Agen Penyebab Epidemiologi Transmisi

2.3. Hepatitis B 2.3.1. Definisi Menurut Sanityoso 2006, hepatitis B diartikan sebagai penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh VHB. Hepatitis B yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B akut manakala hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis B kronis. Penyakit hepatitis B juga didefinisikan sebagai infeksi yang disebabkan oleh VHB yang menyerang hati dan bisa mengakibatkan infeksi akut atau kronik WHO, 2009

2.3.2. Agen Penyebab

Menurut Sanityoso 2006, sifat-sifat agen penyebab bagi penyakit ini adalah seperti berikut: • Virus hepatitis B VHB • Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae • Terdiri atas 6 genotipe A sampai H, terkait dengan derajat beratnya dan respon terhadap terapi • 42nm partikel sferis dengan : - Inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27nm - Selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7nm • Inti VHB mengandung, ds DNA partial 3,2 kb dan: - Protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase - Antigen hepatitis B core HbcAg, merupakan protein struktural - Antigen hepatitis B e HbeAg, protein non-struktural yang berkorelasi secara tidak sempurna dengan replikasi aktif VHB. • Selubung lipoprotein VHB mengandung: - Antigen permukaan hepatitis B HbsAg, dengan tiga selubung protein; utama, besar dan menengah Universitas Sumatera Utara - Lipid minor dan komponen karbohidrat - HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22nm atau tubular. • Satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman protein HbsAg. • Virus VHB mutan merupakan konsekuensi kemampuan proof reading yang terbatas dari reverse transcriptase atau munculnya resistensi. Hal tersebut meliputi: - HbeAg negatif mutasi precorecore - Mutasi yang diinduks i oleh vaksin VHB - Mutasi YMDD oleh karena lamivudin. • Hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya.

2.3.3. Epidemiologi

Menurut Sanityoso 2006, masa inkubasi bagi virus hepatitis B adalah 15- 180 hari dan rata-rata sekitar 60-90 hari. Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut. Sebanyak 1-5 dewasa, 90 neonatus dan 50 bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati Atmosukarto, 1991. VHB ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, dan cairan tubuh lain Ganem dan Prince, 2004.

2.3.4. Transmisi

Menurut World Health Organization WHO, 2001, VHB dapat tersebar melalui darah yaitu di kalangan penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan atau pekerja yang terpapar dengan darah. Selain itu, dapat juga melalui cairan tubuh, aktivitas seksual atau melalui penetrasi jaringanperkutan atau permukosa: tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis yang terkontaminasi, Universitas Sumatera Utara penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik, atau penggunaan sikat gigi bersama. Transmisi maternal-neonatal juga dapat menularkan virus hepatitis B ini dan sampai sekarang masih tidak ditemukan bukti penyebaran melalui fekal-oral.

2.3.5. Manifestasi Klinis

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

1 97 51

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Penularan Dan Pencegahan Hepatitis B

5 42 76

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Terhadap Prosedur Penggunaan Radiografi Dental Dalam Melakukan Perawatan Gigi

2 85 44

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

4 58 63

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

9 104 47

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 13

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 14

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 1 4