Sedangkan dalam penulisan penelit ian ini akan dibahas m engenai dam pak yang t erj adi dari adanya dua lem baga yang
m em iliki w ew enang m enyelesaikan persengket aan m uam alat t erhadap perbankan syariah, persepsi para prakt isi dan sikap para
prakt isi t erhadap adanya pilihan penyelesaian sengket a m uam alat ant ara BASYARNAS dan Peradilan Agam a.
E. Ke r a n gk a Kon se p
Mencerm at i pasal 49 UU No. 3 t ahun 2006. Di sit u dipaparkan, Pengadilan Agam a bert ugas dan berw enang
m em eriksa, m em ut us, dan m enyelesaikan perkara dit ingkat pert am a ant ara orang- orang yang beragam a I slam dibidang
ekonom i I slam . Adapun yang dim aksud dengan ekonom i syariah adalah kegiat an usaha yang dilaksanakan m enurut prinsip syariah.
Meliput i bank syariah, lem baga keuangan m ikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah, reksa dana syariah, obligasi syariah
dan surat berharga berj angka m enengah syariah, sekurit as syariah, pem biayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiun
lem baga keuangan syariah, dan bisnis syariah.
UU No. 3 Tahun 2006 dit erbit kan pada 20 Maret lalu. Tiga hari kem udian, DSN- MUI m eluncurkan em pat fat w a. Keem pat nya
adalah fat w a m engenai akad m udharabah m usyt arakah, m udharabah pada asuransi syariah, w akalah bil uj rah pada asuransi
dan reasuransi syariah, sert a t abarru’ hibah pada asuransi dan reasuransi syariah. Anehnya, DSN- MUI t et ap m enyat akan
penyelesaian sengket a m engenai keem pat akad t adi dilakukan oleh Basyarnas m eski UU No. 3 Tahun 2006 nyat a- nyat a m enyebut kan
hal ini m enj adi w ew enang pengadilan agam a. Menj adi pert anyaan: apakah DSN- MUI t ak m enget ahui adanya UU Peradilan Agam a yang
baru it u? Secara logika, t idak m ungkin. Sat u hal yang j elas, seluruh fat w a DSN- MUI yang berj um lah 52 it u secara t elak bert ent angan
dengan pasal 49 UU No. 3 t ahun 2006 dalam hal penyelesaian sengket a di bidang ekonom i syariah. “ Seluruh ket ent uan
m engenai sengket a dalam ekenom i syariah dalam fat w a DSN- MUI it u harus dirubah.” Dem ikian gugat an yang disam paikan Sekj en
I kat an Ahli Ekonom i I slam I AEI Agust iono dalam sem inar ekonom i syariah yang diselenggarakan Mahkam ah Agung MA , Senin
20 11 .
6
6
www.hukumonline.com , Ada Apa dengan Badan Arbitrase Syariah Nasional, Senin, 21
November 2006
Namun, keberadaan Basyarnas tak bisa begitu saja difungsikan. Harus digarisbawahi, penyelesaian lewat Basyarnas bisa dilakukan apabila dalam akad
dibuat klausula mengenai penyelesaian sengketa melalui Arbriter. Hal ini mengacu pada ketentuan UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa. Karena itu, DSN-MUI tidak cermat ketika menyatakan sengketa di bidang
ekonomi syariah harus diselesaikan melalui Basyarnas. Sangat mungkin, di antara pihak-pihak yang meneken akad ada yang tidak sepakat menyelesaikan sengketa yang
timbul melalui Basyarnas. Bisa jadi, karena mereka masih mempertanyakan kapabilitas Basyarnas atau karena pertimbangan lain.
F. M e t ode Pe n e lit ia n da n Te k n ik Pe n u lisa n