klausula arbit rase yang t ercant um pada perj anj ian pokoknya, bahw a apabila t erj adi persengket aan yang t im bul kem udian hari,
m ereka bersepakat unt uk dibaw a kelem baga yang ada.
C. Pe n ge r t ia n Pe r a dila n Aga m a di I n don e sia
Sebelum m em aparkan t ent ang pengert ian Peradilan Agam a t erlebih dahulu penulis ingin m enj elaskan t ent ang kedua kat a yang
saling berhubungan yang kit a t em ui dalam ist ilah Lem baga Peradilan, kat a t ersebut adalah Peradilan Pengadilan dan Agam a.
Peradilan secara bahasa berasal dari kat a adil yang m endapat aw alan “ per” dan akhiran “ an” kat a adil m em punyai art i: 1 Tidak
berat sebelah, t idak m em ihak, keput usan hakim it u. 2 Mem ihak kepada yang benar: berpegang kepada kebenaran. 3 Sepat ut nya,
t idak sew enang- w enang m engem ukakan t unt ut annya. Jadi kat a peradilan m enurut kam us besar bahasa I ndonesia adalah segala
sesuat u yang m engenai perkara pengadilan: Lem baga Hukum yang bert ugas m em perbaiki. Sedangkan kat a pengadilan m engandung
art i : 1 Dew an at au Maj elis yang m engadili perkara; Mahkam ah. 2 Proses m engadili: keput usan hakim banyak yang t idak puas akan –
hakim it u. 3 Sidang hakim ket ika m engadili perkara. 4 Rum ah
at au bangunan t em pat m engadili perkara; rum ahnya dim uka kant or – Negeri. Sedangkan kat a agam a adalah Badan Peradilan
khusus unt uk orang- orang yang beragam a islam yang m em eriksa dan m em ut uskan perkara t ent ang perceraian, t alak dan lain- lain
sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
23
Undang- undang No. 3 Tahun 2006 t elah m engat ur definisi Peradilan Agam a sebagaim ana disebut kan dalam pasal 2, sebagai
berikut : “ Peradilan Agam a adalah salah sat u pelaku kekuasaan kehakim an bagi rakyat pencari keadilan yang beragam a I slam
m engenai perkara t ert ent u sebagaim ana dim aksud dalam Undang- Undang” . Dari definisi t ersebut t am pak j elas bahw a lem baga
peradilan yang dim aksud, diperunt ukan bagi um at islam saj a. Hal ini m enunj ukan pula bagi um at islam yang berperkara dapat
m enyelesaikannya m elalui peradilan yang hakim - hakim nya beragam a islam sert a diselesaikan m enurut aj aran islam .
Menurut M. Ali Assabuni dalam bukunya t afsir ahkam m enj elaskan bahw a agam a adalah suat u j alan, cara at au
kepercayaan. Jadi, peradilan m enurut ist ilah adalah suat u t em pat
23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005. Hal 6-7
dim ana dilakukan peradilan yang m enyelesaikan perselisihan di ant ara dua orang dengan hukum agam a at au hukum syara’.
Menurut fiqih peradilan diart ikan dengan:
24
“ kat a yang m enunj ukan banyak art i, art i yang paling populer adalah
m enghukum i sesuat u dan m em ut uskannya” . Sedangkan peradilan m enurut ist ilah adalah: “ pem erint ahan islam yang m enunt ut
m elakukan upaya m enyelesaikan perm usuhan di ant ara dua orang yang sengket a dengan hukum Allah SWT” .
Kesim pulannya, Peradilan Agam a adalah suat u lem baga yang m engadili, m em ut uskan perkara- perkara orang islam yang
berkait an dengan m asalah perceraian, t alak, kew arisan, dan lain- lain sesuai dengan undang- undang yang berlaku.
D . Ba n k Sy a r ia h
1. Pengert ian Bank Syariah Kat a bank berasal dari bahasa I t alia blanco yang berart i m ej a
yang dipakai unt uk penit ipan dan penukaran uang di pasar.
25
Pada zam an dahulu ham pir set iap daerah m em iliki m at a uang sendiri,
24
Abdul Fatah, Muhammad Abu al-Aini, Al-Qadha wa Isbath Fi al-Fiqih Islami ma’almuqoronah bi Qonuni al-Isbati al-Yumna,
Mesir: Dar al Fikr, 1976. Hal 7
25
Muhammad Maslehuddin, Sistem Bank dalam Islam, Jakarta, Rineka Cipta, 1994, Cet. II Hal 1
sehingga set iap ingin m elakukan set iap t ransaksi lint as daerah harus m enukarkan uang at au em as dengan m at a uang daerah
t ersebut . Badan yang m enyediakan j asa penukaran m at a uang inilah yang disebut bank. Kem udian pengert ian bank berkem bang
m enj adi “ Sebuah lem baga keuangan yang usaha pokoknya m em berikan kredit dan j asa dalam lalu lint as pem bayaran dan
peredaran uang” . Malayu SP. Hasibuan m engem ukakan rum usan definisi bank
sebagai berikut : “ Bank adalah lem baga keuangan, pencipt a uang, pengum pul dana dan pem beri kredit , m em perm udah pem bayaran
dan penagihan st abilisat or, m onet er dan dinam isat or perekonom ian” .
26
Sedangkan G.M Verry St uart m endefinisan bank dengan: “ Bank adalah suat u badan usaha yang wuj udnya
m em uaskan keperluan orang lain akan kredit , baik uang yang dit erim anya, sebagai pet aruh orang lain m aupun dengan j alan
m engeluarkan uang kert as at au uang logam .
27
26
Malayu SP. Hasibuan, Teori dan Praktek Kegiatan Operasional Bank, Jakarta, CV. Masagung, 1996. Hal 3
27
Ibid Hal 4
Di I ndonesia pengert ian bank dipert egas dalam Undang- Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi: “ Bank adalah badan usaha yang m enghim pun dana dari
m asyarakat dalam bent uk sim panan dan m enyalurkannya kepada m asyarakat dalam rangka m eningkat kan t araf hidup
rakyat banyak”
Sem ent ara kat a syariah adalah sat u derivasi dari kat a Syara’a yang berart i al Bayan Wa al I dzhar Jelas . Sedangkan
Manna al Qat t han m engart ikan syariah dengan ungkapan “ Jalan at au t em pat keluarnya air unt uk m inum ” . Kem udian bangsa Arab
m enggunakan kat a ini unt uk konot asi j alan lurus dan padat saat dipakai dalam pem bahasan hukum m enj adi berm akna segala
sesuat u yang disyari’at kan Allah sw t kepada ham banya sebagai j alan lurus unt uk m em peroleh kebahagiaan di dunia dan akhirat .
Dari pengert ian bank di at as, dapat lah dipaham i pengert ian bank syariah yang m erupakan sebuah w uj ud perbankan dengan
sist em dan prakt ek operasional yang m engacu kepada ket ent uan- ket ent uan Al Qur’an dan Hadit s baik it u berupa larangan- larangan
yang harus dij auhi m aupun perint ah yang harus dij alankan. Menurut Am in Azis bank syariah I slam m erupakan lem baga
perbankan yang sist em operasinya berdasarkan syariat I slam . I ni
berart i operasi perbankan m engikut i t at a cara berusaha dan perj anj ian usaha berdasarkan al Qur’an dan sunnah Rasul. Hal ini
dipert egas dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 Tent ang Perubahan Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 Tent ang Perbankan
Bab I Pasal 1 ayat 3 , bank syariah adalah “ bank um um yang m elaksanakan kegiat an usaha berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiat annya m em berikan j asa dalam lalu lint as pem bayaran” .
28
Kegiat an bank syariah pada dasarnya m erupakan perluasan j asa perbankan bagi m asyarakat yang m em but uhkan dan
m enginginkan pem bayaran im balan yang t idak didasarkan pada sisit em bunga m elainkan at as dasar prinsip bagi hasil j ual beli
sebagaim ana digariskan syariat I slam . Dahlan Siam at , dalam bukunya Manaj em en Lem baga
Keuangan m enerangkan prinsip bagi hasil dalam bank syariah sebagai berikut :
28
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, 1999 Edisi ke-2, Hal 458
Prinsip bagi hasil t ersebut adalah prinsip yang berdasarkan syariah yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip bagi hasil
dalam : a. Menet apkan im balan yang akan diberikan kepada m asyarakat
sehubungan dengan penggunaan dana m asyarakat yang dipercayakan kepadanya
b. Menet apkan im balan yang akan dit erim a sehubungan dengan penyediaan dana kepada m asyarakat dalam bent uk
pem biayaan baik unt uk keperluan invest asi m aupun m odal kerj a
c. Menet apkan im balan sehubungan dengan kegiat an usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi
hasil
29
2. Prinsip Operasional Bank Syariah Pada dasarnya akt ivit as keuangan dan perbankan dapat
dipandang sebagai w ahana bagi m asyarakat m odern unt uk m em bawa m ereka kepada, paling t idak pelaksanaan dua aj aran al
Quran yait u:
29
Ibid, Hal 124
a. Prinsip at - Ta’aw un, yait u saling m em bant u dan bekerj a sam a di ant ara anggot a m asyarakat unt uk kebaikan
b. Prinsip m enghindari al- I kht inaz, yait u m enahan uang at au dana dan m em biarkannya m enganggur idle dan t idak
bert ukar dalam t ransaksi yang berm anfaat bagi m asyarakat um um
30
Dan ada em pat prinsip yang m endasari j aringan kerj a perbankan dengan sist em syariah, yait u:
31
a. Perbankan Non Riba Menurut para pakar perundangan riba adalah suat u kont rak
at as hart a t ert ent u yang t idak diket ahui persam aan dan ukurannya ket ika akad dilaksanakan, at au m elam bat kan
salah sat unya. Um at I slam dilarang m engam bil riba apapun j enisnya. Tidak ada t em pat bagi riba unt uk m asuk ke dalam
sist em perdagangan I slam sebagaim ana dij elaskan dalam surat al- Baqarah ayat 278- 279. Dalam prinsip perbankan
syariah m asalah riba adalah m usuh ut am anya, sebab salah
30
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariahm, Jakarta, Alvabet, 2002, Cet, ke-1, Hal 11-12
31
Jafril Khalil, “Prinsip Syariah dalam Perbankan”, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis 2002, Volume 20, Hal 47-49
sat u filosofi w uj ud bank syariah adalah unt uk m enghindarkan m uam alah riba sepert i yang dilaksanakan bank konvensional
b. Perniagaan halal dan t idak haram Prinsip kedua dalam berbisnis adalah m est i halal dan bukan
berbisnis barang- barang yang diharam kan oleh I slam . I slam m em erint ahkan kepada pem eluknya unt uk m elaksanakan
hal- hal yang baik dan m enghindarkan hal- hal yang dibenci Allah
c. Keridhoan pihak- pihak dalam berkont rak Et ika berbisnis dalam I slam m enginginkan set iap yang
berkont rak m endapat kan kepuasan dalam m engadakan t ransaksi, oleh sebab it u harus ada kerelaan bagi pihak- pihak
yang berkont rak. Apabila ada pihak yang t idak puas dalam suat u kont rak m ereka boleh m enyat akan ket idak puasannya
dan pihak yang lainnya harus m elayaninya dengan baik, sehingga kedua belah pihak m erasa puas t erhadap kont rak
t ersebut d. Pengurusan dana yang am anah, j uj ur dan bert anggung j aw ab
Dalam berbisnis, nilai kej uj uran dan am anah dalam m engurus dana m erupakan sifat para Nabi dan Rasul dalam kehidupan
sehari- hari. Kej uj uran dan am anah m erupakan sifat yang ham pir bersam aan, ant ara sat u dengan yang lain saling
m em perkuat . Sebagaim ana dij elaskan dalam surat al- Mu’m inun ayat 8.
Dalam operasionalnya, bank syariah secara um um dapat di kat agorikan kepada em pat bagian
32
: a. Deposit o Nasabah
Dalam operasionalnya bank akan m enerim a deposit m elalui beberapa rekening, diant aranya rekening giro, rekening
m udharabah, dan lain- lain. Rekening t ersebut biasanya dioperasikan dengan kont rak m udharabah dan w adi’ah.
Kont rak m udharabah yait u kont rak at as sat u j enis perkongsian dengan m odal dari sat u pihak dan usaha dari
pihak lain dan pem bagian keunt ungannya sesuai dengan kesepakat an ant ara pengusaha dengan pem odal, yang
pent ing prosent asinya harus dit et apkan diawal. Dan kont rak w adi’ah yait u m ew akilkan kepada orang lain unt uk
m em elihara hak m ilik. Yang dit it ipkan hanya barang- barang yang bernilai dan berm anfa’at dalam hal ini bank at as izin
32
ibid, h. 49-53
pem iliknya dapat m enginvest asikan dan bank akan m em berikan bonus kepada pem iliknya sesuai dengan
kem am puannya. b. Pem biayaan
Bank syariah suat u lem baga keuangan akan t erlibat dengan berbagai kont rak perdagangan syariah, dan yang dapat
dioperasikan pada bank syariah: 1. Al- Mudharabah, dari segi konsep dasar sam a dengan yang
diat as, nam un yang m em bedakan adalah pada pelaksanaannya. Pada deposit nasabah, m erekalah yang
bert indak sebagai shahibul m al dan bank bert indak sebagai m udharib, sedangkan dari pada skim pem biyaan
bank sebagai shahibul m al dan nasabah sebagai m udharib. 2. Al- Musyarakah, yait u akad ant ara dua orang at au lebih
dengan m enyet orkan m odal dengan keunt ungan di bagi sesam a m ereka m enurut porsi yang disepakat i.
3. Al- Murabahah, yait u suat u skim bagi orang yang m em erlukan suat u pem biayaan unt uk keperluan produkt if
at au pun konsum t if, kalau t idak m em iliki uang yang cukup boleh m enggunakan elem en ini unt uk berkont rak karena
nasabah diberikan ruang unt uk m em beli sesuat u dengan cara pem bayaran yang dit angguhkan at au dibayar secara
berangsur. 4. Al- I j arah, yait u upah at au sew a dapat j uga di definisikan
dengan m enj ual m anfaat , kegunaan dan j asa dengan bayaran yang dit et apkan sifat nya adalah pelayanan, m aka
dari sini dapat dilahirkan berbagai produk, dan diperlukan kreat ivit as pegaw ai bank dalam m engem bangkan produk
ini. 5. Al- Qardh al- Hasan, yait u akad yang m em indahkan hak
m ilik pem beri ut ang kepada pihak yang berut ang berupa sej um lah uang at au barang yang m em punyai kesam aan
dan ket ika sudah sam pai yang diperj anj ikan unt uk m em bayarnya t anpa adanya bunga. Dalam pelaksaannya,
bank sebaiknya m enyisihkan sebagian dari dananya dan dapat digunakan unt uk pem biyaan ini, guna m em bant u
m asyarakat yang sangat m em but uhkan dana unt uk keperluan t ert ent u dalam w akt u dekat , t api t idak dalam
j um lah yang besar. c. Pem biayaan perdagangan
Diant ara pem biyaan perdagangan yang perlu dibuat kan produknya adalah pem biyaan sebagai berikut :
1. Surat kredit L C , yait u apabila para pedagang ingin m elakukan t ransaksi ekspor at au im por agar t ransaksi
m ereka berj alan lancar dapat dilakukan dengan t iga prinsip: a Surat kredit dibaw ah prinsip al- w akalah, yait u
m enyerahkan w ew enang kepada seseorang unt uk m enj alankan suat u t ugas yang akan dilakukan oleh
seseorang yang m em punyai w ew enang it u. Dalam prakt iknya, dapat dilakukan oleh nasabah dengan bank
syariah sepert i nasabah m em ohon unt uk dibuat kan surat kredit , dan bank m em int a nasabah unt uk m enyediakan
deposit m enurut harga barang yang akan diim por, dan bank hanya m engenakan kom isi kepada nasabah.
b Surat kredit dibaw ah prinsip al- m usyarakah, caranya adalah dalam pem bayaran barang yang akan diberi oleh
nasabah dengan berkongsi kepada bank. Unt uk m enj ualnya diserahkan kepada nasabah dan keunt ungan
yang diperoleh dibagi ant ara pihak bank dan nasabah m enurut porsi yang disepakat i bersam a.
c Surat kredit dibaw ah prinsip al- m urabahah, dalam prakt eknya bank syariah dapat m em belikan dan
m engim por barang sebagaim ana yang dikehendaki oleh nasabah. Set elah barang it u dibeli oleh bank, nasabah
m em belinya dengan kont rak al- m urabahah dan pem bayaran akan dilakukan oleh nasabah dikem udian
hari.
2. Surat j am inan, yait u apabila seseorang m em erlukan oleh orang lain unt uk m enj am in dirinya agar dapat dipercayai
dalam m em egang suat u am anah at au urusan, m aka ia m em erlukan j am inan yang biasanya disebut sebagai al-
kafalah dan al- dam anah. Dan keunt ungan bank
m enggunakan elem en ini, m endapat kan bayaran dari nasabah berupa fee at au upah.
3. Pem biyaan m odal kerj a dibawah kont rak al- m urabahah, biasanya m asyarakat kalau m au m em buka suat u usaha at au
m em buka akt ivit as bisnis yang m em erlukan m odal, dan bank dapat m em biayai m odal kerj anya dengan m enggukan kont rak
al- m urabahah.
d. Pelayanan lain Pada prakt eknya bank syariah dapat m elayani berbagai
keperluan yang di inginkan m asyarakat selagi ada unsur kom ersilnya dan t idak bert ent angan dengan ket ent uan syar’i.
Um pam anya pelayanan pengirim an uang, pelayanan penukaran uang asing, pem bayaran t elepon, list rik, air,
pelayanan gadai dan lain- lian. Pelayanan diat as pada um um nya beroperasi dalam elem en
kont rak al- ij arah, bank hanya m engenakan upah. Khusus penukaran uang selain beroperasi dalam bent uk al- ij arah, j uga ada
perlakuan khusus yang nam a kont raknya al- sharf, yait u penukaran m at a uang yang sej enis at au berlainan j enis. Sepert i m enukarkan
m at a uang em as dengan m at a uang em as, m at a uang em as dengan m at a uang perak at aupun m at a uang lain yang dipakai
dipasar.
BAB I I I BASYARN AS D AN PERAD I LAN AGAM A SEBAGAI