Teori Kuantitas Teori Keynes Tingkat Suku Bunga

2.3.3. Teori Mengenai Inflasi

Secara garis besar terdapat tiga kelompok yang mengemukakan masalah inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi.

a. Teori Kuantitas

Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari: 1. Jumlah uang yang beredar Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar baik penambahan uang kartal maupun penambahan uang giral. Tanpa ada kenaikan jumlah uang beredar, kejadian seperti, misalnya, kegagalan panen, hanya akan menaikkan harga-harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, walau apapun yang menyebabkan kenaikan harga tersebut. 2. Ekspektasi masyarakat Laju inflasi ditentukan oleh penambahan jumlah uang beredar dan oleh psikologi harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dim masa mendatang

b. Teori Keynes

Teori keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya yang menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi, menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rejeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian lebih dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya menyebabkan Universitas Sumatera Utara permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang stersedia timbul apa yang disebut dengan inflationary gap.

c. Teori Strukturalis

Teori ini adalah mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara- negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada kekakuan dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori ini juga disebut teori inflasi jangka panjang karena menyertai sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekuatan struktur ekonomi. Menurut teori ini ada kekakuan dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi, yaitu : 1. Kekakuan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kekakuan ini disebabkan oleh harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut kurang menguntungkan dan supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif terhadap kenaikan harga. Akibatnya negara tersebut terpaksa mengambil kebijaksanaan pembangunan yang menekankan pada penggalakan produksi dalam negeri dari barang yang sebelumnya di impor, meskipun seringkali produksi dalam negeri memiliki ongkos produksi yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih rendah sehingga mengakibatkan harga menjadi lebih tinggi dan inilah yang menyebabkan inflasi. 2. Kekakuan dari produksi bahan makanan dari dalam negeri, dimana produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan penghasilan perkapoita, sehingga harga-harga bahan Universitas Sumatera Utara makanan di dalam negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Akibatnya timbul tuntutan dari para karyawan utnuk memperoleh gaji sehingga mengakibatkan kanaikan ongkos produksi yang berarti pula kenaikan harga dari barang-barang yang pada akhirnya menyebabkan inflasi.

2.3.4. Dampak Inflasi

Adapun dampak inflasi antara lain : a. Dampak terhadap pendapatan equity effect Inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari orang-orang yang berpendapatan tetap yaitu daya beli mereka makin lama makin berkurang. Nilai riil kekayaan berupa uang akan turun di masa inflasi oileh karena golongan masyarakat yang menabung uang mereka di Bank atau meminjamkannya kepada oranglain akan mengalami kerugian. b. Dampak terhadap Efesiensi efficiency effect Inflasi dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan akan suatu barang tertentu mengalami kenaikan yang besar terhadap barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut. Kenaikan inilah yang pada akhirnya akan merubah pola alokasi faktor-faktor produksi yang sudah ada. c. Dampak terhadap output output effect Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini, inflasi memiliki dua kemungkinan pengaruh terhadap output. Kemungkinan dapat bersifat positif atau sebaliknya negatif. Dampak positifnya adalah inflasi dapat mendorong peningkatan output selama masih dalam batas wajar di bawah 5. Sedangkan dampak negatif, inflasi dapat mematikan industri dan mengurangi output apabila laju inflasi sudah melampaui dua digit diatas 10 .

2.4. Tingkat Suku Bunga

Menurut Wardane 2003 dalam Prawoto dan Avonti 2004, suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Menurut Samuelson dan Nordhaus 1995:197 dalam Wardane, suku bunga adalah biaya untuk meminjam uang, diukur dalam Dolar per tahun untuk setiap Dolar yang dipinjam. Menurut Keynes, dalam Wardane 2003, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang ditentukan dalam pasar uang. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya, sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akanmenderita capital loss atau gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Dalam Kamus Akuntansi 1996:69, disebutkan bahwa Interest bunga, kepentingan, hak merupakan: [1] beban atas penggunaan uang dalam suatu periode, dan [2] suatu pemilikan atau bagian kenyataan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber daya. Unsur-unsur di dalam tingkat suku bunga, meliputi : 1. Syarat jatuh tempo Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga angka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek. 2. Risiko Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko, sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan tagihan-tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan, oleh kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan yang kondisinya baik. Sedangkan investasi yang Universitas Sumatera Utara berisiko mempunyai peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi pada perusahaan yang hampir bangkrut. 3. Likuiditas Aktiva akan disebut “likuid“ apabila dapat ditukarkan dengan kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit. Sebagian besar surat berharga, termasuk saham biasa, obligasi perusahaan dan pemerintah, dapat diukur dengan kas secara cepat mendekati nilai sekarangnya. Aktivaaktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik. 4. Biaya-biaya administrasi Waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Pinjaman dengan biaya administrasi yang tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 persen per tahun lebih besar dari tingkat bunga lainnya.

2.5. Sertifikat Bank Indonesia SBI