5.2.2. Tindakan Mahasiswa Tentang Penyakit Hepatitis B di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Pada tabel 5.7 diperoleh sebagian besar mahasiswa memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 41 orang 82 dan tidak ditemukan mahasiswa yang memiliki
tindakan yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari bahwa sewaktu memeriksa pasien, pencegahan primer mestilah dilakukan supaya terhindar
dari terinfeksi dengan HBV seterusnya menghasilkan tindakan yang baik tentang penyakit hepatitis B.
Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh bahwa jenis kelamin perempuan bertindak dengan kategori baik 85 lebih tinggi berbanding jenis kelamin laki-laki 76.
Walaupun jenis kelamin laki-laki menunjukkan sikap baik yang tinggi berbanding jenis kelamin perempuan namun, ini menunjukkan bahwa tidak semua sikap yang
baik akan menghasilkan tindakan yang baik. Tabel 5.9 pula menunjukkan bahwa angkatan 2002 dan 2003 bertindak
dengan kategori baik 100 berbanding dengan angkatan lain. Hal ini mungkin disebabkan pengalaman angkatan 2002 dan 2003 yang lebih lama di bidang
kepaniteraan klinik menyebabkan mereka lebih terampil dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit hepatitis B berbanding angkatan lain yang masih
kurang berpengalaman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa paling banyak mahasiswa bertindak
dengan benar pada penukaran gelas berkumur yang baru 98 dan tidak ada perbedaan yang ketara antara kesemua tindakan yang dilakukan kecuali tindakan
mendapatkan vaksinasi hepatitis B yaitu dengan hanya 68 sahaja mahasiswa yang sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis B sebelum mereka menjalani kepaniteraan
klinik. Hal ini perlu dipandang serius karena mahasiswa yang belum mendapatkan
vaksinasi hepatitis B 32 berada dalam resiko yang sangat tinggi untuk terinfeksi dengan VHB sewaktu menjalani kepaniteraan klinik. Walaupun vaksinasi hepatitis B
Universitas Sumatera Utara
tidak sepenuhnya mencegah dari terinfeksi dengan VHB namun setidaknya dapat mengurangi resiko untuk tertular VHB sewaktu mereka menjalani kepaniteraan
klinik.
5.2.3. Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Terhadap Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Pada tabel 5.11 diperoleh bahwa daripada jumlah mahasiswa yang memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 25 orang, hanya didapatkan 21 orang sahaja yang
memiliki tindakan baik selebihnya 4 orang memiliki tindakan sedang. Hal ini disebabkan tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap
menjadi perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Tetapi tidak selalu orang yang berpengetahuan dan sikap yang
baik langsung melakukan tindakan yang benar dalam kehidupan. Hal ini mungkin dikarenakan mereka masih ragu dalam tindakan yang dilakukan Notoadmodjo,
2003. Walaubagaimanapun, penelitian ini masih banyak kekurangannya. Desain
penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional studi menyebabkan peneliti tidak dapat melihat perkembangan sikap dan tindakan mahasiswa dari waktu
mahasiswa mulai mengikuti kepaniteraan klinik sehingga mereka tamat. Selain itu, sampel pada penelitian ini yang berjumlah 50 orang juga tidak mampu untuk
mewakili jumlah keseluruhan mahasiswa yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik yaitu seramai 284 orang mahasiswa. Pertanyaan sikap dan tindakan perlu ditambah
agar hasilnya lebih reliabel dan sewajarnya peneliti menilai sendiri tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa melalui observasi dan bukan dinilai hanya melalui
kuesioner sahaja untuk mengelakkan daripada berlakunya penipuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan