UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kimia dan permeabilitas edible film yang dari protein kacang hijau. Warna film juga lebih gelap dan lebih kekuningan seiring dengan peningkatan pH dan
temperatur pemanasannya. Sedangkan, Dureja, et al. 2011 menyebutkan dalam penelitiannya bahwa waktu penyimpanan, temperatur pengeringan, kelembaban
udara, dan jumlah plasticizer mempengaruhi sifat film pati kaya amilosa.
2.4. Karakteristik Film 2.4.1. Karakteristik Mekanik
Kekuatan tarik merupakan gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah film hingga terputus. Kuat tarik yang terlalu kecil mengindikasikan bahwa
film yang bersangkutan tidak dapat dijadikan sediaan, karena karakter fisiknya kurang Astuti, 2008. Parameter ini menggambarkan gaya maksimum yang
terjadi pada film selama pengukuran berlangsung. Sedangkan perpanjangan putus adalah perubahan panjang maksimum pada saat terjadi peregangan sampai film
terputus. Perpanjangan putus mempresentasikan kemampuan film meregang secara maksimum. Film dengan nilai pemanjangan yang rendah mengindikasikan
bahwa film tersebut kaku dan mudah patah. Umumnya struktur film lebih lembut, kuat tarik menurun dan perpanjangan putus meningkat. Temperatur pengeringan
dan pH adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap sifat mekanik, sedangkan waktu pengeringan mempunyai efek yang lebih sedikit Astuti, 2008.
2.4.2. Karakteristik Fisik
Ketebalan merupakan parameter yang berpengaruh terhadap pembentukan film. Ketebalan film dipengaruhi oleh luasan cetakan, volume larutan, dan
banyaknya total padatan dalam larutan. Dengan cetakan yang sama, film yang terbentuk akan lebih tebal apabila volume larutan yang dituangkan ke dalam
cetakan lebih banyak. Sedangkan pemeriksaan morfologi permukaan film dilakukan dengan mikroskop cahaya LM atau SEM Scanning Electron
Microscopy untuk mengetahui mikrostruktur permukaan film Park et al., 1996; Astuti, 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.3. Karakteristik Kimia
Banyak peneliti sering meneliti konformasi kitosan menggunakan spektroskopi IR karena spektrum IR menunjukkan pita serapan khas yang sensitif
terhadap konformasi molekul kitosan Kweon et al, 2000. Spektrum yang diperoleh digunakan untuk menentukan kemungkinan interaksi kelompok
fungsional antara kitosan dengan natrium tripolifosfat Salleh et al, 2009. Sedangkan penentuan bobot molekul dilakukan dengan menggunakan metode
viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald Srinivasa, 2004.
2.4.4. Karakteristik Fungsional
Laju transmisi uap air adalah kecepatan transmisi uap air melalui suatu unit luasan bahan yang permukaannya rata dengan ketebalan tertentu, sebagai
akibat dari suatu perbedaan unit tekanan uap antara dua permukaan tertentu pada kondisi suhu dan kelembaban tertentu. Laju ini menyangkut proses pemindahan
larutan dan difusi, larutan berpindah dari satu sisi film dan selanjutnya berdifusi ke sisi lainnya setelah menembus film tersebut Krochta, 1994. Laju transmisi
uap air sangat dipengaruhi oleh RH, temperatur, ketebalan, jenis dan konsentrasi plasticizer dan sifat bahan pembentuk film Astuti, 2008. Ketebalan film juga
berpengaruh terhadap laju transmisi uap air. Sedangkan, daya mengembang dari film kitosan ditentukan dengan merendamnya dalam phosphate buffered saline
PBS pada pH 7,4.
2.5. Efek Pengeringan terhadap Karakteristik Film