Lembaga Keuangan Mikro Syariah

syariah 9 Jika pesanan dibatalkan, bank mengalami rugi maka nasabah harus menggantikan kerugian riil bank dari uang muka 9 Jika dilaksanakan, sebagai pengurang hutang nasabah supplier self financing 12 Pembagian pokok dan keuntungan untuk kepentingan bank 9 Jika murabahah pembayarannya dilakukan secara tangguh, maka pembagian pokok dan margin harus dilakukan secara proporsional merata dan tetap selama jangka waktu angsuran 9 Tidak dikenal pembayaran pokok dulu atau margin dulu, pembayaran angsuran adalah pengurang hutang nasabah. 9 Pada umumnya bank membedakan porsi pokok dan bunga 9 Pembagian dilakukan secara anuitas, yaitu dengan jumlah angsuran yang sama pada awalnya porsi pokok lebih kecil dan porsi bunga lebih besar dan akhir sebaliknya 9 Dimungkinkan untuk membayar bunga dulu, atau membayar pokok saja.

B. Lembaga Keuangan Mikro Syariah

1. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Lembaga keuangan dalam arti luas adalah lembaga perantara dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya dalam bentuk asset keaungan atau tagihannya lebih utama dibandingkan dengan asset non financial atau asset riil. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam berbagai cara yang paling umum adalah mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dan dari masyarakat secara langsung atau dasar tersebut lembaga diklasifikasikan kepada dua jenis lembaga, yakni lembaga keuangan depositori dan lembaga non depositori. Lembaga keuangan depositori ini menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito misalnya giro, tabungan, deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Lembaga yang menawarkan jasa seperti ini adalah bank-bank. Sedangkan yang dimaksud lembaga keuangan non depositori atau sering disebut lembaga keuangan bukan bank yang mana kegiatan usahanya bersifat kontraktual, yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk melindungi penabung terhadap resiko ketidakpastian dan dapat mengelola dana khusus dari klien dan membantu masing-masing pengusaha maupun usaha patungan atau dana mudharabah. Dengan demikian, lembaga ini memerankan tabungan dari mereka dan membantu pegusaha mencari dana untuk mengembangkan bisnis mereka. 33 33 Muhammad, kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2002, h. 91. Lembaga keuangan mikro melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi mikro, antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Definisi lain adalah keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang bersifat profit motif. Atau lembaga ekonomi keuangan syariah non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya. 34 Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah sebuah lembaga ekonomi rakyat kecil, yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. 35 Lembaga Keuangan Mikro Syariah selain berfungsi sebagai Lembaga yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Lembaga ini juga berfungsi sebagai Lembaga Ekonomi yang bertugas meningkatkan kegiatan para pengusaha kecil menyangkut produksi, konsumsi, distribusi barang dan jasa dengan tujuan akhir mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi. Secara konsep Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah suatu lembaga yang didalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus, yaitu: 34 H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 183. 35 Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, Jakarta: PINBUK, 2000, h.1. a. Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti zakat, infak dan sedekah dan lain-lain yang dapat dibagikan atau disalurkan kepada yang berhak dalam mengatasi kemiskinan. b. Kegiatan produktif dalam rangka menciptakan nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber daya manusia. 36 Atas landasan pengertian itu, maka lembaga keuangan Mikro Syariah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya. b. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya. c. Milik bersama masyarakat menengah kebawah dari lingkungan Lembaga Keuangan Mikro Syariah itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Keuangan Mikro Syariah harus dirumuskan secara sederhana sehingga mudah untuk didirikan. Artinya, lembaga keuangan non perbankan ini harus dirumuskan secara sederhana agar dapat ditangani dan dimengerti oleh para nasabah yang sebagian besar berpendidikan rendah. Aturan-aturan dan mekanisme kerja di Lembaga keuangan Mikro Syariah dibuat dengan lentur, efisien dan efektif sehingga memudahkan nasabah untuk memanfaatkan fasilitasnya. Selain itu, kebijakan yang diambil Lembaga Keuangan Mikro Syariah hendaknya terkait dengan kepentingan mendasar 36 Muhammad, kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2002, h. 129. dari para anggota. Hal ini perlu dilaukakan agar pihak-pihak yang terlibat terus termativasi untuk membina dan mnembnagkan lebih lanjut. 37

2. Manajemen Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Bila kita mempelajari literatur manajemen, sesungguhnya manajemen yang diterapkan atau dipakai setiap instansi bahkan lembaga keuangan itu hampir memiliki kesamaan tujuan, hanya ada pengembangan-pengembangan tersendiri pada setiap instansi atau lembaga tersebut. Maka dari itu akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian pokok, yaitu pertama, manajemen sebagai proses, kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu. Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya men, money, materials, machines, methods dan market untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dunia sekarang sedang mengalami perubahan yang cepat, 15 tahun dari sekarang lingkungan sosial dan struktur sosial ekonomi dunia diperkirakan akan berubah dan berbeda bila dibandingkan dengan yang pernah kita alami diakhir abad 20. Demikian pula strategi, struktur dan sistem manajemen organisasi bisnis 37 PINBUK, Peraturan Dasar dan Contoh AD-ART BMT, Jakarta: PINBUK, 2000, h. 184. termasuk lembaga keuangan yang harus mengantisipasi dan menyesuaikan perubahan yang terjadi dan berjalan sangat cepat. Dalam menghadapi globalisasi, manajemen Lembaga Keuangan Mikro Syariah dituntut untuk melakukan strategi manajemen, yaitu: a. Meningkatkan daya saing lewat peningkatan Sumber Daya Manusia SDM b. Reformasi c. Effisiensi d. Dinamis. 38 Disamping strategi manajemen diatas, manajemen Lembaga Keuangan Mikro Syariah haruslah professional dan Islami, yakni: 1. Administrasi keuangan, pembukuan dan prosedur ditata dan dilaksaakan dengan sistem akutansi sesuai dengan standar akutansi Indonesia iang disesuiakan dengan prinsip-prinsip syariah. 2. Aktif, berprakarsa, proaktif, menemukan masalah, menganalisa masalah dengan tajam, dan menyelesaikan masalah dengan bijak, bijaksana, yang “memenangkan semua pihak” 39 Karena Lembaga Keuangan Mikro Syariah masih belum berkembang secara merata, maka pendekatan pemantapan atau pengembangan dalam menghadapi globalisasi dapat ditempuh: 38 Soeharto Prowirokusumo, Mengembangkan Strategi Ekonomi, Jakarta: 1998, h. 89. 39 PINBUK, BMT sebagai Alternative Model lembaga keuangan Mikro, Jakarta: PINBUK, h. 12. a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM anggota Lembaga Keuangan mikro syariah serta pengelolaanya lewat pendidikan, pelatihan dan magang kewirausahaan sehingga meningkatkan managerial dam leadership-nya. b. Melakukan kemitraan untuk memepercepat alih dan penguasaan manajemen, tekhnologi dan akses pasar. c. Penciptaan alam yang kondusif dan pengembangan infrastuktur oleh pemerintahan. Dengan peningkatan tersebut diharapkan akan mempercepat peningkatan produktivitas, profesionalisme, dan efisiensi usaha. 40

3. Peran Lembaga Keungan Mikro Syariah

Lembaga keuangan Mikro Syariah dilihat dari berbagai fungsinya merupakan lembaga intermediasi keuangan antara pemilik dana surplus unit dan peminjam deficit unit. Lembaga Keuangan Mikro Syariah beroperasi berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang pada intinya menerapkan bahwa dana pada dasarnya merupakan salah satu alat produksi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Dan didasari bahwa keterbatasan perbankan dalam melayani usaha Mikro membuahkan peluang yang sangat besar bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah untuk melayani pangsa pasar usaha mikro yang jumlahnya demikian besar. Karena permasalahan yang dihadapi usaha mikro tersebut sangat krusial, diantaranya sulit mengakses dana atau modal, kurangnya pengetahuan dan skill terutama menyangkut 40 Soeharto Prowirokusumo, Mengembangkan Strategi Ekonomi, Jakarta: Sinar Harapan, 1998 aspek-aspek produksi dan sempitnya pasar bagi produk-produk usaha kecil mereka. Dalam situasi sekarang ini, dimana semakin bertambah banyaknya pengusaha kecil, peluang Lembaga Keuangan Mikro Syariah sangatlah berperan besar dan semakin dibutuhkan. Diantara peran Lembaga Keuangan mikro Syariah ini mencoba memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha mikro tersebut, diantaranya dengan menyediakan dana ataupun bantuan modal bagi pengusaha kecil, serta dilanjutkan pada tahap bimbingan dan penyuluhan baik berupa seminar- seminar, lokakarya maupun pelatihan-pelatihan. Namun, peran Lembaga keuangan Mikro Syariah tidak hanya sebatas sampai disitu saja. Setelah usaha mikro dapat berproduksi, maka permasalahan yang akan muncul adalah sulitnya pendistribusian barang. Disinilah Lembaga Keuangan Mikro Syariah mencoba menbantu mencarikan pangsa pasar buat pengusaha mikro tersebut supaya bisa dikenal dan diterima oleh masyarakat, sehingga peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah bisa tercapai dengan maksimal dan tidak terputus ditengah jalan. Maka dari itu dalam tubuh Lembaga Keuangan Mikro syariah dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang memiliki profesional yang tinggi dalam operasionalnya supaya antara Lembaga Keuangan Mikro syariah dengan masyarakat pengusaha mikro dapat melangsungkan hubungan yang saling menguntungkan. Tuntutan profesionalisme tersebut mengharuskan Lembaga Keuangan Mikro syariah bekerja dengan prinsip: a. Dari, oleh dan untuk anggota. b. Keanggotaan berdasarkan kesadaran dan bersifat terbuka. c. Bergerak dalam bidang tabungan dan kredit diantara anggota d. Menyelenggarakan pertemuan secara teratur. e. Menyelenggarakan pendidikan anggota terus menerus. f. Manajemen, pengelolaan lembaga Keuangan Mikro Syariah bersifat terbuka. 41

4. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Pembentukan lembaga keuangan mikro syariah sebagai lembaga ekonomi rakyat yang tidak memakai sistem bunga adalah sebagai manifestasi ibadah yang ditujukan untuk dapat direalisasikan kegiatan-kegiatan ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat khususnya para pengusaha kecil. b. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan kepada para pengusaha kecil yang membutuhkan dana. c. Membebaskan umat pengusaha kecil dari cengkraman bunga dan rentenir. d. Meningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, disamping meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan umat Islam. e. Menghimpun dana umat Islam yang selama ini enggan untuk menyimpan dananya uangnya di bank-bank atau lembaga keuangan konvensional. f. Dan tujuan lainnya yang mengarah kepada perbaikan ekonomi umat Islam. 41 Baihaqi Abd. Madjid, Saifuddin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistem Syariah, Jakarta: PINBUK, 2000, h.225. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka Lembaga Keuangan Mikro Syariah harus menjalankan fungsinya, yaitu: a. Dalam pemasaran, mencari dan menganalisa proyek-proyek pembiayaan pengusaha kecil bawah dan mikro, mengadministrasikan perkembangan proyek- proyek tersebut dengan segala aspeknya. b. Menerima dan mengendalikan dana yang diterima dari berbagai sumber dana. c. Mencari dan bekerjasama dengan nasabah penabung dan nasabah pembiayaan. d. Mencari dan memasukkan dana titipan ZIS pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah e. Melakukan proses akutansi pelaporan peneriamaan dan pemanfaatan ZIS f. Memanfaatkan dana ZIS dan melakukan pembinaan dan pengembangan mustahik. g. Pembinaan dan pengawasan internal Lembaga keuangan Mikro Syariah. h. Menyempurnakan dan memperkuat Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah, salah satu caranya yaitu bekerjasama dengan lembaga Keuangan mikro Syariah lain, baik dari segi permodalan, sistem ataupun metodenya. 42 Secara umum, LKMS bertujuan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan usaha ekonomi umat dan masyarakat pada umumnya. Sedang secara khusus bertujuan: 42 Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Usaha Kecil P3UK, Pendidikan Dan Pelatihan BMT, Diktat, h. 5. a. Memecahkan bersama kebutuhan modal yang dihadapi warga, selaku pengusaha mikro sebagai bagian dari pelaku ekonomi negeri ini. b. Membantu memecahkan kebutuhan dana mendesak yang sering kali dihadapi warga, sehingga dapat menghindarkan mereka dari rentenir dengan bunga yang tinggi.

BAB III GAMBARAN UMUM BMT HUSNAYAIN

A. Sejarah Singkat BMT Husnayain