dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sukirno,
2004 : 10 . Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan. Hasil pertumbuhan ekonom tersebut harus dapat dinikmati
masyarakat sampai ke lapisan yang paling bawah. Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana untuk mengupayakan teerciptanya pemerataan
kesempatan dan pembangunan hasil-hasilmya dengan lebih merata. Bila pembangunan dan hasil—hasilnya tersebut telah terdistribusi secara merata maka
daerah-daerah yang miskin, tertinggal, dan tidak produktif akan menjadi produktif yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
2.6.2. Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun ke tahun tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto PDB . PDB yaitu seluruh nilai tambah yang
dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu domestik tertentu. Perubahan nilai PDB akan menunjukkan
perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Selain PDB, dalam suatu negara dikenal juga ukura PNB Produk
Nasional Bruto serta pendapatan nasional NI. Adapun konsep perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam suatu periode
Rahardja , 2001 : 178 yaitu : Gt =
1 1
− −
− PDBRt
PDBRt PDBRt
x 100 Dimana:
Universitas Sumatera Utara
Gt : Pertumbuhan ekonomi periode t tahunan PDBRt : Produk Domestik Bruto Rill periode t berdasarkan harga
konstan PDBRt-1 : PDBR satu tahun sebelumnya.
Jika interval waktu lebih dari satu periode maka perhitungan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan
eksponensial. PDBRt = PDBRo 1+r²
Dimana : PDBRt : PDBR periode t
PDBRo : PDBR periode 0 r : tingkat pertumbuhan
t : jarak periode Untuk menghitung besarnya pendapatan nasional atau regional, maka
ada 3 metode pendekatan yang dipakai : a. Pendekatan Produksi production approach
Metode ini dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan sektor ekonomi produktif dalam wilayah suatu negara secara
matematis Rahardja, 2001 : 180 : NI = P
1
Q
1
+P
2
Q
2
+ ......... + P
n
Q
n
Dimana : NI : PDB Produk Domestik Bruto
P
1
,P
2
,.......,P
n
: Harga satuan produk pada satuan masing-masing sektor ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Q
1
,Q
2
,.......,Q
n
: Jumlah produk pada satuan masing-masing sektor ekonomi.
Yang dipakai hanya nilai tambah broto saja agar dapat menghindari adanya perhitungan ganda.
b. Pendekatan Pendapatan Income Approach Metode ini dihitung dengan menjumlah besarnya total pendapatan atau
balas jasa setiap faktor-faktor produksi. Secara matematis Rahardja, 2001 : 181 Y = Y
w
+ Y
r
+ Y
i
+ Y
p
Dimana Y : Pendapatan nasional
Y
w
: Pendapatan upah atu gaji Y
r
: Pendapatan sewa Y
i
: Pendapatan bunga Y
p
: Pendapatan laba atau profit
c. Pendekatan Pengeluaran Consumption Approach Metode ini dihitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang
dilakukan berbagai golongan pembeli dalam masyarakat. Secara matematis Rahardja, 2001: 182
Y = C + I + G + X - M Dimana :
Y : PDB Pendapatan Domestik Bruto C : Pengeluaran rumah tangga konsumen untuk konsumsi
I : Pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk investasi
Universitas Sumatera Utara
X-M : Ekspor netto atau pengeluaran rumah tangga luar negeri Yang dihitung hanya transaksi-transaksi barang dan jasa, untuk
menghindari adanya perhitungan ganda.
2.6.3.Beberapa Teori Pertumbuhan ekonomi a. Teori Klasik
Teori Klasik ini dipelopori oleh Adam Smith mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Penduduk makin
bertambah begitu juga dengan produk nasional. Semakin bertambah penduduk semantara jumlah lahan tidak bertambah sehingga mulai dirasakan tanahlahan
saemakin sempit. Sehingga pekerja baru akan mendapat lahan yang semakin kecil untuk digarap. Pada saat seperti ini barulah berlaku konsep the law of diminishing
returns. Menurunya rasio antara jumlah pekerja dan dan lahan yang tersedia akan menimbulkan penurunan marginal produk sehingga akan menurunkan upah riil.
Teori Pertumbuhan klasik juga mengemukakan keterkaitan antra
pendapatan perkapita dan jumlah penduuduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori ini menyatakan hal-hal sebagai berikut:
• Ketika produksi marginal lebih tinggi daripada pendapatan perkapita,
jumlah penduduk masih sedikit dan tenaga kerja masih kurang. Maka pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja dan menaikkan
pertumbuhan ekonomi. •
Ketika produk marginal makin menurun, pendapatan nasional semakin naik tetapi dengan kecepatan yang lambat. Maka pertambahan penduduk
Universitas Sumatera Utara
akan menambah tenaga kerja, tetapi pendapatan perkapita turun dan pertumbuhan ekonomi masih ada meskipun kuantitasnya semakin kecil.
• Ketika produksi marginal nilainya sama dengan pendapatan perkapita,
artinya nilai pendapatan perkapita mencapai maksimum dan jumlah penduduk optimal jumlah penduduk yang sesuai dengan keadaan suatu
negara yang ditandai dengan pendapatan perkapita mencapai maksimum. Sehingga pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak
baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut kaum klasik berlakunya hukum the law of diminishing returns
menyebabkan tidak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan justru akan menurunkan tingkat output nasional. Tetapi pertambahan
tenaga kerja diikuti dengan pertambahan produk akan terjadi apabila pertambahan tenaga kerja diikuti dengan pertambahan modal. Kondisi ini secara grafik dapat
dijelaskan sebagai berikut Sumber: Lincolin Arsyad, 1999: Total Produk Nasional
Q3
Q1 Q2
TP2 TP 1
Tk 1
Gambar 2.1. Kurva Penduduk Optimum
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: •
Kurva TP
1
menunjukkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dengan tingkat output nasional. Kondisi optimal akan tercapai jika jumlah tenaga
kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah Tk
1
, dan jumlah produk nasional Q
1
. Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi Tk
2
, produk nasional tidak bertambah tapi justru berkurang menjadi Q
2
. •
Pertambahan jumlah tenaga kerja menjadi Tk
2
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bila diikuti dengan pertambahan barang modal
sehingga produk nasional dapat mencapai Q
3
.
b. Teori Neo Klasik