4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap capital flight.
1.4. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Menambah, melengkapi sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.
2. Sebagai referensi dan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya
dengan topik yang sama. 3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa ekonomi khususnya mahasiswa departemen Ekonomi
Pembangunan. 4.
Dapat digunakan sebagai masukan yang berguna bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Capital Flight 2.1.1. Pengertian Capital Flight
Universitas Sumatera Utara
Definisi mengenai capital flight belum ada yang diterima secara umum, meskipun secara teoritis telah banyak diperbincangkan. Capital Flight merupakan
suatu fenomena yang kompleks, pada dasarnya tidak dapat secara tepat di observasi. Namun sampai saat ini belum ada defenisi capital flight yang dapat
diterima secara umum. Tetapi beberapa tahun ini penggunaan kata capital flight sering dikaitkan pada negara-negara sedang berkembang, dimana terjadi sejumlah
besar modal keluar capital outflow yang diiringi oleh adanya peningkatan hutang luar negeri. Diartikan sebagai capital flight kertena pada umumnya modal
di negara sedanmg berkembang kurang langka, maka arus modal keluar dapat berarti menghilangkan potensi sumber daya modal yang tersedia, serta pada
gilirannya menghilangkan pula potensi pertumbuhan ekonomi. Banyak pendapat dari para ahli yang mengemukakakn masalah capital
flight dianntaranya adalah Mohin Khan-Ulhaque 1987:3, Cuddington 1986, Dooley 1988, Bank Dunia dan Susanne Erbe 1985, Morgan Guaranty Trust
Company 1986, dan Cline 1987. Masing-masing ahli menggunakan konsepnya sendiri dalam membahas dan menunjukkan tentang konsep capital flight dan
besarnya tingkat capital flight disuatu negara. Istikomah, 2003. Dari berbagai pendapat tersebut capital flight dperkenalkan sebgai arus
modal keluar yang normal, di pihak lain capital flight merupakan aliran modal keluar yang murni terjadi seperti trade misinvoicing transaksi ilegal. Seperti
yang dikemukakan oleh Mohsin Khan-Ulhaque yang mendefenisikan capital flight sebagai semua arus modal keluar capital outflow dari negara sedang
berkembang dengan tidak memperhatikan latar belakang keluarnya modal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa startegi telah digunakan oleh para ekonom untuk dapat membedakan antara capital flight dengan capital outflow. Salah satunya adalah
mengindentifikasikan capital flight sebagai sesuatu yang ilegal dan capital outflow sebagai sesuatu yang legal. Selain itu capital flight didefinisikan sebagai
sesuatu yang tidak tercatat atau dilaporkan seperti penyelundupan modal dan capital outflow sebagai sesuatu yang dilaporkan. Asumsinya adalah bahwa capital
flight adalah suatu kesatuan yang berbeda dapat diidentifikasikan dan pemerintah mampu mengontrol modal tersebut. Dalam hal ini terjadinya capital flight
menyebabkan pemerintah kehilangan pendapatannya. Sedangkan capital outflow merupakan sesuatu yang diharapkna terjadi dan wajar dalam perekonomian
terbuka. Strategi yang lainnya tidak membuat perbedaan pada keduanya, tetapi
cukup kepada capital flight diartikan sebagai residual, atau capital outflow bersih yang tidak tercatat. Asumsinya adalah bahwa capital flight itu ikut terbawa
bersamaan dengan adanya capital outflow. Beja Jr, 2005. Untuk semakin jelasnya para ahli menggunakan tiga kriteria yang
membedakan antara capital flight dengan capital outflow, diantarnya adalah : berdasarkan volume, motif, dan arah aliran modal Deplpler dan Williamson
1987;Gordon dan Levine 1989 dalam Beja Jr, 2005.
a. Capital Outflow dalam kriteria volume
Dalam batasan volume, capital outflow dapat dikatakan normal maupun tidak normal abnormal. Dikatakan normal apabila ditunjukkan oleh diversifikasi
portofolio. Dalam perbedaannya dengan abnormal capital outflow ditunjukkan
Universitas Sumatera Utara
oleh aliran modal keluar yang tiba-tiba dalam jumlah besar dan terjadi sebagai akibat kondisi ekonomi yang tidak diharapkan, jadi abnormal capital outflow
inilah yang disebut sebagai capital flight. Sebagai contoh, ketika pemilik modal memperkirakan akan terjadi kondisi yang tidak menguntungkan serta
perubahan drastis dalam kebijakan ekonomi, mereka akan menarik modalnya keluar dalam jumlah besar yanng tampak dalam peningkatan capital outflow.
b. Capital Flight dalam batasan motif
Dalam hal motif, capital outflow terjadi karena pemilik modal dalam negeri mencari tempat aman untuk return modalnya, misalnya pembayaran
pajak ataupun niat untuk mengelabui pemerintah seperti pengaturan terhadap perpindahan modal dan valuta asing. Mengamankan modal keluar negeri yang
lebih memberikan return yang lebih abik merupakan capital outflow yang normal, namun niat untuk mengelabui pemerintah dan menghindari
pembayaran pajak tersebut yang dinamakn abnormal abnormal capital outflow atau disebut dengan capital flight.
Menurut Dooley 1986 dalam Beja Jr, 2005 mengemukakan pendapatnya bahwa capital flight dimotivasi oleh keinginan pemilik modal
untuk memperoleh pendapatan dari aset finansial diluar kontrol pemerintah di dalam negeri. Resiko abnormal seperti dalam pendekatan sebelumnya
Deppleer-Williamson tidak cukup untuk mendefenisikan capital flight tetapi harus terdapat suatu inkonsistensi antara tindakan pemilik modal dan
laporannya kepada pemerintah. Jadi meurut Dooley setiap perpindahan modal yang masih tercatat ataupun dilaporkan itu merupakan normal capital outflow
Universitas Sumatera Utara
demikian juga apabila pperpindahan modal tersebut tidak dicatat ataupun tidak dilaporkan itulah yang dinamakan capital flight.
c. Arah dari aliran modal Kategori yang ketiga adalah arah dari aliran modal. Ketika aliran modal
didominasi oleh arus modal keluar terdapat ketidaknormalan yang mana dapat disebabkan oleh krisis ekonomi dimana resiko menanam modal sangat tinggi
juga terdapat ketidakpastian dari kebijakan pemerintah. Inilah yang disebut dengan capital flight.
Aliran modal dapat berupa inflow dan outflow, yang dapat terjadi baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang yang dilakukan oleh
penduduk di dalam negeri di kedua kategori negara tersebut. Aliran modal keluar yang terjadi di negara sedang berkembang inilah yang sering disebut
dengan capital flight dimana sering terjadi ketidakpastian ekonomi dan kebijakan pemerintah dan juga modal di negara sedanng berkembang adalah
langka. Berbeda dari kategori yang dijelaskan di atas ahli ekonomi yang lain
memperkenalkan capital flight sebagai residual atau capital outflow bersih yang tidak tercatat Erbe 1985: Guaranty 1986; World Bank 1985 dalam
Beja Jr. 2005. Residual ini berarti apa yang tidak tercatat dari arus modal masuk dan transaksi cadangan devisa dianggap merupakan residual.
Selain itu Cuddington mendefenisikan capital flight sebagai capital outflow yang berupa “hot money” yaitu berupa capital outflow dalam jangka
pendek yang bersifat spekulatif sebagai respon yang cepat terhadap krisis keuangan dan politik, pajak yang tinggi, devaluasi dan juga inflasi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Nilai Tukar Kurs 2.2.1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah