5.2. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi USU tahun 2010, diperolah data yang merupakan keadaan nyata
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 orang mahasiswa. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat
dijabarkan sebagai berikut :
5.2.1. Sikap Mahasiswa Tentang Penyakit Hepatitis B di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Awalnya ada 6 soal yang dibuat untuk mengukur sikap mahasiswa mengenai penyakit hepatitis B, namun setelah dilakukan uji validitas ternyata hanya 3 soalan
yang valid. Lalu dilakukan uji validitas ulang dengan penambahan 4 pertanyaan yang baru menjadikan kesemuanya 7 pertanyaan, dan didapatkan 5 pertanyaan yang valid.
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan sikap mahasiswa mengenai penyakit hepatitis B secara keseluruhannya tampak tiada perbedaan yang nyata antara sikap
baik yaitu sebanyak 50 dengan sikap sedang yaitu sebanyak 48 dan hanya 2 saja yang memperoleh sikap kurang. Oleh itu dapat disimpulkan bahwa mahasiswa di
Fakultas Kedokteran Gigi USU memiliki sikap baik dan sedang tentang penyakit hepatitis B.
Berdasarkan tabel 5.4 pula diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki sikap baik 53, lebih tinggi berbanding jenis kelamin perempuan 48.5. Menurut
suatu penelitian yang telah dilakukan menyimbulkan bahwa walaupun terdapat perbedaan hasil sikap yang diperoleh namun perbedaan yang didapatkan itu tidak
bermakna antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan Atmosukarto, 1991.
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa angkatan 2006 memiliki sikap baik yang paling tinggi 67 berbanding angkatan yang lain. Hal ini mungkin disebabkan
mahasiswa angkatan 2006 yang masih baru menjalani kepaniteraan klinik masih
Universitas Sumatera Utara
mengingat tentang pelajaran mengenai penyakit hepatitis B berbanding angkatan lain yang mungkin sudah mulai lupa dengan pelajaran mengenai penyakit hepatitis B.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 97 mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa vaksinasi hepatitis B perlu karena pemakaian sarung tangan sahaja
tidak mencukupi sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien dan pemakaian sarung tangan perlu karena vaksinasi hepatitis B sahaja tidak mencukupi sebagai
pelindung diri sewaktu memeriksa pasien. Hal ini sangat bertepatan sebagai pencegahan yang paling tuntas daripada terinfeksi dengan VHB sewaktu memeriksa
pasien. Hasil penelitian yang telah dijalankan menunjukkan bahwa vaksinasi hepatitis B tidak dapat sepenuhnya mencegah seseorang daripada terinfeksi dengan VHB. Oleh
itu, diperlukan tindakan pencegahan lain yaitu dengan pemakaian sarung tangan sewaktu memeriksa pasien bagi terhindar dari terinfeksi dengan VHB sepenuhnya
WHO, 2001. Sikap baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang
dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan
selama hidupnya. Sikap tidak terlepas dari pengaruh interaksi manusia dengan yang lainnya.
Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi akan memegang peranan penting. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus,
proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan yang baik diharapkan akan menimbulkan sikap yang baik pula. Melalui hasil penelitian ini, walaupun tidak dilakukan penelitian tentang pengetahuan
namun, ternyata sikap baik dan sedang diperoleh setelah mahasiswa terpapar dengan penyakit hepatitis B melalui proses perkuliahan yang telah dijalani ditambah dengan
pengalaman yang diperoleh sepanjang menjalani kepaniteraan klinik.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Tindakan Mahasiswa Tentang Penyakit Hepatitis B di Fakultas Kedokteran Gigi USU