WILAYAH PENYALURAN DANA BMT HUSNAYAIN KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN Konsep Pembiayaan KPRS pada BMT Husnayain

d. Tutup rekening sisa saldo minimal Rp.25 Ribu Rupiah 4. PARAS Pembiayaan Anggota Rumah Sehat a. Perbaikan Rumah b. Pembangunan Rumah.

E. WILAYAH PENYALURAN DANA BMT HUSNAYAIN

48 1. Masyarakat pekayon dan sekitarnya 2. Pedagang Kecil Pasar Rebo 3. Pedagang Kecil Pasar Cibubur 4. Pedagang Kecil Pasar Induk Kramat Jati 5. Pedagang Kecil Wilayah Cijantung 6. Pedagang Kecil Pasar Ciracas 7. Pedagang Kecil Pasar Palsigunung 8. Pedagang Kecil Wilayah Areman 9. Pedagang Kecil Wilayah Kalisari 10. Pedagang Kecil Wilayah kampung Baru 11. Pedagang Kecil Wilayah Kampung Rambutan 12. Pedagang Kecil Wilayah Kampung Gedong. 48 Ibid, h. 8.

F. KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN

49 1. Kerjasama dengan Pihak Bank a. Bank Muamalat Indonesia, melalui Program Pembiayaan b. BPRS Al Barokah, melalui Program Pembiayaan c. BPRS Wakalumi, melalui Program Pembiayaan dan Pelatihan d. Bank Mandiri, melalui Program Pemberdayaan Usaha Kecil PPUK e. Bank Permata Syariah, melalui Program Pengembangkan Elektrik Banking System f. Bank tabungan Negara Syariah, melalui Program Pembiayaan untuk cabang KJKS MC Husnayain 2. Kerjasama dengan Pihak Non Bank a. Kementrian Koperasi melalui Program P2KER dan Program PKPS BBM b. BAZIS DKI program PPUMK c. PNM BMT melalui Program Pembiayaan dan Pelatihan d. BMM Microfin Program Pembiayaan dan Pelatihan 3. Kerjasama untuk Baitul Maal a. Rumah Zakat Indonesia melalui Program Beasiswa Pendidikan bagi Anak Yatim dan Dhuafa b. Bada Amil Zakat Nasional BAZNAS melaui Program Kesehatan Pengobatan Grati bagi Fakir Miskin 49 Ibid, h. 9. c. LAZ TAKAFUL melalui Program Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan bagi Anak yatim dan Dhuafa d. BAZIS DKI melalui program Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan bagi Anak yatim dan Dhuafa e. Yayasan Bina Insan Mandiri melalui Program Beasiswa Pendidikan Anak Yatim dan Dhuafa. BAB IV ANALISIS KONSEP PEMBIAYAAN KPRS MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH BMT HUSNAYAIN PASAR REBO

A. Konsep Pembiayaan KPRS pada BMT Husnayain

Ada 5 lima kondisi masyarakat miskin terkait tempat tinggal, yaitu masih kontraksewa, menumpang dirumah orang tua atau mertua, tinggal di tempat usaha, sudah punya rumah tapi belum mampu membangun rumah, dan sudah punya rumah tapi tidak layak huni tidak sehat. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memiliki rumah layak huni merupakan kemewahan sejati sekaligus peningkatan status sosial. Namun, seringkali kemewahan sejati hanya sekedar mimpi. Kini impian tersebut dapat terwujud melalui kredit pembangunanperbaikan rumah swadaya KPRS mikro bersubsidi. Masih banyaknya warga miskin yang hidup dirumah yang tidak layak huni menjadikan lembaga keuangan mikro syariah melakukan upaya chanelling dengan pihak lain guna mengatasi persoalan tersebut. Hal ini menjadi salah satu alasan dilaksanakannya program Rehabilitasi rumah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT. Salah satunya adalah BMT Husnayain Pasar Rebo. KPRS Mikro Syariah Bersubsidi atau Pembiayaan Pembangunan Perbaikan Rumah Swadaya Bersubsidi dengan prinsip syariah adalah Pembiayaan yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Pembiayaan yang telah beroperasi dengan prinsip syariah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR dalam rangka memfasilitasi pembangunan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki yang dilakukan secara swadaya, dengan karakteristik nilai pinjaman relatif kecil dan jangka waktu pinjaman relatif pendek sampai dengan 4 empat tahun. Kementerian Perumahan Rakyat bekerja sama dengan PINBUK dalam menyalurkan Kreditpembiayaan Perbaikan atau pembangunan Rumah secara Swadaya KPRS. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK dalam hal ini akan merekomendasikan BMT-BMT yang dinilai sehat untuk menyalurkan KPRS tersebut ke masyarakat. Program KPRS yang telah dilaksanakan di tahun ketiga ini dalam distribusinya melibatkan BMT-BMT agar dana subsidi yang dikeluarkan dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah atau yang tidak bisa mengakses ke Perbankan. BMT menyalurkan pembiayaan tersebut kepada masyarakat sesuai dengan akad murabahah. KPRS ini dilakukan secara swadaya maksudnya masyarakat yang mengajukan pembiayaan sebelumnya telah memiliki tanah untuk kemudian didirikan bangunan atau pembiayaan perbaikan rumah bagi masyarakat yang telah memiliki rumah tapi kurang memadai. Kelompok masyarakat yang akan diberikan pembiayaan digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu: kelompok pertama, mereka yang pendapatannya antara Rp. 1,7 juta – Rp. 2,5 juta perbulan. kelompok kedua antara Rp. 1 juta – Rp. 1,7 juta, dan kelompok ketiga dibawah Rp. 1 juta. Program ini merupakan sebuah terobosan karena selama ini lebih dari 30 tahun program-program KPR yang sudah sering kita dengar hanya disalurkan melalui melalui Bank sehingga yang dapat mengakses pun rata-rata mereka yang berada di perkotaan atau mereka yang bekerja di sektor formal. Sedangkan mereka yang berada di sektor informal relatif tidak bisa menjangkau. Maka melalui BMT Husayain inilah pembiayaan perumahan itu bisa diakses oleh masyarakat. Adapun tujuan dari pembiayaan KPRS ini adalah: 1. Fasilitasi anggota dan calon anggota berpenghasilan rendah untuk pembangunan atau perbaikan rumah 2. Pemberdayaan komunitas perumahan 3. Memperkuat peran dan posisi Lembaga Keuangan Mikro-Baitul Mal Wattamil sebagai instrument pembangunan perumahan.

B. Aplikasi Pembiayaan KPRS pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah