks Williamson Tiap Kota di Sumatera Utara
Tahun 2003 – 2007 Kota
Tahun Sibolga
T. Balai P. Siantar
T. Tinggi Medan
Binjai 2003 0.028
0.001 0.018 0.035 0.467 0.048 2004 0.029
0.003 0.022 0.035 0.485 0.044 2005 0.031
0.007 0.020 0.035 0.512 0.047 2006 0.035
0.012 0.019 0.035 0.547 0.049 2007 0.034
0.017 0.033 0.033 0.589 0.049
Rata-rata 0.032 0.010 0.023 0.035 0.520 0.048
Sumber : Data Diolah dari tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Dari hasil nilai indeks Williamson di atas, maka dari tahun 2003 – 2007 ketimpangan pendapatan antar kota di Sumatera Utara terus meningkat.
Ketimpangan pendapatan yang paling besar berada pada kota Medan dimana rata- rata kesenjangan pendapatan dari tahun 2003 – 2007 adalah sebesar: 0.520,
diikuti kota Binjai 0.048, Tebing Tinggi 0.035, Sibolga 0.032, Pematang Siantar 0.023 dan yang paling kecil adalah Tanjung Balai 0.010 .
Hal ini menunjukkan bahwa kesenjanganketimpangan di kota Medan adalah yang terbesar, meskipun kota Medan adalah pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian untuk Provinsi Sumatera Utara. Model pembangunan ekonomi di Medan masih mengacu pada pertumbuhan ekonomi, bukan mengacu pada
pemerataan pembangunan yang semakin baik. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan pendapatan
adalah bertanda positif sesuai dengan hipotesa Kuznets yang menyatakan bahwa pada tahap-tahap awal pembangunan, semakin baik distribusi pendapatan akan
Universitas Sumatera Utara
diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dan peningkatan PDRB erat kaitannya dengan ketimpangan distribusi pendapatan
antara daerah. Opportunity cost dalam menghadapi pertumbuhan adalah besarnya ketimpangan distribusi pendapatan.
4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Daerah