informal relatif tidak bisa menjangkau. Maka melalui BMT Husayain inilah pembiayaan perumahan itu bisa diakses oleh masyarakat.
Adapun tujuan dari pembiayaan KPRS ini adalah: 1.
Fasilitasi anggota dan calon anggota berpenghasilan rendah untuk pembangunan atau perbaikan rumah
2. Pemberdayaan komunitas perumahan
3. Memperkuat peran dan posisi Lembaga Keuangan Mikro-Baitul Mal Wattamil
sebagai instrument pembangunan perumahan.
B. Aplikasi Pembiayaan KPRS pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah
4.
Syarat-syarat mendapatkan pembiayaan: a.
Syarat umum:
1 Usaha minimal sudah satu tahun
2 Menjadi anggota bmt husnayain
3 Tidak menjual barang haram
4 Foto copy KTP SuamiIstri dan Kartu Keluarga
5 Foto copy Surat Nikah
6 Pasphoto SuamiIstri ukuran 4x6 = 1 lembar
7 Jaminan Jika Diperlukan
b. Syarat pemohon Pembiayaan KPRS
1 Foto copy KTP suamiistri, Kartu Keluarga dan Surat Nikah.
2 Foto copy Sertifikat Hak Milik TanahRumah Pemohon.
3 Surat Keterangan Keabsahan Kepemilikan TanahRumah Dari Pemerintah
Kecamatan Atau Pejabat Terkait. 4
Surat ijin Mendirikan Bangunan IMB Dari Instansi TerkaitPemerintah Kecamatan, Bagi Pemohon Yang Akan Bangun Rumah Baru.
5 Slip GajiSurat Keterangan Penghasilan bagi yang berpenghasilan tetap
dari kantorperusahaan yang bersangkutan. 6
Surat keterangan berpenghasilan tidak tetap yang diketahui oleh LurahKepala Desa setempat.
7 Surat Pernyataan belum pernah mendapat subsidi perumahan.
8 Foto dan gambar rencana rumah yang ingin dibangun
9 Foto rumah yang akan diperbaiki
10 Rincian Anggaran Belanja RAB yang ditanda tangani oleh pemohon dan
manager LKM BMT yang bersangkutan. 11
Scedhulejadwal Pelaksanaan PembangunanPerbaikan Rumah. 12
Akad pembiayaan pembangunanPerbaikan Rumah antara LKM BMT dengan pemohonMBR
13 Foto copy Buku tabunganSARAS
5.
Prosedur Pembiayaan KPRS
Prosedur pengajuan pembiayaan adalah cara-cara yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemberian pembiayaan, setiap pemberian pembiayaan
harus dibuatkan suatu perjanjian antara BMT sebagai pemberi pembiayaan dan nasabah sebagai pemohon, tanpa perjanjian tidak dibenarkan oleh pemerintah,
dalam perjajian pembiayaan dicantumkan segala hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Untuk mendapatkan pembiayaan KPRS Kredit Perbaikan Rumah Swadaya pada BMT Husnayain ada beberapa tahap yang harus dilalui yang
pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a.
Pengajuan permohonan, dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir permohonan yang berasal dari BMT yang pengembaliannya disertai dengan
lampiran-lampiran persyaratan yang diperlukan oleh BMT sebagai analisa lebih lanjut, pada tahap ini juga nasabah memilih pembiayaannya dan juga
lamanya jangka waktu pembayaran yang sesuai dengan kemampuan nasabah.
b. Wawancara, formulir permohonan dan persyaratan yang telah di ajukan
tersebut adalah menjadi dasar penilaian pertama oleh BMT, apakah permohonan yang dianggap memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut.
Pemohon yang dianggap memenuhi syarat akan dipanggil untuk mengadakan wawancara dengan pihak BMT Husnayain.
c. Survey, setelah pihak BMT mengadakan wawancara kepada nasabah untuk
membenarkannya, pihak BMT mengadakan survey atau kunjungan langsung kepada nasabah yang benar-benar layak membutuhkan pembiayaan subsidi
ini. Adapun hasil survey berupa foto rumah yang akan diperbaiki kemudian didokumentasikan sebagai bukti.
d. Analisis data, data yang telah dikumpulkan oleh BMT baru kemudian di
analisis lebih lanjut, apakah permohon layak mendapatkan pembiayaan ini.
e. Bila pengajuan pembiayaan telah memenuhi kelayakan, syarat dan ketentuan
dari BMT, BMT akan memberikan PARAS Pembiayaan Anggota Rumah Sehat dan mengajukan subsidi KPRS kepada kantor MENPERA
f. Selanjutnya kantor MENPERA bersama PINBUK akan menverifikasi
permohonan subsidi BMT dan membuat berita acara serta mencairkan subsidi KPRS melalui BMT.
g. Setelah mendapat surat putusan dari kantor MENPERA bahwa
permohonannya layak untuk dapatkan subsidi, BMT membuat surat penegasan pembiayaan, putusan BMT atas permohonan pembiayaan KPRS
akan diberitahukan kepada pemohon dengan surat penegasan pembiayaan. h.
Sebelum pencairan dana pembiayaan, nasabah harus melaksanakan akad wakalah yaitu BMT Husnayain mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
bahan-bahan material yang dibutuhkan nasabah untuk memperbaiki rumah dan lainnya.
i. Realisasi pencairan dana pembiayaan KPRS yang diberikan pihak BMT
untuk pemohon yang telah disetujui. Adapun subsidinya tidak berupa uang melainkan berupa barang-barang bangunan yang dibutuhkan
nasabahpemohon untuk memperbaiki rumah. j.
Kewajiban pemohon, dengan adanya penandatanganan perjanjian pembiayaan maka timbul hak dan kewajiban debitur antara lain:
1. Hak dan kewajiban untuk memelihara rumah dengan baik.
2. Kewajiban untuk memenuhi pembayaran angsuran pembiayaan dengan
baik
Dari penjelasan mengenai prosedur pembiayaan diatas, penulis menganggap bahwa prosedur pembiayaan berdasarkan teori itu lebih rumit dan berbelit-belit.
Sedangkan prosedur pembiayaan yang ada pada BMT Husnayain sangatlah sederhana, dimana nasabah tidak dibebankan dengan persyaratan yang berbelit-
belit. Hanya dengan surat pengantar dari RTRW bahwa rumah yang ditempati pemohon adalah miliknya sendiri, pembiayaan subsidi ini dapat terlaksana
dengan mudahnya, walaupun jaminan masih diperlukan hanya sebagai unsur kehatian-hatian tapi tidak dijadikan sebagai yang utama. Hal ini dilakukan
dengan alasan bahwa nasabah lebih menyukai suatu prosedur yang simple sederhana dari pada yang berbelit-belit. Dan pada kenyataannya, prosedur
pembiayaan di BMT Husnayain ini lebih efektif, ini terbukti bahwa BMT husnayain lebih mudah dalam menjaring nasabah dan semakin banyak
nasabahnya. 6.
Sasaran pembiayaan KPRS
a. Kelompok Sasaran adalah keluargarumah tangga termasuk perorangan baik
yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, b.
Belum pernah memiliki rumah, c.
KPRS Mikro Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran, yang memiliki:
− Kavling tanah milik bersertifikat atau surat bukti keabsahan kepemilikan tanah lainnya sepanjang dianggap mencukupi dan dapat diterima oleh
Lembaga Penerbit Pembiayaan BMT Husnayain yang memberikan pembiayaan perumahan.
− Ijin mendirikan bangunan IMB yang dikeluarkan oleh kecamatan atau instansi yang lebih tinggi untuk membangun atau memperbaiki rumah.
d. Belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke dalam
kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR, sebagai berikut: Kelompok
Sasaran Batasan Penghasilan Rp.Bulan
I 1.700.000
≤ Penghasilan ≤ 2.500.000
II 1.000.000
≤ Penghasilan 1.700.000 III
Penghasilan 1.000.000
Penghasilan adalah penghasilan pemohon didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon perbulan.
e. Subsidi perumahan dalam bentuk subsidi untuk menambah dana
pembangunan atau perbaikan rumah sehingga dapat menurunkan pagu pembiayaan yang diangsur setiap bulan secara tetap berikut marginnya.
Berikut besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran:
Maksimum Nilai Subsidi Rumah Tangga Rp Kelompok
Sasaran Skim KPRS Syariah
Bersubsidi Skim KPRS Syariah
Bersubsidi I 5.000.000
5.000.00 II 7.000.000
7.000.000 III 9.000.000
9.000.000
f. Maksimum harga rumah yang dapat disubsidi disesuaikan dengan kelompok
sasarannya, yaitu maksimum Rp 42.000.000 untuk kelompok sasaran I, maksimum Rp 30.000.000 untuk kelompok II, dan maksimum Rp 20.00.000
untuk kelompok III.
Kelompok Sasaran
Batas Maksimum Dana Membangun Memperbaiki Rumah Rp
I 42.000.000,- II 30.000.000,-
III 20.000.000,-
g. Minimum uang muka tidak diatur dalam Permenpera, sedangkan maksimum
pembiayaan yang dapat diberikan oleh Lembaga Penerbit Kredit untuk membeli rumah disesuaikan dengan kelompok sasaran.
h. Ketentuan tentang tenor tidak diatur dalam Permenpera, namun akan
merupakan kesepakatan antara Lembaga Penerbit pembiayaan BMT Husnayain dengan nasabah, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
kelompok sasaran.
TENOR
Untuk Tenor 4 tahun
Untuk Tenor 3 tahun Batas pembiayaan Rp
Kelompok Sasaran
Minimum SARAS
Minimum Maksimum Maksimum
Subsidi Maksimum
Tenor th I
1.800.000 7.900.000 12.400.000 3.750.000 3
II 1.500.000 6.400.000 8.400.000 5.250.000
3 Batas pembiayaan Rp
Kelompok Sasaran
Minimum SARAS
Minimum Maksimum Maksimum
Subsidi Maksimum
Tenor th I 2.200.000
10.000.000 15.200.000
5.000.000 4 II 1.900.000
8.000.000 10.300.000
7.000.000 4 III
1.800.000 6.000.000 9.000.000 9.000.000 4
III 1.400.000 4.900.000
6.750.000 6.750.000 3
Untuk Tenor 2 tahun Batas pembiayaan Rp
Kelompok Sasaran
Minimum SARAS
Minimum Maksimum Maksimum
Subsidi Maksimum
Tenor th I
1.250.000 5.600.000 9.000.000 2.500.000 2
II 1.050.000 4.600.000 6.100.000 3.500.000
2 III 1.000.000
3.600.000 4.500.000
4.500.000 2
Untuk Tenor 1 tahun Batas pembiayaan Rp
Kelompok Sasaran
Minimum SARAS
Minimum Maksimum Maksimum
Subsidi Maksimum
Tenor th I 680.000
2.900.000 4.900.000
1.250.000 1 II 560.000
2.400.000 3.300.000
1.750.000 1 III 500.000
1.900.000 2.250.000
2.250.000 1
Untuk Tenor 6 bulan Batas pembiayaan Rp
Kelompok Sasaran
Minimum SARAS
Minimum Maksimum Maksimum
Subsidi Maksimum
Tenor th I 350.000
1.200.000 2.500.000
625.000 0,5 II 275.000
1.250.000 1.700.000 875.000 0,5
III 250.000 1.000.000
1.125.000 1.225.000 0,5
• Subsidi diberikan maksimum sebesar pembiayaan yang diajukan oleh debitur yang disetujui oleh Lembaga penerbit Pembiayaan BMT Husnayain.
• Margin ditetapkan oleh Lembaga Penerbit Pembiayaan BMT Husnayain sesuai dengan kesanggupan BMT yang dituangkan didalam MoU
Memorandum Of Understanding dan atau PKO Perjanjian Kerjasama Operasional.
C. Analisis Kesesuaian Konsep Pembiayaan KPRS Kredit Perbaikan Rumah