Pengupahan 1. Defenisi Upah, Kedudukan dan Fungsi
ada baiknya banyak belajar dari penduduk setempat tentang pengalaman, pengetahuan dan kebiasaannya Adiyuwono, 1996: 9.
2.4. Pengupahan 2.4.1. Defenisi Upah, Kedudukan dan Fungsi
Yang dimaksud dengan upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan,
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya PP Nomor 8 Tahun 1981.
Kedudukan dan fungsi upah adalah sebagai hak bagi para pekerja dan kewajiban bagi perusahaan yang merupakan sarana untuk memelihara dan
meningkatkan kebutuhan hidup manusia, ditetapkan atas dasar nilai-nilai tugas seseorang pekerja dengan memperhatikan keseimbangan prestasi, kebutuhan pekerja
dan kemampuan perusahaan. Terdapat dua pandangan teori upah yang bisa diperbandingkan berkaitan
dengan penelitian ini. Pertama, teori upah dalam perspektif Neo-klasik, disebut juga teori upah kompetitif dan kedua, teori upah nonkompetitif. Teori upah nonkompetitif
berasal dari dua asumsi. Pertama, karena dipercaya ada hubungan antara upah yang makin tinggi dengan laba yang makin tinggi, atau asumsi kedua, karena ada perilaku
tidak memaksimisasi Fields dan Wolff, 1995: 107. Dalam perspektif nonkompetitif, ekonomi umumnya memilih asumsi yang pertama dan merumuskan teori upah
alternatif, misalnya teori upah efisiensi, model ancaman serikat pekerja, atau model
Universitas Sumatera Utara
keseimbangan dengan pengangguran. Teori upah efisiensi merupakan salah satu landasan mikro ekonomi kelompok Post Keynesian. Teori ini member landasan
bahwa akan selalu ada pengangguran terpaksa involuntaryunemployment dan adanya industry fixed effect yang menyebabkan ketegaran upah, karena baik industry
yang berupah tinggi maupun yang brupah rendah ternyata tidak melakukan penyesuaian, tetapi cenderung mempertahankannya.
Bukti-bukti adanya perbedaan upah antar industri diawali oleh Slichter Slichter, 1950: 83, yang menunjukan bahwa selama 20-30 tahun struktur upah antar
industri relatif tidak berubah. Penelitian Slichter diulangi oleh Allen Allen, 1995: 307, dengan memperpanjang jarak waktu pengamatan korelasi struktur upah
tersebut sampai 100 tahun. Sejalan dengan temuan-temuan empiric itu, berkembang pula teori-teori yang
berusaha menjelaskan fenomena perbedaan upah antarindustri tersebut. Salah satu penjelasan mengapa industry bersedia memberikan upah di atas harga yang
seharusnya berlaku adalah terjadinya semacam bagi rente rents sharing hypothesis antara pengusaha dan pekerja. Pengusaha memberikan upah lebih tinggi daripada
harga yang berlaku dan pekerja memberikan upaya effortlebih baik. Akibatnya, produktifitas dan output akan meningkat.
Tingkat upah di dalam setiap pasar tenaga kerja ditentukan kekuatan ekonomi yang berlawanan dari buruh dan majikan. Apabila buruh meningkatkan kekuatan
ekonominya dengan cara bertindak bersama-sama melalui serikat-serikat buruhnya sebagai bargaining agent, maka mereka dapat meningkatkan upah mereka.
Baik karyawan maupun majikan memasuki pasar tenaga kerja tanpa harga permintaanpenawaran tertinggi dan terendah. Dalam batas-batas harga tersebut
tingkat upah ditentukan kekuatan economic bargaining kedua belah pihak. Buruh
Universitas Sumatera Utara
individual yang berkekuatan lemah harus menerima tingkat upah yang terendah. Sebaliknya serikat buruh dapat menggunakan kekuatan ekonominya yang lebih besar
untuk menuntut tingkat upah yang lebih tinggi.