• Subsidi diberikan maksimum sebesar pembiayaan yang diajukan oleh debitur yang disetujui oleh Lembaga penerbit Pembiayaan BMT Husnayain.
• Margin ditetapkan oleh Lembaga Penerbit Pembiayaan BMT Husnayain sesuai dengan kesanggupan BMT yang dituangkan didalam MoU
Memorandum Of Understanding dan atau PKO Perjanjian Kerjasama Operasional.
C. Analisis Kesesuaian Konsep Pembiayaan KPRS Kredit Perbaikan Rumah
Swadaya Mikro Syariah Bersubsidi Berdasarkan Prinsip Syari’ah Melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Husnayain
Dalam pembiayaan KPRS pada BMT husnayain sebenarnya terdapat 2 akad murabaha
h yang melibatkan 3 pihak. Murabahah pertama dilakukan secara tunai antara BMT Husnayain sebagai pembeli dengan penjual bahan-bahan bangunanmaterial
sebagai bentuk penyedian bahan bangunan yang dibutuhkan oleh nasabah. Dan Murabahah
kedua dilakukan secara cicilanangsuran antara BMT sebagai penjual dengan nasabah BMT sebagai pembeli. Lazimnya dalam bisnis, tentu mengambil
keuntungan dari transaksi ini. Pembiayaan KPRS ini dapat diilustrasikan dengan sederhana, seorang calon
nasabah yang membutuhkan dana untuk memperbaikimembangun rumah guna memiliki rumah yang layak huni, calon nasabah datang kepada BMT untuk mengajukan
pembiayaan. Biasanya calon nasabah sudah mengetahui harga bahan bangunanmaterial yang dibutuhkan secara tunai. Lembaga keuangan mikro syariah BMT Husnayain akan
menentukan margin keuntungan yang diambilnya dari hasil analisa LKMS BMT Husnayain, maka akad pembiayaan KPRS ini terjadi.
Secara Fiqh, Transaksi pembiayaan KPRS bersubsidi terdiri dari beberapa bagian. Pertama, transaksi Hawalah yaitu ketika pengalihan sebagian kewajiban
nasabah kepada pemerintah melalui dana subsidi. Kedua, transaksi Wakalah, yaitu ketika BMT ditunjuk oleh nasabah sebagai wakilnya untuk membelikan bahan-bahan
bangunanmaterial yang dibutuhkannya. Ketiga, transaksi Murabahah pertama, yaitu ketika BMT sebagai wakil membeli keperluan nasabah itu secara tunai. Apabila BMT
telah melaksanakan amanatnya dengan membeli bahan bangunan tersebut maka secara prinsip BMT telah memiliki bahan bangunan tersebut. Keempat, transaksi Murabahah
kedua, yaitu ketika BMT sebagai pemilik barang menjual secara cicilan kepada nasabah. Kelima, kepemilikan bahan bangunan tersebut berpindah tangan ke nasabah,
padahal nasabah belum lunas membayar penuh ke BMT, maka timbullah dayn utang yang timbul bukan akibat pinjam-meminjam uang. Walaupan tidak wajib biasanya
diikuti dengan transaksi keenam, yaitu menahan barang jaminan rahn. Apabila rukun Hawalah terpenuhi adanya muhil yang berhutang yang
memindahkan hutangnya yaitu nasabah, muhal pemberi hutang yaitu BMT Husnayain, dan muhal’alaih yang menerima pemindahan yaitu pemerintah. Rukun Wakalah
terpenuhi adanya muwakkil yang mewakilkan yaitu Nasabah, wakil yang diwakilkan yaitu BMT Husnayain, hal-hal yang diwakilkan: pembelian bahan bangunanmaterial,
dan ijab qabul, dan syaratnya juga terpenuhi dalam hal pihak muwakkil dan wakil adalah cakap hukum, mukallaf, berkuasa dan mampu mengerjakan hal-hal yang
diwakilkan; sedangkan mengenai hal-hal yang diwakilkan adalah segala sesuatu yang
dapat diketahui dan dikerjakan secara jelas dan tidak bertentangan dengan syara’ serta terpenuhi Murabahah pertama, yaitu ketika BMT sebagai wakil nasabah membeli
barang yang dibutuhkan nasabah secara tunai original seller dengan terpenuhi sempurna adanya penjual-pembeli, barang yang diperjual-belikan dan ijab qabul,
syarat-syarat pun terpenuhi. Demikian pula rukun dan syarat pada murabahah kedua juga terpenuhi sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut
sah, maka praktik pembiayaan KPRS melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Husnayain dinilai sah dan sesuai syara’.
Dalam hal jual-beli Murabahah pada prinsipnya penyerahan barang harus dilakukan pada saat transaksi jual-beli akad berlangsung. Dengan metode pembayaran
secara tunai atau cicilan. Sehingga bila segala rukun dan syarat serta komponen Murabahah
sebagaimana Fatwa DSN telah terlaksanan maka jual-beli Murabahah
sesuai syariah secara kaffah terwujud.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan